Halaman

Rabu, April 16, 2014

Supermarket Pertama di Dunia

Pernahkah anda berpikir, siapa yang mula-mula mencetuskan konsep supermarket?

Jaman dahulu, di awal abad 20, semua toko mempekerjakan karyawan untuk melayani pelanggan. Bila toko itu toko yang kecil, cukup 1 atau 2 orang penjaga toko. Jika toko itu besar maka akan butuh lebih dari 10 orang.

Pelanggan akan datang ke counter, bertanya tentang barang yang ia butuhkan. Kemudian penjaga toko akan mencarikan barang yang diminta pelanggan di gudang penyimpanan di belakang counter. Pelanggan akan menunggu sampai barang ditemukan. Bila cocok dengan yang ia mau, akan terjadi tawar menawar harga. Bila barang tidak cocok, ia akan kembali menunggu penjaga toko yang akan kembali mencarikan apa yang dimaksud. 

Tahun 1920, Michael Cullen punya pikiran lain. Dia ingin mencari cara baru untuk menghilangkan permasalahan mencari dan menawar ini. Dia menemukan caranya. 

Ia kemudian melakukan briefing pada pegawainya, dan ia bertanya, “Bagaimana kalau kita atur semua barang di toko, kita cantumkan harganya. Dan biarkan saja pelanggan mencari sendiri apa yang mereka butuhkan. Mereka baru membayar waktu mau keluar.”

Semua pegawainya ragu, “Pelanggan maunya dilayani, mana mau mereka mencari sendiri.”; “Semua barang harus dipasangi harga, repot!”; “Pelanggan pasti bingung kalau nggak dicarikan.”; “Apa??? Kamu mau membiarkan orang berkeliaran di dalam toko kita?”

Cullen jalan terus. Dan terciptalah supermarket pertama di dunia, the King Kullen store di New Jersey. Saat ini, cara inilah yang dipakai di seluruh dunia. 

Dari mana asalnya? Dari seseorang yang melakukan proses "Lateral Thinking". Saat kita berpikir dengan pendekatan yang berbeda, kita mungkin akan melahirkan inovasi yang berguna bagi perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar