Halaman

Jumat, Mei 08, 2009

Buka Mulut Lebar-lebar

Rom 12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.

Di bis kota, sering kita lihat tanda. Sesama Bis Kota Dilarang Saling Mendahului. Namun di Alkitab ada satu anjuran untuk saling mendahului. Yaitu saling mendahului memberi hormat. Bagaimana caranya?

William Beausay II, dalam bukunya "The People Skill of Jesus" memperkenalkan istilah "Oily words" atau terjemahannya Kata-kata Pelumas. Kata-kata ini adalah jenis kata yang dapat digunakan untuk melumasi hubungan antar manusia. Misalnya:

  • Kamu terlihat luar biasa.
  • Presentasi kamu tadi hebat.
  • Terima Kasih banget ya.
  • Maaf, saya yang salah.
  • Saya selalu mengasihi kamu.
  • Apa yang bisa saya bantu?

Kalimat-kalimat di atas, bila diucapkan akan sangat melumasi hubungan antar manusia. Dalam mulut orang percaya memang terdapat kuasa yang besar. Sayangnya mulut kita sering tidak dipakai untuk menjadi berkat. Malah kutuk yang sering keluar.

Coba kita pelajari betapa dashyat sebenarnya mulut orang percaya itu. Kita tahu bahwa Allah menjadikan segala sesuatu dari FirmanNya.

Mazmur 33:6 Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.

Dan Tuhan adalah Tuhan yang mau memberi kepada umat yang dikasihiNya.

Mazmur 81:11 Akulah TUHAN, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir: bukalah mulutmu lebar-lebar, maka Aku akan membuatnya penuh.

Dalam salah satu kotbahnya, Pdt. Petrus Agung Purnomo pernah menjelaskan. Pada jaman dahulu bila seorang raja sedang senang kepada hambanya maka akan disuruhnya hambanya membuka mulut lebar-lebar, dan meletakkan hadiah dalam mulutnya. Bila rajanya adalah raja yang miskin atau biasa-biasa akan ditaruh makanan-makanan raja, buah-buahan, minuman. Tapi bila rajanya adalah raja yang kaya, maka akan diletakkan emas, berlian, perhiasan dalam mulutnya.

Maka, bila Allah yang memerintahkan untuk membuka mulut kita lebar-lebar, dan hendak memberi hadiah, apa kira-kira yang akan diletakkan dalam mulut kita? Makanan, emas, atau apa? Ternyata Tuhan meletakkan 'perkataanNya' yang penuh kuasa itu. Perkataan yang menciptakan. Ini lebih dari cukup.

Yeremia 1:9 Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu. 10 Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam."

Maka hati-hati dengan mulut kita. Saat ini, saya mulai melihat sekeliling saya. Istri, anak-anak, karyawan, teman gereja, orang tua. Apa yang biasa saya katakan pada mereka. Berkat atau kutuk? Adakah kata-kata pelumas itu keluar dari mulut saya? Apakah saya suka mendahului memberi hormat? Meminta maaf? Berterima kasih? Dari mulut kita, segala pemulihan bisa terjadi. Namun dari mulut yang sama, bencana bisa terjadi. Hati-hati!

4 komentar:

  1. yup..betul banget..tapi sering kali mudah dikatakan sulit dilakukan..apa perlu renungan ini diprint & ditaruh di meja kerja ya??he5x..

    BalasHapus
  2. Tante, bisa juga di 'print screen' atau di capture, trus dijadiin screensaver atau desktop background.

    BalasHapus
  3. okay , mulai skrg gag akan ngomong sesuatu yg gag jadi berkat buat org lain .

    BalasHapus
  4. betul anak-anak....bu guru tante trisye setuju dengan kalian semua....

    BalasHapus