Halaman

Selasa, April 08, 2014

Berjuang Bersama Perusahaan

Ilustrasi gambar: Abdi dalem keraton Yogyakarta,
contoh pengabdian luar biasa
Kalau aku kerja keras, mengorbankan waktu liburku, lembur habis-habisan, paling yang untung perusahaan. Apa untungnya buat aku? Pertanyaan itu sering menggema dalam masa-masa krisis, saat perusahaan membutuhkan pengorbanan karyawannya untuk mengejar sebuah tuntutan.

Ginger Graham adalah CEO perusahaan alat kesehatan Guidant. Saat perusahaan ini memperkenalkan stent kardiovaskular baru, penjualan meningkat sangat pesat. Guidant mendapat kesempatan emas untuk melejit sebagai perusahaan terkemuka dunia. Pendapatannya jelas akan sangat menggiurkan.

Namun, tiba-tiba berita menggembirakan ini berubah menjadi sebuah krisis, karena deadline sangat ketat dan permintaannya jauh melebihi persediaan. Belum lagi, peristiwa ini terjadi menjelang musim liburan natal.
Dan setelah dikalkulasi, untuk memenuhi permintaan itu akan dibutuhkan kerja produksi tiga shift sehari, 7 hari seminggu. Dalam tulisannya di Harvard Business Review (April 2002), yang berjudul "If You Want Honesty, Break Some Rules", Graham menceritakan bahwa ia bisa saja menyuruh karyawan bekerja dan menuntut komitmen mereka. Tapi ia tahu cara itu tidak akan berhasil. Ia merasa karyawan akan merasakan kemarahan karena perusahaan memaksakan jadwal saat mereka layak menikmati liburan. Ia tahu bahwa kemarahan itu akan menghambat produktivitas, memicu sabotase, dan menghasilkan cacat produk yang tinggi.

Jadi Graham berpikir keras, dan memutuskan untuk menggunakan cara yang layak kita tiru. Di rapat perusahaan ia memuji kinerja marketing yang memberikan keberhasilan penjualan luar biasa. Dia menunjukkan data penjualan. Ia membacakan kisah sukses para dokter yang menggunakan alat itu, dan bagaimana alat itu dapat menyelamatkan banyak nyawa pasien.

Dia mempersiapkan data produksi dan berapa banyak penjualan yang tidak bisa dilayani jika persediaan dan produksi tidak ditingkatkan. Kemudian, --ini yang penting-- ia mengajukan permintaan dan tantangan bermakna. "Kita punya peluang untuk melakukan sesuatu (bagi pasien dan diri kita sendiri) yang belum pernah didapat perusahaan lain sepanjang sejarah. Namun ada tantangan yang kita hadapi yaitu adanya musim liburan di depan kita. Jika kalian mau menghadapi tantangan itu, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat hidup kalian lebih mudah pada saat yang sulit."

Setengah jam kemudian karyawan membuat daftar hal yang mereka inginkan manajemen perbuat sehubungan dengan lembur liburan natal mereka. Hal itu termasuk berbelanja hadiah natal, membungkuskannya, menyediakan taksi saat lembur, membelikan pizza, dan lain-lain. Dengan cara itu karyawan membuat agreement dengan perusahaan.

Hasilnya, produksi mencapai rekor baru. Penjualan total naik tiga kali lipat dalam empat bulan pertama. Karyawan mendapat bonus yang besar. Dan semua bahagia.

Yang lebih penting, karyawan yang menjalani pengalaman ini merasa bahwa mereka menjadi bagian dari sesuatu momen istimewa dalam pekerjaannya. Ini penting. Ini menjadi suatu perjuangan bersama. Ini terjadi karena pemimpin tidak sekedar membuat rencana, namun mengganti metode paksaan dengan metode pilihan pribadi. Dan hal itu menimbulkan komitmen dari hati. Inilah yang dinamakan pembentukan employee engagement.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar