Halaman

Minggu, Juli 24, 2011

Tambal Ban Wisdom

Mat 23:27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.

Sabtu, sore, habis lembur, pinginnya langsung pulang dan tidur. Sayapun turun dari lantai 2 kantor saya menuju parkiran.

Sampai parkiran, yang saya temukan adalah motor yang bannya bocor. Hahhh... lagi-lagi ban belakang motor saya bocor. Dengan kesal, saya tuntun motor saya ke tambal ban dekat kantor.

Tukang tambal ban ini beda sama tukang tambal ban biasanya. Ia tampak intelek. Ia membuka ban, memeriksa kondisi ban, dan mendiagnosa bahwa ban luar saya harus diganti sekaligus ban dalam ditambal.

Ban luar saya tampak luarnya indah, tebal, dan kembangannya bagus. Tidak masuk akal buat saya, kenapa kok harus diganti. Kemudian dia tunjukkan kepada saya bahwa bagian dalamnya sudah retak, dan kawatnya menyeruak ke dalam.

Dia bilang, "Memang mas, kalau merk ****** (sensor) ini, pasti gini mas. Dari luar tampak bagus, tapi di dalemnya cepat rusak. Pasti sering bocor tho ban dalamnya?!" Hmmm.... iya.

Pepatah lama berkata 'don't judge the book by its cover', hari itu saya update status fb saya karena merasa menemukan pepatah baru 'don't judge the wheel by its skin'.

Amsal 4:23 menuliskan, 'Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.'

Jelas sekali dikatakan bahwa, sumber dari kehidupan itu dari dalam. Yang penting bagian dalam kita. Tuhan melihat hati dan menilai hati. Tapi seringnya yang kita urusi adalah luar diri kita, kembangannya saja, bukan dalamnya. Konsentrasi kita tertuju pada memoles hal-hal lahiriah saja. Berapa banyak waktu kita habiskan untuk ke salon, beli kosmetik, belanja pakaian, sepatu, nonton sinetron, mengurusi hal lahiriah. Dan berapa banyak waktu kita untuk berdoa, baca Firman, mengurusi hal rohani. Sering tidak seimbang. Hal-hal rohaniah terlupakan.

Bagian luar diri kita bukannya tidak penting, seperti halnya ban luar yg gundul akan mengakibatkan ban dalam juga cepat rusak. Itu juga harus diurus. Tapi ingat, bahwa konsentrasi kita adalah memperbaiki bagian dalam diri kita. Alokasikan waktu juga untuk memikirkan dan memoles kerohanian kita.

Sebuah buku yang baru saya baca, judulnya Spiritual Check Up karya Donald S. Whitney. Bagus banget. Disitu penulis memberikan 10 pertanyaan untuk memeriksa kesehatan rohani kita. 10 pertanyaan untuk memeriksa bagian dalam kita.

Ini pertanyaannya: (1) Apakah Anda masih haus akan Tuhan? (2) Apakah Anda makin dikuasai Firman Tuhan? (3) Apakah Anda makin banyak mengasihi? (4) Apakah Anda makin peka terhadap kehadiran Tuhan? (5) Apakah Anda makin peduli akan kebutuhan rohani dan jasmani sesama? (6) Apakah Anda menaruh kesukaan terhadap orang kudus dan pelayan Tuhan? (7) Apakah disiplin rohani makin penting bagi Anda? (8) Masihkah Anda berdukacita karena dosa? (9) Apakah Anda makin cepat mengampuni? (10) Apakah Anda merindukan sorga dan hidup bersama dengan Yesus?

Tanyakan pertanyaan-pertanyaan itu setiap hari. Dan temukan kenyataan kondisi 'bagian dalam' kita. Baik-baik saja, sedang menuju kerusakan, atau sudah rusak parah, dan menyebabkan aspek lain dalam kehidupan kita gak beres semua. Have a nice day.

Minggu, Juli 10, 2011

Sisa Waktu

... supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah. Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang. (1 Petrus 4:2-3)

Tuhan mengingatkan kita untuk menghitung waktu, dan berhati-hati dengan apa yang kita lakukan di dunia ini.

Waktu kita di dunia ini terbatas. Tapi setelah kita meninggalkan dunia ini adalah kekekalan. Masalahnya dunia kita sekarang dan dunia kita setelah kematian berhubungan. Artinya apa yang kita lakukan sekarang akan berakibat pada kekekalan besok.

Ada salah satu status teman di facebook yang bunyinya demikian:

"Malam ini diingatkan lagi bahwa:

Semewah apapun tempat tidurmu, toh nanti akhirnya tidur di tanah.

Semewah dan semahal apapun mobilmu, toh pada akhirnya mobil jenazah yang mengantar.

Secantik dan setampan apapun dirimu, toh pada akhirnya selimut itu akan lenyap berganti tengkorak.

Dan setinggi apapun gelar yang diraih, toh gelar terakhirnya almarhum."

Dunia yang kita hidupi sekarang akan berakhir ketika kita mati. Tapi 'the real you', isi sesungguhnya dirimu, roh dan jiwamu, akan tetap ada saat kita mati. Pertanyaannya adalah apakah yang kita lakukan di dunia ini, sekarang ini, sudah dalam rangka mempersiapkan kehidupan itu? Atau hanya memburu hal-hal yang akan lenyap? Memburu kemewahan, kecantikan, ketampanan, kepuasan dunia?

Ayo kembali ke jalan yang benar. Pikirkan hal-hal yang kekal.

Kamis, Juli 07, 2011

Mother Teresa about Life

Sangat menginspirasi ...

Life is an opportunity, benefit from it.
Life is beauty, admire it.
Life is bliss, taste it.
Life is a dream, realize it.
Life is a challenge, meet it.
Life is a duty, complete it.
Life is a game, play it.
Life is a promise, fulfill it.
Life is sorrow, overcome it.
Life is a song, sing it.
Life is a struggle, accept it.
Life is a tragedy, confront it.
Life is an adventure, dare it.
Life is luck, make it.
Life is too precious, do not destroy it.
Life is life, fight for it.
***
If you can't feed a hundred people, then feed just one.
***
If you judge people, you have no time to love them.