Pernahkah Anda penasaran, seperti apa sih tampang anda
sendiri kalau lagi marah? Seperti apa wajah Anda kalau senang? Apakah
kalau lagi nggak punya uang, kelihatan dari wajah Anda? Apakah ekspresi wajah Anda bisa menggambarkan emosi Anda dengan tepat? Menyadari ekspresi emosi kita
ternyata sangatlah penting.
Dalam konteks mempengaruhi orang, ternyata "tepat
ekspresi" adalah salah satu ciri orang cerdas emosi. Orang yang EQ nya
tinggi adalah orang yang mampu mengekspresikan dirinya dengan baik. Seluruh tubuhnya
mendukung emosinya. Dan, terbukti lebih lanjut bahwa, orang-orang semacam
inilah yang mampu mempengaruhi orang lain dengan kata-katanya. Inilah pemimpin
yang mampu menggerakkan orang lain.
Kita bisa menyebut Bung Karno sebagai contoh. Saat ia
berbicara, seluruh tubuhnya mengekspresikan apa yang ia ingin ucapkan.
Intonasinya, wajahnya, tudingan jarinya, dan lain-lain. Saat ia berbicara
dengan "bonus" ekspresi emosi, pembicaraan itu jadi meningkat
berkali-kali lipat kualitasnya.
Oprah winfrey adalah sebuah contoh lain. Ia disebut sebagai
presenter terbaik saat ini. Salah satu kekuatannya adalah ekspresi emosinya. Interview
yang ia lakukan, adalah contoh-contoh interview terbaik yang pernah saya
temukan. Interviewnya sangat menggali data, tanpa perlu banyak kata.
Perkataannya kadang singkat, namun tatapan mata, ekspresi wajah, pemilihan
katanya sangat tepat. Kadang ia hanya memajukan tubuhnya, menatap tajam, dan bertanya dengan intonasi yang curious, "What happened?" Dan seorang ibu yang membunuh anaknya sendiri dengan cara memasukkannya ke dalam kulkas, bisa bercerita panjang lebar kepadanya.
Yang menarik, dalam salah satu segmen acaranya, yaitu book clubs, ia selalu merekomendasi sebuah buku. Buku yang ia rekomendasi dalam acaranya, selalu saja melejit penjualannya hingga 400% dibandingkan dengan sebelum ia rekomendasi. Ia menjelaskan isi buku yang ia rekomendasikan dengan sangat baik, penuh ekspresi emosi. Orang jadi ingin membacanya. Ia menjadi pribadi yang mempengaruhi orang lain. Ia melakukan "emotional selling".
Yang menarik, dalam salah satu segmen acaranya, yaitu book clubs, ia selalu merekomendasi sebuah buku. Buku yang ia rekomendasi dalam acaranya, selalu saja melejit penjualannya hingga 400% dibandingkan dengan sebelum ia rekomendasi. Ia menjelaskan isi buku yang ia rekomendasikan dengan sangat baik, penuh ekspresi emosi. Orang jadi ingin membacanya. Ia menjadi pribadi yang mempengaruhi orang lain. Ia melakukan "emotional selling".
Jika anda seorang leader,
sadari pentingnya menyadari ekspresi emosi. Ekspresikan diri Anda dengan tepat --bukan asal-asalan.
Di situ mungkin terletak kekuatan Anda dalam mempengaruhi orang lain. (dhw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar