Saat memikirkan masa depan, banyak orang lupa memasukkan variabel
keterbatasan masa depan. Apakah masih tersedia udara bersih, air bersih, sumber
energi berbasis fosil? Sesungguhnya masa depan kita adalah masa depan yang penuh
keterbatasan. Padahal, tugas pemimpin adalah berinovasi, namun tantangannya
adalah masa depan yang SDA, dana, waktu, dan energinya penuh dengan
keterbatasan. Maka, diperlukanlah suatu rumusan untuk tetap melakukan inovasi
dalam suasana hemat, yang biasa disebut frugal
innovation.
Charles Leadbeater (2014) dalam
bukunya The Frugal Innovator menyebutkan sepuluh karakteristik Frugal Inovator.
1.
Bertanya tentang sesuatu yang tidak mungkin (Ask for What is Impossible)
Frugal Inovator selalu mengajukan pertanyaan yang seolah terdengar
bodoh, bahkan terdengar gila. Pertanyaannya di luar pemikiran konvensional. Charlie Paton bertanya apakah mungkin membuat air bersih dari
udara dengan hanya menggunakan tenaga matahari. Ralph Bistany bertanya apakah
mungkin menciptakan sekolah dimana anak-anak mengajar diri mereka sendiri.
Gyanesh Pandey bertanya apakah mungkin bagi yang orang paling miskin untuk
mendapatkan listrik dari sampah yang mereka buang setiap hari. Madhav Chavan
ingin tahu bagaimana membuat anak bisa sekolah dengan biaya hanya $10 per
tahun.
2.
Hadapi krisis, bergerak di posisi marjinal (Thrive on Crisis, Work in Margins)
Frugal inovator muncul saat terjadi krisis yang mengancam
kelangsungan hidup mereka. Ancaman bagi eksistensi ini memicu respon radikal. Singapura merancang sistem daur ulang airnya karena, kalau
tidak melakukannya Singapura akan mengalami kekeringan dan penjatahan air. Krisis melahirkan rasa urgensi dan kesamaan tujuan. Pendekatan
konvensional, yang biasanya berhasil dalam kondisi normal, harus dibuang. Frugal
inovator juga sering mulai dari area marjinal, ceruk yang diabaikan oleh
perusahaan besar dan pemerintah. Mereka tidak bergabung dengan kekuatan besar yang
memiliki banyak sumber daya. Mereka berada di pinggiran, sehingga memberi
mereka sudut pandang yang memungkinkan mereka melakukan hal yang baru.
3.
Welcome constraints
Frugal Inovator menyambut kendala. Ia tidak membenci
hambatan. Hambatan menjadi pendorong inovasi radikal. Kendala diubah menjadi
manfaat. Frugal inovasi seperti aikido, seni bela diri yang intinya menggunakan
gerakan, kekuatan, bahkan berat badan lawan untuk mengalahkannya. Inovasi
tradisional biasanya dimulai dengan membebaskan inovator dari kendala, memberi
mereka waktu, uang, dan tempat untuk membayangkan masa depan dan merancang
sesuatu. Tapi frugal inovator bekerja dengan cara yang sama sekali berbeda.
Hambatan yang ekstrim justru mendorong kreativitas mereka. Kang Yoto,
Bupati Bojonegoro memasang spanduk 'Selamat datang Banjir', karena ia berhasil
memanfaatkan air banjir untuk mengatasi kekeringan di wilayah lainnya.
4.
Learn to be Lean
Frugal Inovator selalu bertanya: apakah ini bisa dilakukan
dengan cara yang lebih ramping, dengan sumber daya yang lebih sedikit tanpa menghabiskan
energi besar? Proses perampingan berusaha mendekatkan pembuatan keputusan dengan
ujung akhir proses, misalnya pelanggan di toko, di kelas, di tempat tidur
pasien. Semakin banyak birokrasi, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengambil keputusan dan semakin banyak waktu dan sumber daya lain terbuang. Frugal
inovastor terus berupaya menghapus setiap keterlambatan, pengalihan, dan segala
bentuk kesia-siaan.
5.
Simplify
Frugal Inovator bertanya bagaimana produknya dapat
disederhanakan dengan cara yang paling elegan dan efektif untuk memfokuskan
sumber daya pada hanya sesuatu yang menghasilkan nilai paling besar bagi
konsumen. Ini berarti benar-benar memahami apa yang penting bagi
konsumen dan berfokus pada fitur utama. Produk didesain ulang sehingga bisa
menghilangkan kebutuhan akan panduan detil, pengetahuan khusus, dan kondisi
khusus. Kesederhanaan bukan hanya tentang membuang fitur dari
produk yang kompleks. Sebuah produk baru dapat terasa sederhana jika mudah
digunakan, seperti semprotan oksitosin yang berbentuk aerosol. Alarm asap adalah solusi sederhana, berbiaya rendah,
terdistribusi, preventif dan solusi hemat bagi tantangan untuk memastikan orang
tidak mati dalam kebakaran. Ini membantu mencegah kebakaran. Mesin pemadam
kebakaran adalah layanan mahal, besar dan layanan spesialis yang sangat penting
dalam keadaan darurat. Kita membutuhkan
lebih banyak solusi alarm asap.
6.
To Create Value, Share it
Frugal inovator menganggap penting aspek sosial dari bisnis
mereka. Mereka membagikan ilmu mereka dengan cara memperlengkapi orang agar
dapat memecahkan masalahnya sendiri. Ia mengejar bentuk organisasi koperasi (do-it-together).
Ia bekerja sama, memberi kesempatan, serta mempekerjakan orang yang berasal dari
masyarakat yang mereka layani. Dari situ mereka mendapatkan akses informal,
bentuk pengetahuan tacit yang sangat berharga.
7.
Waste is Fuel
Frugal inovator mencari solusi yang ramping, simple, biaya
rendah, dan ramah lingkungan. Frugal sistem dalam hal air dan energi harus di
desain agar memenuhi siklus alami, dapat di reuse, recycle, repurpose dan di-remake
berulang-ulang. Maka Frugal inovator akan mengintip ke area limbah. Ia melakukan
‘re’-thinking sehingga mampu menggunakan apa yang sudah ada dengan lebih baik.
8.
Blend, Do Not Invent
Frugal innovators tidak sibuk melakukan 're-inventing the
wheel'. Mereka ahli mencampur dan mengombinasikan solusi. Mereka menciptakan solusi baru dengan teknologi yang tidak
terlalu baru, proven, tried-and-tested, yang mudah di-maintain, sederhana
penggunaannya dan murah. Mereka suka meminjam ide bagus yang sudah ada.
9.
Think Like a Movement
Inovasi akan berdiam di tempat jika tidak disebarkan
sebagai sebuah gerakan massa.
Madhav Chavan menciptakan gerakan pendidikan di India.
Suresh Kumar menciptakan gerakan yang membuat orang men-support dan menemani pasien
yang berada di akhir hidupnya. Singapore memenuhi kebutuhan airnya sendiri
dengan menciptakan gerakan konservasi dan penggunaan air di masyarakatnya. Frugal
inovator memikirkan hal yang akan ia ubah dan membuat gerakan massa untuk
mendukungnya. Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, berhasil membuat gerakan
para PNS di wilayahnya untuk membeli beras dari petani di daerahnya sendiri. Ia
juga membuat gerakan 'Bela Kulonprogo, Beli Kulonprogo'. Semua warganya membeli
batik hanya yang diproduksi Kulonprogo. Tentu saja ini meningkatkan pendapatan
daerah dan ekonomi meningkat.
10.
Innovate New Business Models
Frugal innovator menghabiskan energi besar untuk mengubah
bisnis modelnya. Bagaimana cara mereka menciptakan value, membagikannya
pada konsumen, investor, dan karyawan. Business model innovation adalah hal
penting dalam rangkaian inovasi. Sebuah Rumah sakit jantung di India memiliki bisnis model
yang memampukan mereka memberikan perawatan kelas satu dan operasi gratis pada
pasien tertentu, tanpa mengurangi hak pekerjanya. Misi sosial semacam ini
justru memotivasi para dokter untuk juga menyumbangkan bayarannya saat melayani
pasien tertentu itu.
Bisnis paling kreatif di masa depan akan membuat kita
hidup lebih baik dengan memanfaatkan sumber daya yang makin sedikit. Itulah
pentingnya melatih kemampuan frugal innovation sejak sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar