Halaman

Jumat, Februari 12, 2010

Terobsesi pada Tuhan (3) Unreasonable

Sampailah kita pada bagian ketiga dalam penjelasan tentang obsesi yaitu kata unreasonable.

Bulan Desember 2009, Indonesia menerima sebuah kebanggaan. Bandara Soekarno Hatta menjadi Bandara terbaik ke-2 dunia dalam hal ketepatan waktu.

Haaaaahhhhh????!!!! Nomor 2 dunia??? Dalam hal ketepatan waktu????

Terus terang saya kaget ketika pertama mendengar berita ini. Di detiknews tercantum "Untuk mengumpulkan daftar ini, kita mempertimbangkan 50 bandara tersibuk di dunia yang ditentukan Airports Council International (ACI)," ujar Forbestraveler.com. Bagaimana ini bisa terjadi? Pasti karena di baliknya ada orang yang terobsesi untuk memperbaiki keadaan. Ada orang yang berniat sungguh-sungguh untuk mencapai suatu hal yang tidak masuk akal. Sejak dulu Indonesia dikenal sebagai bangsa jam karet. Tukang telat. Dan ternyata terbukti bahwa hal itu bisa dibalikkan. Indonesia menjadi juara 2 dalam hal ketepatan waktu. Hebat!!

Dalam tinjauan psikologi irasional, orang bertindak irasional atau unreasonable dikarenakan prinsip trade-off. Maksudnya orang akan bersedia melakukan hal-hal yang tidak masuk di akal apabila mengejar keuntungan yang berada di balik perilaku irasional itu. Dengan kata lain, semakin besar efek menyenangkan yang nantinya akan didapat, semakin berani seseorang melakukan tindakan irasional. Contohnya David Beckham, bersedia berlatih berjam-jam sehari lebih lama dari teman se-timnya sampai melupakan kegiatan lain, karena ia terobsesi untuk menjadi yang terbaik.

Nah, bila kita bayangkan kenikmatan yang kita dapatkan bila Tuhan kita senangkan, maka seharusnya kita akan mau melakukan hal-hal yang dianggap orang lain tidak rasional. Inilah yang dimaksud dengan istilah unreasonable. Bersedia melakukan hal-hal yang tidak masuk akal demi tercapainya suatu obsesi, dalam hal ini obsesi menyenangkan Tuhan.

Yesus sering dinilai ahli taurat dan orang Farisi sebagai orang yang tidak rasional. Misalnya menyembuhkan orang pada hari Sabat, 'membela' pelacur yang tertangkap basah, makan di rumah orang berdosa, ngobrol sama orang Samaria, ngapain coba? Ternyata ini obsesinya Yesus:

  • Luk 19:10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

Ngapain rasul-rasul itu pergi keliling dunia, mengabarkan Injil. Bukannya enak di rumah? Itulah salah satu contoh tindakan unreasonable, yang pasti ditimbulkan oleh sebuah obsesi untuk menyenangkan Tuhan mereka. Lebih ngeri lagi, pengakuan Paulus di bawah ini:

  • 2Co 11:23b ....Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. 24 Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, 25 tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. 26 Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. 27 Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian,
Kenapa Paulus mau menanggung perkara yang tidak rasional ini? Karena ia sendiri mengalami pertemuan pribadi dengan Yesus yang sudah bangkit, dalam perjalanan Paulus ke Damsyik. Apa obsesi Paulus? Menjadi saksi Tuhan.

  • Act 22:14 … Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. 15 Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar.

Satu lagi deh contohnya, Maria Magdalena.

  • Joh 12:3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. 4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: 5 "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"

Coba kita analisis. Maria adalah seorang yang bersyukur atas diselamatkannya dia dari hukuman rajam. Dia juga bersyukur atas kebangkitan Lazarus. Ini adalah dasar yang cukup bagi dia untuk menjadi terobsesi menyenangkan Yesus. Dan yang dia lakukan adalah hal yang unreasonable. Ia "membuang" uang demi Yesus. Namun Yesus disenangkan.

Bandingkan Maria dengan Yudas. Pasti Yudas memiliki lebih banyak waktu untuk mendengarkan Yesus. Yudas memiliki lebih banyak waktu bersama Yesus dibandingkan Yesus bersama Maria. Yudas lebih banyak menyaksikan mujizat. Namun tindakannya justru sebaliknya. Ia mencela seseorang yang mau menyenangkan Yesus. Mengapa? Karena Yudas hanya terobsesi pada kesenangan dirinya sendiri.

Kalau kita lihat diri kita di depan cermin, siapakah yang terpampang di cermin? Yudas atau Maria? Orang yang bersedia melakukan tindakan yang gak masuk akal demi menyenangkan Tuhan atau orang yang memanfaatkan Tuhan demi kesenangan kita sendiri? Saatnya introspeksi ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar