Halaman

Selasa, April 21, 2009

Menyatakan Kesalahan

Menyambung tulisan saya kemarin (Pencemooh), saya mau menjelaskan perbedaan antara orang yang mencemooh dan orang yang menyatakan kesalahan (melakukan koreksi).

Dalam 2 Tim 3:16, salah satu fungsi dari Firman Tuhan adalah menyatakan kesalahan. Jadi bila kita sedang menjalankan fungsi ini, maka kita boleh menegur dan menyatakan kesalahan orang lain, daripada diam atau bahkan menjilat.

Amsal 28:23 Siapa menegur orang akan kemudian lebih disayangi dari pada orang yang menjilat.

Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, dalam mengkritik sesuatu, agar kita tidak terjerumus menjadi seorang pencemooh.

  • Obyektif vs Subyektif. Apakah kesalahan itu adalah kondisi nyata atau hanya perasaan kita saja? Apakah kesalahannya yang kita benci atau orangnya?
  • Lalai vs Sengaja. Dalam melihat sebuah kesalahan, perhatikan apakah itu sekedar kelalaian yang terjadi? Atau ketidaktahuan? Atau kesengajaan? Atau ada kondisi-kondisi darurat yang terjadi sehingga terpaksa harus 'breaking the rule'?

Pencemooh menganggap apapun yang terjadi adalah salah. Pengkritik (yang sehat) akan mengatakan: bagus bila bagus, jelek bila jelek. Tentu saja perlu etika yang baik untuk mengatakannya. Selidiki diri Anda, bila apapun terasa salah, itu artinya Anda pencemooh.

Biasanya pencemooh hanya berani berkata di belakang yang dia tidak suka. Tapi seorang yang baik, akan menyatakan kesalahan, langsung kepada orang yang bersangkutan secara empat mata. Selidiki diri Anda, bila Anda beraninya di belakang, itu adalah pencemooh.

Dalam Amsal di atas, dalam versi the message dikatakan 'In the end, serious reprimand is appreciated far more than bootlicking flattery.' (Akhirya, teguran yang sungguh-sungguh akan jauh lebih dihargai, daripada sanjungan yang menjilat.) Jadi seorang pengkritik yang baik, mungkin awalnya dimusuhi, tapi akhirnya akan terlihat kebaikannya.

Kolose 3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.

Menurut ayat di atas, untuk bisa mengoreksi dengan baik dan bukan mencemooh, kita perlu:

  • memenuhi hidup kita dengan perkataan Kristus yang diam di dalam kita,
  • memenuhi hidup kita dengan hikmat Allah,
  • memenuhi hidup kita dengan nyanyian Mazmur, puji-pujian, nyanyian rohani, dan ucapan syukur.

Jadi, menjaga diri untuk tidak menjadi pencemooh bukan berarti kita harus diam dan membiarkan segala yang tidak beres berlalu begitu saja. Nyatakan kesalahan, tegurlah bila perlu, namun lakukan sesuai dengan syarat-syarat di atas.

By the way, menurut Anda, Simon Cowell (juri American Idol, Britain's Got Talent) itu pencemooh atau orang yang menyatakan kesalahan?

1 komentar:

  1. Simon itu kayaknya dia pengkritik supaya orang itu maju deh mas, dia bukan pencemooh karena dia ngomongnya terang-terangan bukan di belakang orang tersebut.
    Kalo punya pemimpin yang ngak bener, emang rata2 kita ada perasaan takut untuk menegur sih tapi harus bisa. Karena itu buat kebaikan dia, tapi menegur dengan kasih juga mas.... hehehe..

    BalasHapus