Posisi manajer kelas menengah memang sering terjepit. Dari
atasan ada bahasa ‘instruksional’. Bahasa memerintah, optimis, dan melambung
tinggi. Dari bawahan selalu ada bahasa ‘argumentatif’. Bahasa alasan, pesimis, penuh
keberatan dan keluhan.
Posisi bumper ini membuat posisi manajer menengah menjadi
posisi yang sulit dan makan hati. Ia harus bisa menerjemahkan bahasa instruksi
dari atasan ke bawahan sedemikian hingga bawahan merasa ‘senang’ dengan
instruksi itu. Sekaligus menerjemahkan keluhan bawahan ke atasan dengan bahasa
yang sesuai, sehingga atasan tidak tersinggung dan melakukan sesuatu untuk
memperbaiki situasi. Sulit kan?
Stephen R. Covey memperkenalkan sebuah istilah hebat yaitu ‘lingkar
pengaruh’. Setiap orang punya lingkar pengaruh. Segala sesuatu yang ada di
dalam lingkar pengaruh, dapat ia kontrol dan ia ubah. Misalnya: bagi seorang
ayah, hal yang ada dalam lingkar pengaruh adalah istri, anak, pengeluaran,
kapan bangun pagi, kapan tidur malam, dan seterusnya.
Sedangkan hal yang di luar pengaruh (disebut lingkar
kepedulian), adalah hal yang tidak bisa dikontrol. Misalnya: bagi seorang ayah,
di luar pengaruh seperti atasannya di kantor, kurs dolar yang turun naik, siapa
orang tuanya, suku apa dia dilahirkan, dan seterusnya.
Orang yang efektif adalah orang yang tahu bahwa ia
memperhatikan apakah hal yang ia tangani berada di dalam atau luar lingkar
pengaruhnya. Bila di luar pengaruhnya, ia tidak akan ngotot untuk mengurusnya.
Tapi di sisi lain, ia akan berusaha semakin lama semakin memperbesar lingkar
pengaruhnya.
Ada sebuah cerita yang diceritakan oleh Stephen R. Covey
dalam salah satu video seminarnya. Sangat bagus untuk dipelajari. Saya
transkripkan untuk Anda.
Ada seorang pemimpin organisasi besar yang dikenal oleh
Stephen Covey. CEO ini sangat dinamis, visioner. Sangat berbakat dan cerdas,
serta berpandangan jauh ke depan. Ia bisa mengatasi berbagai masalah yang ada
di dunia luar.
Tetapi gaya kepemimpinannya sangat mengatur dan diktator. Setiap
orang di sekitarnya akan merasa jadi pesuruh. Seolah mereka tak bisa mengambil
keputusan sendiri. Lakukan ini, lakukan itu, kerjakan ini, kerjakan itu.
Bawahan ini biasanya berkumpul di kantin, membicarakan keburukan
sang pemimpin. Mereka bertukar cerita terbaru.
“Dengar, saya sedang mengerjakan sesuatu, si dia datang ke
departemen kami, memberikan saran aneh, dan mengacaukan segalanya.”
“Kamu pikir cuma itu? Coba dengar yang ini. Bla bla bla...”
“Hei, bagaimana kalau kita makan bersama dan membicarakan
itu. Itu akan menyenangkan.”
Hal itu menyenangkan karena seolah membentuk persamaan yang
menyatukan Anda. Memiliki musuh bersama.
Orang konstruksi punya istilah 'bad mud'. Artinya campuran lumpur
yang buruk. Jika bahan dasar batu-bata jelek, maka begitu ditekan akan patah. Hal
yang sama terjadi dengan "bad mouth". Itu adalah "bad mud".
Suatu saat tampaknya seperti menyatukan Anda, tapi bila ada tekanan dalam hubungan
itu, maka hubungan akan rusak.
Ada satu orang namanya Ben. Dia proaktif. Hidupnya tidak
ditentukan oleh kelemahan sang pemimpin. Dia sadar akan hal itu.
Tapi hal itu ada di luar kontrolnya. Di luar lingkarpengaruhnya. Jadi ia banyak
tersenyum. Dia tidak membuat dirinya lemah. Dipakainya kekuatannya untuk
menutupi kelemahan Sang CEO, di dalam kontrolnya, yaitu terhadap bawahannya. Ia
sangat kuat, cerdas, berani, dan tabah.
Ia berusaha mencapai dan memahami hal yang menjadi kekuatan Sang
Pemimpin. Sehingga di areanya, kekuatan Sang Pemimpin muncul, dan kekuatannya
sendiri dipakai untuk mengatasi kelemahan Sang Pemimpin.
Dia melakukan banyak inisiatif. Dia juga diperlakukan
sebagai pesuruh. Lakukan ini, lakukan itu. Tapi dia pesuruh yang terbaik. Dia
tidak saja mencari data, tapi juga mengantisipasi kebutuhan. Sang CEO pun senang
membawanya hadir di rapat direksi.
Ia memberi data, analisis, dan rekomendasi berdasar analisis
itu. Ia susun langsung dalam bentuk file presentasi.
Sang Pemimpin berkata, "Luar biasa si Ben ini.
Mengagumkan. Lihat apa yang dilakukannya. Saya minta dia melakukan ini, dia
mengantisipasi kebutuhan saya. Dia menganalisisnya, mengembangkan beberapa
alternatif, lalu dia sarankan satu, dan saya tinggal menyampaikannya ke dewan
direksi. Saya pikir saya akan percayakan beberapa proyek padanya.”
Rapat berikutnya, pemimpin berkata pada yang lain,
"lakukan ini, lakukan itu, lakukan ini, lakukan itu." ketika sampai
pada Ben, CEO itu bertanya, "Ben,
bagaimana menurutmu?"
Apa yang akan dibicarakan orang lain di kantin menurut Anda?
Orang reaktif selalu mencari alasan.
“O, sudah mulai ada pilih kasih di antara kita.”
Tapi, Ben memperlakukan mereka sama seperti pelayanannya pada
sang Pemimpin. Dalam waktu empat tahun, Ben naik jadi orang nomor dua di
organisasi itu. Lingkar pengaruhnya semakin membesar. Bahkan pemimpin tidak
akan mengambil keputusan penting tanpa persetujuan Ben.
Ben memahami budaya sekelilingnya. Sehingga kelemahan gaya
sang pemimpin, ditutupi oleh kekuatannya dalam memahami sekitarnya, sehingga
pertimbangan dan keputusan pemimpin dan cara mewujudkan visinya semakin
diperkuat. Luar biasa.
Sumber Transkrip dari Video Stephen R. Covey
Awesome! Its really awesome piece of writing, I have got much clear idea about from this post. outlook 365 sign in
BalasHapusWhen this occurs, you can continue to replicate this form of debt reduction. mortgage payment calculator An index is an indicator or statistical measure of difference in market securities. mortgage payment calculator
BalasHapus