Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Rom 12:2)

Orson Welles menulis sebuah karya terkenal tentang seekor kalajengking dan katak. Ceritanya demikian.
Suatu kali ada seekor kalajengking yang ingin menyeberang sungai. Karena ia tidak bisa berenang, ia meminta bantuan katak yang kebetulan mau menyeberang.
"Nggak!" kata katak. "Kalau aku membiarkan kamu naik ke punggungku, kamu pasti menyengatku. Sengatmu itu beracun, aku pasti mati."
"Ah... ya nggak mungkin.." jawab kalajengking. "Kalau aku menyengatmu, bukan cuma kamu yang mati, aku juga akan tenggelam kan..?!"
Maka katak berhasil diyakinkan, dan mau membawa kalajengking itu di punggungnya. Mereka pun menyeberang sungai.
Ketika mereka sampai di tengah sungai, tiba-tiba katak merasakan sakit yang teramat sangat di punggungnya. Katak mulai menyadari bahwa ternyata kalajengking itu yang menyengatnya.
"Haaahhh... katamu kamu tidak akan menyengatku!" seru si katak yang sekarat itu. "Tindakanmu sangat tidak masuk akal! Kamu tau kan bahwa kita berdua akan mati?!"
"Yah.. aku tahu!" jawab si kalajengking yang kebingungan, karena mulai tenggelam. "Tapi aku nggak tahan, itu memang sudah karakterku, aku nggak bisa berubah!!"
Spencer Johnson dalam bukunya yang terkenal berjudul 'Who moved my cheese' juga menekankan hal ini, "Berubahlah! kalau tidak Anda akan punah!"
Dari cerita di atas kita tahu bahwa orang yang tidak dapat berubah akan merugikan bukan hanya dirinya sendiri, melainkan orang lain juga. Ia bagaikan kalajengking yang sudah tahu bahwa ia harus mengubah karakternya namun tetap tidak mau berubah. Dan bukan hanya katak yang binasa karena karakter si kalajengking, ia sendiri pun binasa.
Bandingkan tokoh Alkitab, Simson dengan Paulus.
Simson adalah orang yang tidak mau berubah. Roh Allah pun meninggalkannya. Kebiasaan buruknya terus menerus dilakukan. Akhir hidupnya berakhir dengan mengenaskan.
Sedangkan Paulus, hidupnya berubah total, Roh Allah bekerja luar biasa dalam hidupnya. Ia pun menjadi berkat bagi banyak orang.
Mau jadi siapakah kita? Orang jenis Simson atau Paulus? Mari kita introspeksi diri, berubahlah ke arah yang lebih baik. Buang yang buruk, lakukan yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar