Halaman

Kamis, April 30, 2009

Pelayanan Anak

Ini share saya untuk guru sekolah Minggu.

Pengkotbah 3:1 Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. 2 Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;

Dikatakan ‘There's an opportune time to do things’. Opportune adalah akar kata yang dipakai untuk opportunity atau kesempatan. Artinya ada waktu yang akan lewat begitu saja, bila kita tidak memperhatikannya. Ada kesempatan yang hilang bila kita tidak mengenalinya. Salah satunya adalah ‘ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk panen’ (reap). Akan tiba waktunya kita berhenti menanam.

Dalam hal menanam ajaran Firman Tuhan dalam pelayanan sekolah minggu. Akan tiba saatnya kita tidak lagi bisa menanam dalam hidup anak-anak. Dengan kata lain terlambat untuk menanam, karena saat itu sudah waktunya panen. Berapa banyak orang tua berkata, “Seandainya saja, sejak kecil saya didik anak saya dengan baik, tentu anak saya tidak akan seperti ini.” “Seandainya saja saya lebih meluangkan waktu untuk anak saya, … dll”

Sebuah puisi kuno yang sangat menggetarkan hati berbunyi demikian:

Diantara semua kata-kata yang pernah ada,
Diantara kata-kata yang pernah diucapkan orang,
Ada satu kata yang paling tidak suka diucapkan,
Yaitu kata “seandainya”

Sebagai guru GOL KIDS (sekolah minggu di gereja penulis -red), kita punya peranan yang sangat besar dalam menanam di diri anak-anak. Pelayanan dalam GOL KIDS tidak bisa dipandang remeh. Ini sesuatu yang akan sangat mempengaruhi pertumbuhan rohani anak-anak. Untuk itu perlu antusiasme dalam mempersiapkan setiap pertemuan GOL KIDS. Perlu pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran. Perlu menabur dengan air mata sebelum kita menuai dengan sorak sorai.

Maz 126:6 Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Pelayanan GOL KIDS memang tidak sementereng pelayanan di mimbar, seperti berkotbah, main musik, atau worship leader, maupun singer, namun ini adalah pelayanan menanam. Ini sangat-sangat penting.

Pelayanan ini tidak akan segera terlihat hasilnya, karena itu biasanya kita akan menjadi orang-orang yang ‘tidak terlihat’. Mungkin dalam pelayanan saudara, tidak ada yang memandang saudara. Tidak ada yang menghargai saudara ketika meluangkan waktu di mal, berdesakan mencari snack, bergumul di toko buku mencari bahan tambahan, berdoa berjam-jam untuk kebutuhan rohani anak-anak didik kita, namun tetaplah semangat.

Tuhan yang melihat. Lakukan untuk Tuhan. Lakukan dengan serius. Karena kita sedang menanam. Dan selagi ada kesempatan, selagi belum panen, lakukan dengan sekuat tenaga. Sebelum terlambat, sebelum kita berkata, “seandainya..”.

Kol 3:23 Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Rabu, April 29, 2009

Sedap Didengar

Filipi 4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Ada perintah di dalam Alkitab untuk menyeleksi stimulus yang masuk ke dalam tubuh kita. Apa yang mau kita pikirkan harus kita seleksi. Salah satunya adalah apa yang kita dengar, harus yang sedap didengar.

Ada seorang peneliti di Denver, Colorado yang meneliti tentang efek musik pada tumbuhan. Dia meletakkan tumbuh-tumbuhan sejenis yang ditanam dalam 5 kotak yang tertutup rapat. Tanaman-tanaman itu diberi perlakuan yang sama. Diberi pupuk, air, kelembaban suhu yang sama. Hal itu dilakukan dalam suatu pengawasan yang sangat teliti. Bedanya, tiap hari pada waktu tertentu, diperdengarkanlah musik yang berbeda pada 5 kotak tersebut.

4 minggu kemudian, didapatkan hasil sebagai berikut :

  • Tumbuhan yang diperdengarkan musik dari siaran radio KIMN (musik rock keras), dalam minggu ke-2 arah tumbuhnya menjauhi speaker dan tidak beraturan bahkan tidak berbunga. Setelah 1 bulan, tumbuhan itu kering dan mati.
  • Tumbuhan yang diperdengarkan musik klasik, menumbuhkan akar dan batang yang panjang.
  • Tumbuhan yang diperdengarkan musik Avant Garde Artonal Music (Semi Rock), tumbuhnya menjauhi speaker dan akarnya tumbuh lebih pendek dari tumbuhan ke-2.
  • Tumbuhan yang diperdengarkan semi klasik dari siaran KLIR, bertumbuh mendekati speaker bahkan menghasilkan 6 kuntum bunga yang indah.
  • Tumbuhan yang diperdengarkan musik ibadah bercorak klasik dan tenang, tumbuhnya lebih tinggi 2 inci dibanding dengan tumbuhan ke-2 dan paling mendekati speaker.

Melalui percobaan di atas disimpulkan bahwa tumbuh-tumbuhan lebih senang bergaul dengan musik klasik dan tumbuhnya lebih kuat dan sehat. Tumbuh-tumbuhan yang mendengarkan musik rock, pertumbuhannya cenderung menjauhi suara itu bahkan seluruhya mati dalam 4 minggu.

Hmm...menurut kamu, hasil penelitian ini masih relevan gak dengan kondisi sekarang?

Sesuatu untuk Indonesia (by Ake)

Jer 29:7 Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.

Frenz,... baru dengerin khotbah Petrus Agung nich...luar biasa bgt! Beliau lagi menerapkan satu gerakan di gerejanya, setiap hari semua jemaatnya dalam doa mereka harus menyerukan pernyataan imannya bagi bangsa ini.

Pernyataan Imannya gini :

Kami percaya bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang :


  1. Takut akan Tuhan dan hanya kepadaNya kami menyembah
  2. Penuh belas kasihan dan mengalami lawatan Tuhan di akhir jaman.
  3. Bersatu dalam ketulusan dan saling mengasihi, membuang semua dendam & sakit hati. Semua perbedaan jadi kekuatan dan bukan penyebab kehancuran
  4. Bebas dari hutang, kutuk, luka masa lalu dan putus hubungan dengan semua kuasa iblis
  5. Semua kutuk diubah jadi berkat dan semua rancangan si jahat digagalkan, hanya rancangan Tuhan saja yg jadi
  6. Memiliki kemampuan untuk mewarisi, mengelola dan mengembangkan semua potensi dan kekayaan yang Tuhan berikan
  7. Diberkati dan berkelimpahan roh, jiwa, tubuh dan jadi berkat bagi bangsa-bangsa lain

Salut banget... benar-benar tindakan prophetic. Menerobos kota dengan doa.

Kalo Afgan punya "bukan cinta biasa" , pernyataan iman diatas "bukan doa biasa". Doa tersebut harus dihidupi, tidak hanya berhenti di sebuah pengajaran / program saja. Tapi bagaimana setiap pribadi bisa menghembuskan nafas kehidupan dalam doanya, caranya ??

Simpel,.... marilah kita berdiri atas nama bangsa kita Indonesia. Ucapkanlah pengakuan iman diatas tadi. Minta pemulihan, Tuhan kerjakan atas kota dan bangsamu. Dan berhentilah mengutuki bangsa kita dengan perkataan-perkataan negatif, tapi ubahlah menjadi perkataan profetik. Milikilah hati untuk Indonesia.

2Tawarikh 7:14 dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.

Sabtu, April 25, 2009

Kenal dan Percaya

Mazmur 91:14 "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.

Kemarin, di antara sms yang masuk, ada sebuah ucapan ulang tahun sampai ke HP saya. Ada ayat yang diberikan yaitu Mazmur 91:14-16. Ayat ini memang powerful. Saya pernah menghapalkan Mazmur pasal 91 ini. Sekarang masih hapal. Dan bagian akhirnya memang sangat indah.

Psa 91:14 "If you'll hold on to me for dear life," says GOD, "I'll get you out of any trouble. I'll give you the best of care if you'll only get to know and trust me.

Ayat ini menjelaskan bahwa ada hal-hal yang harus kita lakukan untuk mendapatkan hasil tertentu. Ada 2 syarat:

  1. "If you'll hold on to me for dear life,"
    Kita harus benar-benar berpegang, bergantung, mengandalkan Tuhan dalam hidup kita. Ini mudah diucapkan namun sebenarnya sulit untuk dilakukan. Ada banyak cara yang bisa kita pilih dalam menghadapi persoalan. Ada banyak jalan yang bisa ditempuh. Namun jalan mana yang kita pilih? Jalan Tuhan atau jalan kita? Itu akan menentukan hasil akhirnya.
  2. .... if you'll only get to know and trust me.
    Kita harus benar-benar mengenal dan mempercayai Tuhan. Orang bisa mempercayai hanya bila ia mengenal dengan sungguh-sungguh.

Ada sebuah cerita klasik, yang menggambarkan apakah arti 'kenal dan percaya' itu.

  • Sekumpulan orang banyak telah berkumpul di air terjun Niagara untuk melihat Blondin yang terkenal berjalan melewati tali. Pejalan tali terhebat di dunia itu, menguji untaian tali yang terbentang. Lalu mengambil galah pajangnya dan menyeimbangkan dirinya secara ahli. Mulai menyeberang. Orang di tepi melihat setiap gerakan dengan tegang. Tetapi ketakutan mereka tidaklah beralasan. Blondin menyeberang dengan selamat, dan kembali dengan santainya.
    Semua bertepuk tangan. Ia berputar ke penonton, dan membuat sebuah tawaran yang sensasional. Ia bersedia menyeberang air terjun lagi, tetapi dengan menggendong seseorang di punggungnya. Siapa yang berani? Ia memilih laki-laki secara acak, Blondin bertanya, “Apakah kamu percaya, bahwa aku dapat menyeberang dapat menggendongmu dan menyeberang dengan aman?"
    " Ya, Pak," jawabnya dengan tegas. “Baik, Ayo naik,” Blondin mendesak. “Sori, ya... Gak mau!!”
    Lalu lelaki itu pun menarik diri kembali ke kerumunan penonton. Begitu seterusnya. Semua menunjukkan rasa percaya pada pejalan tali, tetapi tidak satupun setuju untuk dibawa.
    Akhirnya, ada seorang anak muda maju ke depan para penonton. Blondin mengulang pertanyaannya: “Apakah kamu yakin aku dapat membawamu menyeberang dengan aman?” “Ya, saya percaya!” “Apakah kamu bersedia untuk saya gendong menyeberang? “Ya, saya bersedia.” Anak muda itu naik ke punggung si ahli.
    Blondin menapakkan kami ke atas tali, terdiam beberapa saat. Lalu menyeberangi air terjun tanpa kesulitan.

Itulah arti 'mengenal dan mempercayai'. Banyak orang mengaku 'kenal dan percaya' Tuhan, tapi tidak berani digendong oleh Tuhan. Dari sekian penonton yang ditawari Blondin hanya satu yang berani, dan konon anak muda itu adalah anaknya. Tentu saja dia percaya, karena dia kenal ayahnya. Bisakah kita melakukan hal demikian pada Tuhan? MempercayaiNya?

Bila kita melakukan dua hal di atas, maka Tuhan berkata:

  • I'll get you out of any trouble
  • I'll give you the best of care

Sungguh janji yang luar biasa. Dia akan mengeluarkan kita dari masalah apapun. Bahkan memberikan yang terbaik bagi kita. God... i want to know You more and trust You...

Jumat, April 24, 2009

Kita Beruntung

Mat 25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.

Ada yang menarik di Kompas pagi ini. Di lembaran Kompas Muda, ada artikel yang berjudul 'Kita Beruntung'. Pembukaannya begini:

  • Ngerasa enggak, di antara kita kalau ke sekolah kayaknya "terlalu berfasilitas". Kalau ke sekolah naik mobil, padahal rumahnya enggak terlalu jauh ke sekolah. Atau, ke sekolah bawa ponsel yang mewah dan paling mutakhir, dan kadang enggak cuma satu, mungkin dua atau lebih. Wah, agak berlebihan ya?

Selanjutnya isi artikel ini sangat luar biasa, ditulis oleh tim dari anak SMAN 1 Medan, namun begitu peka dan mendalam. Artikel ini menggugah kesadaran pembaca untuk menyadari keberuntungannya dan ketidakberuntungan pihak lain.

Dalam salah satu kolom di halaman yang sama, tertulis "Anak SMA vs Anak Jalanan". Isinya demikian,

  • Anak SMA:
    - Bisa sekolah
    - Bisa les
    - Temannya banyak, minimal teman di sekolah
    - Up to date tentang kabar terbaru
    - Banyak yang sering malas sekolah
    - Kadang enggak terlalu peduli sama sekolah
    - Lebih mementingkan halhal yang enggak perlu, misal: HP terbaru, model rambut yang oke
    - Foya-foya
  • Anak jalanan:
    - Enggak bisa sekolah
    - Enggak beranai punya cita-cita sebab enggak bisa sekolah
    - Kurang kemampuan ekonominya
    - Enggak se-up to date anak sekolah
    - Gara-gara enggak sekolah mereka cenderung berada di luar, yang notabene sarang kejahatan
    - Masih kurang terbuka dalam berpikir
    - Keinginan mereka buat sekolah itu tinggi banget
    - Mereka lebih rajin daripada anak sekolah
    - Mereka mau berusaha lebih keras

Ciri-ciri itu mengingatkan saya kembali ke masa lalu saya. Saya sempat berada sekian lama di jalanan. Hidup di sana. Saat itu, ketika saya di pinggir jalan, memang saya suka gemas melihat, betapa hidup dan harta orang-orang yang lewat, disia-siakan untuk hal-hal yang bagi saya bodoh. Akhirnya saya berpikir, memang sdh kelebihan duit sih...

Sekarang pada posisi saya saat ini, sungguh artikel tsb. menggugah kesadaran. Apakah kita sadar bahwa kita ini beruntung dibandingkan yang lain? Apakah kita merasa sukacita dengan kehidupan kita? Ataukah selalu bersungut-sungut?

Di sisi lain, apakah kita punya hati untuk mereka yang kurang beruntung? Apakah kita pernah memikirkan mereka? Memikirkan mereka yang miskin, yang belum percaya Yesus, yang hidup dalam dunia gelap dan kriminalitas? Pernahkah terpikir untuk memberi makan mereka? Mengunjungi napi di penjara? Mengunjungi keluarga yang suaminya di penjara? Mengunjungi orang yang sekarat di Rumah Sakit? Ataukah kita hanya sibuk memikirkan, kebutuhanku, kebutuhanku, kebutuhanku...?

Kamis, April 23, 2009

Milikilah Humor (by Ake)

Tadi pagi saya dengerin radio Swaragama FM, penyiarnya menginformasikan bahwa ada riset di USA sana mengenai terapi baru dalam dunia kesehatan.

Pada penelitian tersebut, diambil sample 20 orang yg mengidap penyakit diabetes, hipertensi, dan cholesterol tinggi secara bersamaan. Kemudian dari 20 pasien tsb dipisahkan ke dalam 2 golongan secara random, menjadi Gol. A dan gol. B.

Kedua golongan ini tadi, diberi terapi pengobatan sesuai dengan penyakit mereka tsb. Hanya saja Gol.B diberikan tambahan simulasi terapi baru selama 30 menit setiap harinya. Para ahli itu menyebutnya "simulasi terapi humor". Pada simulasi tsb, pasien-pasien di Gol.B dikumpulkan dalam suatu ruangan, dan diberikan tontonan yang berbau komedi atau mendatangkan standing comedian. Penelitian tersebut dilakukan selama 1 bulan penuh. Tahukah anda semua hasilnya...?

  • Pasien dari Gol. A diambil sample darahnya. Hasilnya HDL mereka meningkat sebanyak 3 %
  • Pasien dari Gol. B diambil sample darahnya. Hasilnya HDL mereka meningkat sebanyak 26 %

Kesimpulannya: humor membuat syaraf dan pembuluh darah di tubuh bekerja dengan sangat baik. Ya ampun...itu kan sama dgn ayat di Alkitab ku.

Amsal 17:22 Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.

Praise the Lord... Dashyat nih.. sampe speechless... Para ahli sampe susah2 bikin riset yang memakan waktu, dana, dan daya yang besar, hanya untuk menemukan teori ini. Sementara Alkitab mencatatnya dengan jelas sudah sedari dulu.

Gimana ga kagum? .... Bahkan ada lebih banyak lagi hal-hal yang berkaitan tentang rahasia sukses kehidupan manusia sudah dicatat dalam Alkitab. So take a time to read your "Alkitab" and find the truth..

Where are We?

Keluaran 3:17 Jadi Aku telah berfirman: Aku akan menuntun kamu keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju ke negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.

Seorang hamba Tuhan yang saya kagumi, Pdt. Petrus Agung Purnomo, pernah mengajarkan ada 3 masa dalam kehidupan manusia. Pelajaran itu berkesan dalam hidup saya. Dia mempelajari dari kehidupan orang Israel jaman Musa sampai Yosua. Ada 3 masa:

  • Masa di Mesir
    Cirinya: segalanya tidak cukup. Dalam kondisi tertindas. Tidak bebas beribadah kepada Tuhan. Walaupun segalanya tampak teratur (pekerjaannya menjalani rutinitas), namun sesungguhnya dalam kondisi terpenjara. This is the land of not enough.
  • Masa di Padang Gurun
    Cirinya: sudah merdeka, bebas beribadah kepada Tuhan. Namun segalanya hanya cukup untuk sehari. Kebutuhan hari ini bisa dipenuhi di hari ini saja. Besok tidak tahu harus bagaimana. Namun masa ini adalah masa penyertaan Tuhan yang nyata. Mujizat terjadi setiap hari. Pertolongan Tuhan ada di setiap hari. Disinilah pendidikan terjadi. Kita dimatangkan dan didewasakan. This is the land of just enough.
  • Masa di Kanaan
    Cirinya: kemerdekaan penuh. Segalanya tercukupi. Ada banyak sumber-sumber yang berlimpah untuk kita dapatkan. Ada banyak tugas yang harus dilakukan juga. Harus memerangi dan merebut, namun Tuhan yang berperang di depan bangsa. Ada mujizat-mujizat yang sangat luar biasa dalam peperangan. Kewajiban terpenting adalah menjaga kekudusan, memelihara hubungan dengan Tuhan. This is the land of more than enough.

Sampai mana ya saya? God... how i long to get to the promise land soon...

Rabu, April 22, 2009

Marah itu Bodoh

Pro 20:3 Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak.

Zinedine Zidane mengakhiri karirnya dengan cacat. Dia menanduk Marco Materazzi setelah konon dikata-katai sebagai teroris olehnya (yang di kemudian hari ternyata tidak terbukti di pengadilan yang dimenangkan Materazzi - Kompas 8 April 2008). Apapun yang terjadi, pada saat itu, Zidane terprovokasi. Ia membiarkan amarahnya meledak. Ia yang biasa terlihat berpenampilan kalem, dingin mengatur strategi, cool, tiba-tiba naik darah, dan terlihat seperti orang bodoh. Akhirnya ia dikeluarkan dari permainan, dan Perancis kalah dari Italia dalam adu penalti.

Ini adalah salah satu contoh nyata dari ayat di atas. Betapa reputasi yang sudah terbangun sejak lama, hilang karena amarah yang meledak. Betapa kehormatan bisa hilang oleh karena seseorang membiarkan amarahnya meledak.

Jujur, saya pun pernah memiliki pengalaman pahit dengan masalah pengendalian amarah ini. Tangan saya pernah patah, karena saya pukulkan ke tembok sebagai pelampiasan kemarahan saya. Dan akibatnya, 2 bulan setelah itu saya terpaksa harus melakukan segalanya dengan tangan kiri. Lebih besar dari itu, perasaan malu dan menyesal itu tak tergantikan.

Pagi ini saya diingatkan oleh kejadian-kejadian di atas ketika merenungkan Firman Tuhan dalam Yakobus 1:19-20.

Yak 1:19 Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; 20 sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.

Inilah tips yang sangat dashyat, bagi kita orang-orang yang punya kesulitan dalam mengendalikan amarah.

  • cepat untuk mendengar,
  • lambat berkata-kata,
  • lambat untuk marah.

Ketiga tips ini berjalan berurutan. Dimulai dari cepat untuk mendengar, mengakibatkan lambat berkata-kata, dan mengakibatkan lambat untuk marah. Kuncinya ada di 'mendengar'. Ketika orang bicara, dengarkan.

Ada dua jenis cara mendengar:

  • mendengar untuk menjawab
  • mendengar untuk memahami

Jenis pertama ini, seringkali adalah orang yang sangat cermat mendengar, tapi hanya mencari inti dari pembicaraan, dengan maksud mencari bahan untuk membalas percakapan. Dia tidak sungguh-sungguh ingin mengerti apa yang dibicarakan. Dia ahli mencari celah dalam pembicaraan. Ini pendengar yang buruk. Biasanya tukang debat adalah orang jenis ini. Dia tidak segan-segan memotong pembicaraan ketika merasa sudah dapat 'bahan' menjawab.

Sedangkan jenis kedua, adalah yang dimaksudkan oleh Yakobus. Jenis ini, otomatis akan menjadi lambat berkata-kata. Karena dia akan mencerna lebih dahulu potongan-potongan informasi yang terkumpul dalam pembicaraan. Itu akan menyebabkan lambat untuk marah.

Saya sudah bertobat untuk menjadi cepat marah. Belum sempurna. Tapi saya sudah melangkah maju. Apakah Anda adalah orang yang cepat marah? Kendalikan diri Anda. Perbaiki pendengaran Anda. Ingat... Alkitab berkata, orang yang membiarkan amarahnya meledak itu orang bodoh...

Selasa, April 21, 2009

Menyatakan Kesalahan

Menyambung tulisan saya kemarin (Pencemooh), saya mau menjelaskan perbedaan antara orang yang mencemooh dan orang yang menyatakan kesalahan (melakukan koreksi).

Dalam 2 Tim 3:16, salah satu fungsi dari Firman Tuhan adalah menyatakan kesalahan. Jadi bila kita sedang menjalankan fungsi ini, maka kita boleh menegur dan menyatakan kesalahan orang lain, daripada diam atau bahkan menjilat.

Amsal 28:23 Siapa menegur orang akan kemudian lebih disayangi dari pada orang yang menjilat.

Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, dalam mengkritik sesuatu, agar kita tidak terjerumus menjadi seorang pencemooh.

  • Obyektif vs Subyektif. Apakah kesalahan itu adalah kondisi nyata atau hanya perasaan kita saja? Apakah kesalahannya yang kita benci atau orangnya?
  • Lalai vs Sengaja. Dalam melihat sebuah kesalahan, perhatikan apakah itu sekedar kelalaian yang terjadi? Atau ketidaktahuan? Atau kesengajaan? Atau ada kondisi-kondisi darurat yang terjadi sehingga terpaksa harus 'breaking the rule'?

Pencemooh menganggap apapun yang terjadi adalah salah. Pengkritik (yang sehat) akan mengatakan: bagus bila bagus, jelek bila jelek. Tentu saja perlu etika yang baik untuk mengatakannya. Selidiki diri Anda, bila apapun terasa salah, itu artinya Anda pencemooh.

Biasanya pencemooh hanya berani berkata di belakang yang dia tidak suka. Tapi seorang yang baik, akan menyatakan kesalahan, langsung kepada orang yang bersangkutan secara empat mata. Selidiki diri Anda, bila Anda beraninya di belakang, itu adalah pencemooh.

Dalam Amsal di atas, dalam versi the message dikatakan 'In the end, serious reprimand is appreciated far more than bootlicking flattery.' (Akhirya, teguran yang sungguh-sungguh akan jauh lebih dihargai, daripada sanjungan yang menjilat.) Jadi seorang pengkritik yang baik, mungkin awalnya dimusuhi, tapi akhirnya akan terlihat kebaikannya.

Kolose 3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.

Menurut ayat di atas, untuk bisa mengoreksi dengan baik dan bukan mencemooh, kita perlu:

  • memenuhi hidup kita dengan perkataan Kristus yang diam di dalam kita,
  • memenuhi hidup kita dengan hikmat Allah,
  • memenuhi hidup kita dengan nyanyian Mazmur, puji-pujian, nyanyian rohani, dan ucapan syukur.

Jadi, menjaga diri untuk tidak menjadi pencemooh bukan berarti kita harus diam dan membiarkan segala yang tidak beres berlalu begitu saja. Nyatakan kesalahan, tegurlah bila perlu, namun lakukan sesuai dengan syarat-syarat di atas.

By the way, menurut Anda, Simon Cowell (juri American Idol, Britain's Got Talent) itu pencemooh atau orang yang menyatakan kesalahan?

Senin, April 20, 2009

Pencemooh

Saya pernah merasa sedemikian resah, gelisah, dan kayaknya banyak yang mengganggu suasana hati saya. Gak mood. Bete. Sumuk. Gerah. Pokoknya nggak bahagia. Tapi, saya tidak tahu apa sebabnya. Itu membuat saya mencoba mencari, apa sih penyebabnya? Rasanya, hari ini mungkin saya temukan salah satu jawabannya.

Psa 1:1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,

Kalau kita melihat Mazmur di atas, tampak bahwa orang yang demikian itu, adalah orang yang berbahagia. Sebaliknya orang yang :

  • berjalan menurut nasihat orang fasik
  • berdiri di jalan orang berdosa
  • duduk dalam kumpulan pencemooh

..... adalah orang yang tidak berbahagia.

Ketika saya baca ayat ini, saya mulai introspeksi. Dan saya temukan, banyak sekali saat-saat saya tidak berbahagia , terutama disebabkan point ke tiga. Ketika saya duduk dalam kumpulan pencemooh, saya dengar banyak racun-racun pikiran.

Ada orang yang mencemooh sesama pelayan Tuhan, ada orang yang mencemooh pimpinan rohaninya, ada orang yang mencemooh anak-anak rohaninya.

Huuuhhh... jadinya ikut suntuk. Jadinya ikut tidak puas. Jadinya ikut menggerutu. Dan Mazmur berkata dengan jelas, itu akan menyebabkan ketidakbahagiaan kita.

Di sisi lain, saya pun mulai berpikir. Jangan-jangan ada saat-saat dimana saya menyebabkan orang lain tidak berbahagia, ketika saya sedang mencemooh orang lain. Wow.. pikiran itu membuat saya berhenti sejenak dan introspeksi. Am I the problem? Apakah saya penggerutu? Pencemooh? Semoga tidak. Bila iya, saya akan bertobat sekarang juga.

Bagaimana dengan Anda? Bila Anda berada dalam kumpulan pencemooh, segeralah pergi dari situ. Namun bila Andalah yang pencemooh, segeralah tutup mulut Anda. Karena mulai sekarang, pasti saya tidak mau berada dalam lingkungan Anda.

Sabtu, April 18, 2009

Korban yang Luar Biasa

2Samuel 6:13 Apabila pengangkat-pengangkat tabut TUHAN itu melangkah maju enam langkah, maka ia mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan.

Menyambung renungan kemarin, saya iseng-iseng coba menghitung-hitung beberapa hal.

  • Berapa jarak dari rumah obed-Edom ke kota Daud? Dari beberapa literatur sejarah, saya temukan kira-kira jaraknya 7-14 mil (11,3-22,5 km). Kita bulatkan, anggap aja 20 km.
  • Berapa banyak lembu dan anak lembu gemukan yang dikorbankan? Kalau 6 langkah kita anggap 6 m. Maka 20 km terdiri dari 3333 kali berhenti untuk melakukan pengorbanan. Berarti ada 3333 ekor lembu dan 3333 ekor anak lembu gemukan.
  • Kira-kira berapa biayanya? Kalau kita anggap 1 ekor lembu harganya 8 jt rupiah, dan anak lembu gemukan 5 jt rupiah. Maka, untuk lembu biayanya = 26.664.000.000 rupiah. Untuk anak lembu gemukan 16.665.000.000 rupiah. Totalnya = Rp. 43.329.000.000,- Hmmm... 43 Milyar lebih.
  • Masih ada pertanyaan saya lainnya. Bagaimana cara membawa ternaknya? Kapan ngumpulinnya? Bagaimana membereskan hasil bakarannya? Siapa yang mberesin sisa-sisa mezbah dan kotoran-kotorannya? Daging hasilnya dikemanain semua?

Wow... bayangkan kerepotan yang ditimbulkan dari perjalanan ini. Sungguh ibadah yang repot dan mahal. Tapi semua itu Daud lakukan dengan sukacita.

2Samuel 6:12 Diberitahukanlah kepada raja Daud, demikian: "TUHAN memberkati seisi rumah Obed-Edom dan segala yang ada padanya oleh karena tabut Allah itu." Lalu Daud pergi mengangkut tabut Allah itu dari rumah Obed-Edom ke kota Daud dengan sukacita.

Ini luar biasa!! Bagaimana dengan kita? Mau berangkat ke gereja, wah hujan. Repot ah, nanti sore aja kalau sudah gak hujan. Mau pelayanan, wah jauh, bensin mahal, dst. Atau seandainya tetap melakukan banyak hal dalam kerajaan Tuhan, kita melakukan dengan sungut-sungut.

2Samuel 6:15 Daud dan seluruh orang Israel mengangkut tabut TUHAN itu dengan diiringi sorak dan bunyi sangkakala.

Daud melakukan dengan luar biasa. Dan dengan dicontohi oleh Daud, seluruh orang Israel baru ikut melakukan. Daud dulu, baru orang Israel. Itu baru namanya teladan. That is leading by doing. Saya bisa gak ya?

Jumat, April 17, 2009

Daud vs Mikhal

Di Alkitab ada sebuah contoh peristiwa, dimana diadakan ibadah yang sangat luar biasa.

2Samuel 6:12 Diberitahukanlah kepada raja Daud, demikian: "TUHAN memberkati seisi rumah Obed-Edom dan segala yang ada padanya oleh karena tabut Allah itu." Lalu Daud pergi mengangkut tabut Allah itu dari rumah Obed-Edom ke kota Daud dengan sukacita. 13 Apabila pengangkat-pengangkat tabut TUHAN itu melangkah maju enam langkah, maka ia mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan. 14 Dan Daud menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga; ia berbaju efod dari kain lenan. 15 Daud dan seluruh orang Israel mengangkut tabut TUHAN itu dengan diiringi sorak dan bunyi sangkakala.

Peristiwa itu terjadi ketika, Daud mengangkat tabut Allah, dari rumah Obed Edom ke kota Daud. Sebelumnya tabut Allah ini dirampas orang Filistin, namun karena menimbulkan malapetaka akhirnya dikembalikan ke rumah Obed Edom. Dan Daud ingin membawanya kembali ke kotanya.

Berapa jarak dari rumah obed-Edom ke kota Daud? Beberapa literatur sejarah memperkirakan jaraknya antara 11-22 km. Pada jarak sejauh itu, setiap 6 langkah (kira-kira 6m), diadakan upacara pengorbanan. Seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan dikorbankan bagi Allah.

Sungguh ibadah yang luar biasa mahal. Ribuan lembu dikorbankan, karena saking sukacitanya. Dan ibadah ini sangat meriah. Ada sorak sorai berkelanjutan. Sang Raja Daud menari-nari dengan sekuat tenaga diikuti oleh seluruh orang Israel.

The bad news is there's always someone gets left behind. Sayangnya, ada yang ketinggalan dalam arus sukacita ini.

2Sa 6:16 Ketika tabut TUHAN itu masuk ke kota Daud, maka Mikhal, anak perempuan Saul, menjenguk dari jendela, lalu melihat raja Daud meloncat-loncat serta menari-nari di hadapan TUHAN. Sebab itu ia memandang rendah Daud dalam hatinya.

Dan akibat kejadian ini, Mikhal yang rugi sendiri. Ia tidak mendapatkan anak sampai matinya. Itu sebuah aib yang terlihat nyata bagi orang Israel.

Bagaimana dengan kita? Bila ada yang bersorak, menari, bersukacita di hadapan Tuhan, misalnya dalam ibadah, apa reaksi kita? Mengikutinya? Ikut larut dan bersorak sorai memuji Tuhan? Ikut bersukacita? Atau memandang rendah orang-orangitu? Menghinanya seperti Mikhal?

Jangan menjadi seperti Mikhal, jadilah seperti Daud. Menjadi pelopor dalam pujian dan penyembahan kepada Tuhan, menjadi teladan dalam tindakannya. Sehingga seluruh umatNya diberkati. Ayo.. semangat! Semangat! Semangat!


Kamis, April 16, 2009

Hari yang Aneh

Kadang kita dihadapkan pada kondisi 'semuanya berantakan'. Apa yang kita harapkan semuanya tidak tercapai. Apa yang ada di depan kita salah semua. Orang yang di sekitar kita, semuanya seolah-olah memancing emosi. Mungkin listrik yang mati, komputer yang tiba-tiba hang dan belum sempat di-save, minuman yang tumpah ke kertas penting, sampai teman kerja atau bos yang tiba-tiba bawel.

Di TV ada acara reality show 'Hari yang Aneh'. Presenternya Uya Kuya. Mereka ngerjain selebritis. Mereka menggoda habis-habisan, berusaha memancing emosi, dengan cara membuat hari para selebritis itu berantakan. Tujuannya melihat reaksi selebritis itu seperti apa, ketika mereka berada dalam tekanan. Dalam Alkitab, kisah semacam itu dialami Ayub.


Job 6:11 Apakah kekuatanku, sehingga aku sanggup bertahan, dan apakah masa depanku, sehingga aku harus bersabar?

Ayub menjerit kecapekan dalam menghadapi musibah yang bertubi-tubi dalam hidupnya sebagai akibat dari serangan iblis. Rupanya iblis kadang memakai cara seperti ini untuk meruntuhkan anak Tuhan. Dengan seijin Tuhan, dia buat 'hari yang aneh' dalam hidup kita untuk menunjukkan kepada Tuhan, "Ni.. reaksi anakMu!" Bagaimana reaksi kita? Bertahan atau menyerah?

David Sarnoff, pendiri stasiun TV NBC berkata, "Kemampuan untuk BERTAHAN dalam menghadapi situasi yang buruk, adalah kunci penentu kegagalan atau kesuksesan." Tuhan Yesus pun memberikan warning kepada murid-muridNya bahwa kemampuan untuk BERTAHAN terhadap situasi yang buruk akan menentukan selamat atau tidak.

Mat 10:22 Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.

Bagaimana cara bertahan dalam menghadapi situasi yang buruk? Ingatlah selalu bahwa perjuangan kita bukan melawan darah dan daging. Banyak dari kita dalam menghadapi masalah, malah menambah masalah dengan cara memusuhi orang-orang yang kita anggap menjadi penyebab. Atau dengan bersikap bete, menyebalkan, sinis, dll. Intinya malah menambah musuh. Padahal kita bukan melawan manusia. Tapi pengaruh tipu muslihat iblis.

Eph 6:11 Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;

Bagaimana hari-hari Anda akhir-akhir ini? Saya sendiri saat ini sedang bertahan. Bertahan terhadap segala situasi yang menekan, pencobaan, tugas-tugas berat, orang-orang di sekitar yang menguras energi, dll. Dan ayat di bawah ini menghibur saya.

Yakobus 1:12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.

Ada hadiah bagi yang dapat bertahan. So... BERTAHANLAH dalam menghadapi hari-hari yang aneh.

Rabu, April 15, 2009

Astronot vs Astronom

Saya ingat perkataan yang diucapkan Dr. Grant, seorang tokoh dalam film Jurassic Park. Dia bilang, "Ada 2 jenis manusia. Astronom dan Astronot. Astronom adalah orang yang mempelajari bintang-bintang dan seluk-beluknya, Sedangkan Astronot adalah orang yang pergi ke bintang-bintang setelah mempelajarinya."

Ucapan ini begitu berkesan bagi saya. Dalam kehidupan beragama pun, ada 2 jenis orang ini. Pertama, orang yang mendengar atau mempelajari Firman Tuhan, but never go there. Dan jenis kedua, orang yang melakukan Firman Tuhan setelah mempelajarinya.

Yakobus 1:22 Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.

Dalam Alkitab, orang yang hanya mendengar dan tidak menjadi pelaku Firman disebut sebagai penipu diri sendiri. Bahkan saya pernah mendengar seorang hamba Tuhan menyimpulkan bahwa, orang yang mengajarkan Firman Tuhan namun tidak melakukannya adalah setara dengan nabi palsu. Dia tahu, mengkotbahkan, mengajarkan, namun tidak melakukannya.

Hmm... ucapan itu cukup membuat saya langsung mengintrospeksi diri. Apakah yang selama ini saya tulis dan ajarkan, sudah saya lakukan? Saya bisa membayangkan, sungguh dashyat bila semua orang menjadi pelaku-pelaku FirmanNya.

Keluaran 24:3 Lalu datanglah Musa dan memberitahukan kepada bangsa itu segala firman TUHAN dan segala peraturan itu, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak: "Segala firman yang telah diucapkan TUHAN itu, akan kami lakukan."

Bagaimana dengan Anda? Saudara Astronom atau Astronot dalam kerajaan Allah?

Selasa, April 14, 2009

Anak Kesayangan

2Ti 2:20 Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia.

Dalam rumah saya, ada kamar yang menjadi tempat paling favorit saya. Kamar tidur. Dalam kamar itu semua barang-barang yang saya sukai ada di dalamnya. Seperangkat computer, lemari buku yang berisi buku-buku rohani, psikologi, kliping-kliping Koran, ada kulkas kecil, tv, dvd player, dan tempat tidur tentunya. Kamar ini enak sekali bagi saya. Saya suka disini lebih dari di tempat lain dalam rumah saya.

Tuhan juga mengumpamakan kerajaan Allah sebagai rumah yang besar. Ada berbagai perabot di dalamnya. Dari emas, perak, kayu, tanah. Itu mengibaratkan jenis-jenis anak Tuhan. Ada yang dipakai untuk maksud yang mulia, ada yang untuk maksud yang kurang mulia.

Jadi Tuhan punya tempat favorit. Tempat itu diisi oleh perabot yang mulia. Tuhan senang berdiam di situ. Maka diantara seluruh ciptaanNya kita tahu bahwa Tuhan punya umat kesayangan.

Ulangan 7:6 Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya.

Dan diantara umat kesayangannya yaitu gereja Tuhan, lebih khusus lagi, Dia punya anak-anak kesayangan.

Amsal 8:30 aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya;

Masalahnya, bagaimana cara menjadi anak kesayangan Tuhan? Kalau kita pelajari dari sekitar kita, anak-anak yang menjadi kesayangan orang tuanya memiliki ciri-ciri yang khas.

Pertama, anak kesayangan ini pasti ingin selalu berada di dekat orang tuanya. Bila mereka sudah berkeluarga, orang tuanya akan diboyongnya untuk tinggal di rumahnya. Paling tidak mereka akan sering sekali mengunjungi orang tuanya.

Kedua, anak kesayangan pasti tahu selera orang tuanya, sehingga mereka bisa memenuhi kehendak orang tuanya. Mereka tahu apa makanan kesukaan, pakaian, kehendak, perasaan orang tuanya.

Ketiga, anak kesayangan akan berusaha menyenangkan hati orang tuanya.

Sebagai anak Tuhan, apakah kita rindu selalu berada di hadiratNya? Apakah kita tahu selera Bapa? Apakah kita berusaha menyenangkan Tuhan? Mari kita berusaha menjadi anak kesayangan Tuhan, menjadi perabot yang mulia, sehingga hidup kita menjadi tempat favorit dimana Tuhan berdiam.

Sabtu, April 11, 2009

Laki-laki Sempurna

Sebuah toko super besar baru dibuka, mereka menjual laki-laki untuk dijadikan suami. Wanita bisa memilih suami dari berbagai pilihan jenis laki-laki. Toko ini terdiri dari 6 lantai, dan setiap menaiki lantai, kualitas laki-laki akan bertambah. Namun, ada peraturan penting, bahwa sekali Anda sudah naik ke lantai atas, Anda tidak bisa lagi turun ke lantai bawahnya. Anda hanya bisa keluar dari gedung itu. Maka masuklah seorang wanita untuk mencari suami.

Di lantai pertama tertulis pengumuman. Lantai 1: Laki-laki di lantai ini: punya pekerjaan tetap. Wanita ini membaca tanda itu dan berkata dalam hatinya, "Well, ini lebih baik dari pacarku, tapi penasaran, apa ya, yang ada di lantai berikutnya?" Jadi, naiklah ia ke lantai 2.

Lantai 2 tertulis: Laki-laki di sini punya pekerjaan bagus dan menyukai anak-anak. Wanita itu berpikir, "Wow, hebat! Tapi di lantai berikutnya apa ya?" Dan dia naik lagi.

Di Lantai 3: Laki-laki di sini: punya pekerjaan bagus, menyukai anak-anak, dan sangat ganteng. "Hmmm... bener-bener hebat," pikirnya, "Tapi di lantai atas apa lagi ya?"

Lantai 4: Laki-laki ini punya pekerjaan hebat, suka anak-anak, sangat ganteng, dan suka mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah. "Wow!" serunya, "Sangat menggoda, Wah lantai di atas ini pasti lebih baik lagi." Dan lagi, dia berjalan menaiki tangga ke lantai 5.

Lantai 5: Laki-laki ini punya pekerjaan hebat, suka anak-anak, sangat ganteng, suka mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah, punya rasa humor yang tinggi, romantis, dan bertanggungjawab. "Oh my God, ini benar-benar sempurna!!!Tapi coba pikir... apa yang menanti saya di lantai 6! Pasti laki-laki yang sangat sempurna di luar perkiraan saya!" Maka naiklah dia ke lantai 6.

Di lantai 6 tertulis pengumuman : Anda adalah pengunjung ke 1.456.789.653 di lantai ini. Tidak ada laki-laki di lantai ini. Lantai ini diadakan untuk membuktikan, bahwa wanita adalah pribadi yang tidak mungkin dipuaskan. Terima kasih karena telah mensukseskan penelitian ini. Selamat Jalan! Hati-hatilah menuruni tangga.

Pro 27:20 Dunia orang mati dan kebinasaan tak akan puas, demikianlah mata manusia tak akan puas.

Jumat, April 10, 2009

Adil dan Kasih

Kerajaan Kalingga (Jepara tahun 674) diperintah oleh Ratu Sima yang sangat keras namun adil. Kejujuran sangat ditanamkan pada rakyatnya. Rakyat sangat taat pada aturan dari pemerintahan Ratu Sima, hingga rakyat menjadi makmur.

Berita tentang Ratu Sima yang adil, negerinya yang makmur, dan rakyatnya yang jujur, terdengar sampai China dan sampai ke telinga Raja Ta-che. Raja Ta-che ingin membuktikan kebenaran dari kejujuran rakyat Kalingga. Ia mengirim utusan ke Kalingga. Utusan Raja Ta-che diperintah untuk menaruh pundi-pundi emas secara diam-diam di tengah jalan dekat keramaian pasar.

Berhari-hari, berbulan-bulan, hingga sampai tiga tahun, pundi-pundi itu tak berpindah dari tempatnya. Tidak satu pun orang yang menyentuh pundi-pundi itu. Hingga sampailah pada suatu hari, Sang Putra Mahkota, yaitu anak tertua dari Ratu Sima berjalan melewati pasar tersebut. Tak sengaja kakinya menyenggol pundi-pundi tersebut. Warga melihat kejadian tersebut dan melaporkannya kepada tentara.

Ratu Sima langsung memerintahkan kepada hakim untuk menghukum mati Sang Putra Mahkota, yang anaknya sendiri. Ratu Sima menganggap itu hal itu termasuk dalam kejahatan pencurian, dan hukumannya adalah mati. Ratu Sima berpendapat bahwa mencuri itu berawal dari menyentuh barang tersebut hingga timbul keinginan untuk mencuri.

Beberapa Patih kerajaan tidak setuju dengan keputusan Ratu Sima. Mereka mengajukan pembelaan untuk Sang Putra Mahkota kepada Ratu Sima. Pembelaan mereka yaitu, Sang Putra Mahkota menyenggol pundi-pundi tersebut karena tidak sengaja dengan kakinya. Maka lebih baik cukup kakinya saja yang dipotong, tidak perlu dihukum mati karena ada unsur ketidaksengajaan. Setelah melalui perdebatan yang panjang, Ratu Sima akhirnya menyetujui pembelaan dari Patih kerajaan.

Cerita di atas terdapat dalam buku Negara Kertagama, tulisan Mpu Prapanca. Ratu itu sangat luar biasa. Dia adil dan tegas. Anaknya sendiri pun akan dihukum mati apabila bersalah.
Dan ternyata itu adalah salah satu sifat Allah kita. Adil. Semua manusia telah berdosa dan layak dihukum mati.

Rom 3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

Rom 6:23 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Maka sebagai Allah yang mempunyai sifat yang adil, Dia harus menghukum mati semua orang. Namun dia punya sifat lain selain adil, yaitu kasih. Dia begitu mengasihi manusia yang sudah berdosa itu. Karena itu, Dia punya jalan keluar. Dia hukum semua orang, namun hukuman itu akan ditanggungkan kepada diriNya sendiri, melalui AnakNya yang tunggal.

Joh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Maka Yesus turun ke dunia untuk membereskan hal ini. Dan orang yang percaya kepada Yesus akan diselamatkan.

Terima kasih Tuhan atas pengorbananMu...

Kamis, April 09, 2009

Fakta Medis Penderitaan Yesus

Ini adalah sebuah penjelasan kedokteran mengenai apa yang diderita Yesus pada hari Ia wafat oleh Dr. C. Truman Davis.

Kita bisa mendalami beberapa detil derita Tuhan kita dari segi fisiologi dan anatomi. Apa sebenarnya yang diderita oleh tubuh Yesus dari Nasaret selama jam-jam penyiksaan itu?

Getsemani

Derita jasmaniah Kristus dimulai ketika di taman Getsemani. Yang menarik dari segi fisiologi ialah hal keringat darah. Sang tabib, Lukas, adalah satu2nya penulis injil yang memberitakan kejadian ini. Katanya, "Ia sangat ketakutan dan makin bersunguh-sungguh berdoa. Peluhnya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah." (Luk. 22:44).

Ini adalah fenomena hematidrosis, atau berkeringat darah. Di bawah tekanan berat emosi, pembuluh2 kapiler kecil2 dalam kelenjar keringat pecah, sehingga mencampurkan darah dengan keringat. Proses ini saja sudah bisa menyebabkan kelemahan yang nyata dan syok.

Dalam pengadilanNya di depan sidang Sanhedrin dan Kaifas, sang imam agung, trauma luka jasmaniah pertama diterima. Seorang serdadu langsung menampar wajah Yesus ketika ia membisu saat ditanyai oleh Kaifas. Lalu para pengawal istana menutupi mataNya, mencemooh menggodaNya untuk mengenali mereka satu2, berputar2 melewatiNya, meludahiNya, lalu memukuli wajahNya.

Di Hadapan Pilatus

Esok paginya, sudah serba benjol, memar, dan terluka, dehidrasi, dan ditambah beban karena semalaman tidak tidur, Yesus dibawa melalui Yerusalem ke Pretorium dari Benteng Antonia, tempat kedudukan Pontius Pilatus. Kita mengetahui usaha Pilatus yang mencoba menimpakan tanggung jawabnya kepada Herodes Antipas, penguasa di Yudea. Tampaknya di tangan Herodes ini, Yesus tidak mengalami penyiksaan. Dan Ia dikembalikan ke Pilatus. Di sinilah kemudian, dalam menanggapi jeritan massa, Pilatus menyuruh membebaskan Barabas dan menetapkan agar Yesus disesah dan disalibkan.

Persiapan penyesahan Yesus pun dilaksanakan. Tahanan itu ditelanjangi dan tangan2Nya diikatkan ke suatu balok di atas kepalaNya. Serdadu Romawi pun maju ke depan dengan flagellum dalam tangannya. Ini adalah semacam cambuk pendek terdiri dari beberapa lembar kulit tebal dan berat yang di ujungnya masing2 diikati dua bola timah kecil tajam.

Pencambukan dipukulkan sepenuh tenaga, lagi dan lagi, terus-menerus di sekujur pundak, punggung, dan kaki2Nya. Pada awalnya lembaran2 kulit yang diberati itu hanya menembusi kulit saja. Lalu, ketika pemecutan berlanjut, terjadilah luka2 ibarat irisan ke bawah jaringan di bawah kulit. Mulailah perembesan darah dari kapiler2 dan pembuluh darah kulit dan akhirnya menyemprotlah darah arteri dari jaringan2 otot yang di dalam.

Mula2 bola2 timah yang kecil itu menyebabkan memar dalam yang akhirnya jadi pecah akibat pukulan2 susulan. Akhirnya, kulit di punggung tercabik2 bergantungan seperti pita2 panjang. Dan seluruh bidang terpukul itu sudah tak dapat dikenali lagi, sebab kini telah merupakan jaringan2 yang terkoyak2 penuh darah.

Saat seorang serdadu Romawi menyatakan bahwa tahanan itu sudah hampir mati, barulah pencambukan akhirnya dihentikan.

Pengolok-olokan dan Ejekan

Yesus yang setengah mati dan hampir pingsan, kemudian dilepas ikatannya dan dibiarkan jatuh lunglai ke lantai batu. Basah kuyup oleh darahNya sendiri.

Para serdadu Romawi, rupanya melihat kelucuan dalam diri orang Yahudi udik yang menganggap dirinya raja ini. Mereka melemparkan selembar jubah ke pundakNya dan memberikan sebatang buluh ke tanganNya sebagai tongkat kebesaran.

Ah.... ya, mereka juga masih membutuhkan sebuah mahkota untuk melengkapi ejekannya. Ada ranting2 lentur berduri panjang runcing. Biasanya dipakai untuk menyalakan perapian batu bara di halaman dalam gedung. Ranting duri ini mereka bentuk menjadi semacam mahkota kasar. Lalu mereka benamkan ke atas kepalaNya. Lagi2 banyak darah keluar ketika duri2 itu menembusi banyak pembuluh darah di kepala.

Setelah bosan mengejek dan memukuli wajahNya, para serdadu mengambil kembali buluh dari tanganNya, lalu dipakainya untuk memukuli kepalaNya. Ini semakin menancapkan duri2 ke dalam kulit kepalaNya.

Setelah kenyang dan jemu membaduti dan berolah raga cara sadis begitu, mereka kemudian mencopot dan menarik jubah itu dari punggungNya. Jubah itu sebelumnya sudah menempel pada bercak2 darah pada luka2Nya. Dan penarikannya, sama seperti pencopotan secara kasar pada perban suatu luka, menyebabkan sakit yang luar biasa. Luka2 pun kembali mengalami pendarahan.

Golgota

Dalam menghormati adat Yahudi, serdadu Romawi mengembalikan pakaianNya. Patibulum salib yang berat diikatkan ke atas pundakNya. Mulailah arak2an prosesi. Ada Yesus yang dihujat, dua penjahat, dan serdadu2 Romawi yang dipimpin oleh seorang centurion, dengan lambat bergerak menelusuri rute yang hari ini kita kenal sebagai Via Dolorosa.

Meskipun Yesus mencoba berjalan tegak, namun beratnya balok kayu, ditambah segala syok akibat kehilangan banyak darah, membuatnya tak berdaya. Terlalu berat dan banyak bagiNya. Ia terjerembab dan jatuh. Balok yang kayunya begitu kasar seakan tambah mencungkili kulit yang sudah tercabik2 dan otot2 di pundak itu. Dua kali Ia masih mencoba bangkit berdiri, tapi kekuatan otot manusia sudah terdorong sampai lewat batas kekuatannya.

Si centurion, sudah gemas dan tak sabar memulai penyaliban, memilih seorang penonton berwajah Afrika Utara, Simon dari Kirene, untuk membantu memikul salib itu. Yesus mengikuti, masih tetap belepotan darah di-mana2 dan berkeringat dingin. Keringat lembab akibat syok. Jarak tempuh sekitar 600 m dari Benteng Antonia ke Golgota itu akhirnya terjalani.

Tahanan kemudian ditelanjangi lagi seluruhnya, kecuali selembar kain cawat yang diijinkan bagi orang Yahudi. Penyaliban dimulai. Kepada Yesus ditawarkan anggur campur mur, semacam analgesik, pemati rasa sakit. Ia menolak minuman itu. Simon diperintahkan meletakkan patibulum di lantai, dan Yesus cepat2 didorong terlentang ke belakang, dengan pundakNya menekan pada kayu itu.

Serdadu itu pun meraba2, mencari dan merasakan lekuk cekung di depan pergelangan tangan. Ia palu tembuskan paku besar, persegi empat besi cor, melewati pergelanganNya dan ke dalam kayu. Segera ia pindah ke sisi satunya, dan mengulang tindakan itu. Cukup berhati2 agar tidak kelewat meregangkan tangan2Nya, masih membiarkan sedikit lenturan dan ruang gerak.

Kemudian patibulum ini diangkat dan ditempatkan di bagian atas stipes, dan titulus yang bertuliskan "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi" dipakukan pada tempatnya.

Kaki kiri didorong ke belakang menekan kaki kanan. Dengan kedua kaki diluruskan, semua jari2 menghadap ke bawah. Sebatang besi cor besar dipakukan menembus lengkung telapak kaki, membiarkan lutut kaki masih melentur sedikit. Korban pun selesailah tersalib.

Di atas Salib

Saat Yesus perlahan mulai menggelantung ke bawah, dan dengan makin tambahnya beban pada paku2 di pergelangan tangan, rasa sakit tak terperikan. Teramat menusuk, menjalar lewat semua jari2 dan melalui lengan dan tangan, untuk kemudian meledak dahsyat di otak. Paku2 di pergelangan tangan menyebabkan tekanan pada saraf2 median, kelompok besar kumpulan saraf2 yang melintasi pertengahan pergelangan dan telapak tangan.

Ketika Ia mendorong diriNya ke atas untuk menghindari siksaan yang berlanjut ini, Ia meletakkan seluruh beban beratNya pada paku yang menembusi kakinya. Lagi2 ada arus gelombang rasa sakit dan nyeri luar biasa saat paku itu merobek saraf2 yang ada di antara tulang2 metatarsal kakiNya.

Tepat pada saat ini, terjadilah fenomena lainnya. Ketika tangan2 kelewat lelah, gelombang2 besar kram/kejang menerpa semua otot2, seakan mengikatnya dalam rasa sakit teramat dalam yang berdenyut2. Akibat tibanya serangan kram ini, mustahillah untuk mendorong menegakkan diriNya.

Begitu tergantung lagi pada tangan2Nya, otot2 pektoral, yaitu otot2 besar di rongga dada, dilumpuhkan. Akibatnya, otot2 antarkostal, yaitu otot2 kecil di antara tulang2 iga, tidak mampu berfungsi. Udara bisa dihirup masuk, tapi tak bisa dihembuskan keluar. Yesus bergumul untuk menegakkan diri hanya sekedar untuk mendapatkan sesaat nafas pendek. Akhirnya, tingkat karbon dioksida naik dalam paru2 dan dalam aliran darah di tubuh, dan sebagian dari serangan kram menghilang.

Kata-kata Terakhir

Secara tak teratur, Ia masih mampu mendorong menegakkan badanNya untuk bernafas. Pastilah di antara sela2 waktu ini Ia mengucapkan ketujuh kalimat2 singkat yang telah direkam Alkitab.

Pertama - saat melihat serdadu2 Romawi yang melemparkan dadu2 memperebutkan selembar jubahnya yang tak berjahit itu: "Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tak tahu apa yang mereka kerjakan."

Kedua - kepada penjahat yang bertobat: "...sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus."

Ketiga - memandangi Maria ibuNya, Ia berkata: "Ibu, inilah anakmu!" Lalu, berbalik melihat remaja Yohanes yang ketakutan dan dipenuhi kepiluan, murid kesayanganNya, Ia berkata: "Inilah ibumu!"

Jeritan yang keempat ialah, "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?" Ia menderita berjam-jam. Siksaan kesakitan yang tak terbatas, gelombang dan siklus2 yang memuntir, kram sedemikan menyerikan seakan mengoyak mencopot tiap persendian tulang. Sebentar2 Ia alami sebagian sesak nafas karena kurangnya zat asam dalam darah, dan rasa sakit yang begitu hebat sekali ketika jaringan punggung-Nya seperti dicacah rajam dikelupas akibat gerakan naik turun saat bergesekan dengan permukaan kayu yang kasar itu. Lalu timbullah suatu penderitaan lain: sebuah rasa sakit yang amat sangat nyeri seakan menghimpit seluruh rongga dada ketika perikardium, kantung yang mengelilingi jantung, perlahan2 mulai terisi oleh serum dan mulai menekan jantung. Kesudahannya makin mendekat. Cairan tubuh yang hilang telah mencapai tingkat kritis; jantung yang tertekan berjuang untuk memompa darah berat yang kental dan lambat pada jaringan2 tubuh, dan paru2 yang tersiksa berusaha mencoba, seperti kebingungan dan serba kalut, untuk menghirup sedikit2 udara.

Sementara itu jaringan2 tubuhnya yang kekeringan mengirimkan gelombang rangsangan ke otak. Yesus terengah menjerit kelima kalinya: "Aku haus." Sebuah bunga karang/spons yang dicelupkan dalam posca, anggur asam murahan minuman utama para legioner Romawi, didekatkan ke bibir Yesus. Tubuhnya kini sudah dalam keadaan sekarat ekstrim sekali, dan Ia bisa merasakan dinginnya maut merangkak memasuki jaringan2 tubuhNya.

Kesadaran ini menyebabkanNya membisikkan kata keenam, mungkin hanya sedikit lebih keras daripada sekedar suatu bisikan tersiksa: "Sudah selesai."

Misi penebusan dosa telah selesai dirampungkan. Akhirnya, Ia bisa membiarkan tubuhnya untuk mati. Dengan suatu hentakan terakhir himpunan kekuatan, Ia sekali lagi menginjakkan kakinya yang terkoyak pada paku, meluruskan kaki2Nya, menarik napas yang lebih dalam, dan melontarkan jeritan terakhir dan ketujuhNya: "Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu."

Kematian

Cara umum untuk mengakhiri suatu penyaliban ialah lewat krurifraktur, yaitu pematahan tulang2 kaki. Ini menghindari sang korban untuk menegakkan dirinya. Akibatnya tekanan pada otot2 di daerah dada tidak terlepaskan, dan terjadilah percepatan proses pencekikan. Kaki kedua penjahat dipatahkan, tapi ketika serdadu2 mendekati Yesus, mereka melihat proses ini tidak perlu bagiNya.

Untuk memastikan Yesus benar2 telah mati, legiuner itu menikamkan tombaknya di antara tulang2 iga, ke atas melewati perikardium dan ke dalam jantung. Yohanes 19:34b mengatakan, "dan segera mengalir keluar darah dan air." Jadi ada cairan seperti air yang mengalir keluar dari kantung pengeliling jantung dan juga darah dari dalamnya jantung. Ini adalah bukti konklusif bahwa Yesus telah mati. Bukan karena mati lemas tercekik seperti biasanya akibat penyaliban, melainkan karena gagal jantung disebabkan oleh syok dan penyesakan serta penyempitan jantung gara2 adanya cairan di perikardium.

Kebangkitan dari Maut

Dari uraian di atas, kita telah melihat ringkasan kejahatan yang bisa manusia tunjukkan terhadap sesamanya dan terhadap Allah. Ini merupakan tindakan buruk dan mengerikan. Mungkin bisa membuat kita berada dalam keadaan hati yang remuk redam karena sedih dan tertekan.

Tetapi penyaliban bukanlah akhir dari kisah ini. Kita bisa bersyukur bahwa kita masih mempunyai suatu sambungan. Sebuah tindakan penyelamatan dari Allah untuk manusia. Ada kasih pengampunan tak terbatas dari Allah pada umat manusia, karunia penebusan. Semua terjadi karena ada kebangkitan Yesus dari alam maut.

Dr. C. Truman Davis is a graduate of the University of Tennessee College of Medicine. He is a practicing ophthalmologist, a pastor, and author of a book about medicine and the Bible.

Sumber dari : http://www.sarapanpagi.org/
yang mengambil dari New Wine Magazine, April 1982.
Used with permission.
Originally published in Arizona Medicine, March 1965,
Arizona Medical Association.

Menanti (by Nina)

Dulu waktu saya masih ABG, malam Minggu adalah waktu yang sangat ditunggu-tunggu. Tiap malam minggu tiba, saya menunggu pacar saya datang. Sebagai cewek ABG, tentunya sambil nunggu-nunggu itu, saya melakukan aktivitas, ya mandi, ya luluran, ya deg-degan.. belum kalau hujan.. wah si ganteng datang gak ya…

Jaman dulu belum ada HP, Saya gak bisa nanya2, "Kamu sampai mana? Udah berangkat belum?" Saya hanya berpegang pada janjian dari pertemuan yang lalu.

Seperti seorang gadis ABG yang mau diapelin pacarnya, saat ini mungkin Anda sedang mengalami masa menunggu Tuhan. Menunggu Tuhan melakukan sesuatu, atau menunggu saat di mana Tuhan bekerja. Dan seperti halnya kita menunggu pacar, tentunya ada hal yang dilakukan secara khusus.

Isa 30:18 Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!

Ternyata dari ayat diatas, terbukti bahwa kerinduan itu ada di kedua belah pihak. Tuhan menanti-nantikan untuk mengasihi, dan kita harus menanti-nantikan untuk dibahagiakan. Dalam versi bahasa Inggris, ternyata kata menanti-nantikan ditulis dengan wait around, artinya menanti di sekitarnya.

Kalau kita menanti seseorang, secara fisik kita terpisah dari orang tersebut. Kita di rumah, dan orang tersebut ada di suatu tempat yang lain. Tetapi dalam menantikan Tuhan, ternyata Dia menghendaki supaya kita selalu berada dekat dengan Dia, menanti di sekitarNya. Artinya kita harus mengalami contact terus menerus denganNya. Mengapa harus terus contact dengan Dia, karena hanya Dia yang tahu saat dan waktu yang tepat bagi kita untuk menerima segala sesuatu yang Tuhan janjikan.

Jadi, menunggu Tuhan, tidak seperti seseorang yang sedang menunggu bis. Bisnya aktif bergerak dan penunggunya diam saja. Tetapi menunggu Tuhan, artinya kita ada di dekatNya, around Him, sambil bertanya, dan berkomunikasi dengan Dia.

Seperti seseorang pelayan yang sedang melayani seorang pembeli. Waitress yang baik, akan bertanya, "Mau makan apa? Minumnya yang dingin atau panas?" Sambil menunggu pembeli menentukan pilihannya, dia akan bertanya, "Apakah tempat duduknya sudah nyaman? Apakah jendelanya harus ditutup?

Ketika seorang pelayan menunggu customernya mengorder makanan, ada jeda, ada rentang waktu, mungkin pembeli harus memikir-mikir dulu apa yang mau dia beli. Semua bertujuan untuk menyenangkan pembelinya.

Pagi ini saya bernyanyi:

  • Tuhan kumau menyenangkanMu, Tuhan bentuklah hati ini, jadi bejana untuk hormatMu, cemerlang bagai emas murni
  • Tuhan kuserahkan hidupku, semua kuberikan padaMu, kuduskan, hingga kudus selalu, agar aku menyenangkanMu
  • MenyenangkanMu, senangkanMu, hanya itu kerinduanku... MenyenangkanMu, senangkanMu, hanya itu kerinduanku.

Rabu, April 08, 2009

Membakar Kapal

Mic 2:13 Penerobos akan maju di depan mereka; mereka akan menerobos dan berjalan melewati pintu gerbang dan akan keluar dari situ. Raja mereka akan berjalan terus di depan mereka, TUHAN sendiri di kepala barisan mereka!

Hernando Cortez adalah seorang penjelajah Spanyol yang sangat terkenal karena tindakannya membakar kapal.

Ceritanya begini. Hernando Cortez lahir di sebuah kota kecil di Medellin Spanyol pada tahun 1485. Umur 18 tahun dia mulai berlayar. Dan sejak itu karirnya dalam kemiliteran dan pemerintahan Spanyol terus menanjak.

Pada 21 April 1519, dia mendarat di Veracruz. Di tanah itu, kekaisaran Aztec berkuasa. Dia berdiri di tanah Mexico itu dengan maksud meruntuhkan kekaisaran Aztec yang sedang dalam puncak kejayaannya. Di sinilah dia melakukan tindakannya yang terkenal sepanjang jaman. Dia kumpulkan semua anak buahnya di tepi pantai, kemudian dia berkata kepada mereka."There's no turning point from here."

Dan kata-katanya diwujudkan dengan membakar kapalnya. Tidak ada jalan pulang. Mulai titik itu, mereka akan terus maju atau mati. Tidak ada pilihan untuk mundur. Mereka bersorak sorai melihat terbakarnya kapal mereka. Dan sejarah membuktikan bahwa, Hernando Cortez menjadi penguasa Mexico pertama. KARENA DIA TERUS MAJU.

Banyak orang gagal, karena mereka menyiapkan jalan untuk mundur. Dan tentu segera menggunakannya begitu ada sedikit tantangan. Hernando Cortez menutup jalan belakannya, sehingga dia HARUS terus maju, atau mati dalam perjuangannya untuk maju.

Gal 2:5 Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada kamu.

Paulus memberi teladan serupa. Ia tidak mau mundur.

  • Bagi anak muda, membakar kapal mungkin berupa membersihkan komputer kita dari materi-materi pornografi simpanan,
  • Bagi yang sudah menikah, bisa membersihkan handphone dari nomor-nomor pacar lama Anda.
  • Bisa berupa membuang kebiasaan-kebiasaan buruk, dan masih banyak lagi. Tergantung masing-masing kita.

Intinya adalah menghilangkan kemungkinan akses untuk kembali ke masa lalu, dan terus maju. Sungguh tindakan yang sangat bermanfaat bila kita mau melakukannya.

Bangsa kita punya lagu yang sangat luar biasa. Judulnya 'Garuda Pancasila'. Di akhir lagu ini, kita dipaksa untuk mengatakan berulang-ulang, "Ayo maju, maju... ayo maju, maju... ayo maju, maju..!!"

Selasa, April 07, 2009

Mengeluarkan Balok

Seorang Psikolog pernah mewawancarai kliennya begini:

  • Klien : "Suami saya baik sekali. Bila kami bertengkar dan ia salah, ia cepat-cepat mengakui kesalahannya dan minta maaf."
  • Psikolog : "Bagaimana kalau Nyonya yang salah?"
  • Klien : "Saya salah? Itu tidak mungkin terjadi, Pak."

Mungkin kita tertawa membacanya. Tapi sebenarnya, kita pun sering berbuat demikian. Banyak masalah di dunia ini terjadi karena kita memandang 'hanya' orang lain yang salah. Kita selalu benar.

Mat 7:3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?

Dunia tidak membutuhkan lebih banyak lagi 'hakim-hakim'. Dunia butuh orang-orang yang bisa melihat balok di matanya sendiri. Dunia akan lebih baik jika setiap manusia memiliki kemampuan untuk introspeksi diri dan evaluasi diri.

Dalam hubungan sosial kita, baik di rumah tangga, di tempat kuliah, di kantor, kita akan selalu menemui orang yang tidak sempurna. Kita menemui banyak orang melakukan kesalahan. Dan reaksi alamiah kita adalah merasa kesal, sebal, dan tanpa disadari kita akan punya sebuah daftar nama. Daftar itu berisi nama orang dan kelemahan atau ciri-ciri jelek seseorang. Misalnya: Donni - terlalu pemalu, sering menjatuhkan barang, dll. Dan akhirnya kita berkesimpulan, "Dia orang yang buruk."

Biasanya daftar itu semakin panjang. Maka jadilah kita sebagai orang yang selalu memandang rendah orang lain, dan memandang diri sendiri hebat. Fokus kita adalah melihat selumbar di mata orang lain, dan melupakan balok di mata kita. Kalau sudah begini, kita sendiri yang akan menjadi orang yang menyebalkan di mata banyak orang.

Saya sendiri juga punya daftar itu. Ada nama-nama dan catatan-catatan kelemahan-kelemahan mereka. Tapi hari ini saya memutuskan untuk membuang daftar itu dari hidup saya dan berhenti mencari selumbar di mata orang lain. Lebih baik saya konsentrasi pada menyingkirkan balok di mata saya sendiri.

Mat 7:5 ..... keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

Senin, April 06, 2009

Upaya Terakhir

Mar 5:26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.

Dalam ilmu hukum ada istilah Ultimatum Remedium. Artinya upaya hukum terakhir yang ditempuh. Misalnya dalam kalimat berikut: Pengembalian kerugian negara adalah ultimatum remedium. Artinya setelah dilakukan penyidikan, pengadilan, koruptornya dihukum, tapi malah naik banding terus-terusan dan gak selesai-selesai maka biar urusan cepet kelar dilakukan upaya terakhir yaitu pengembalian kerugian negara, koruptornya dibiarin aja. Itu contohnya.

Nah, rupanya wanita pendarahan 12 tahun juga mengalami kondisi ini. Dia sudah kemana-mana. Dia sudah melakukan berbagai upaya tapi tidak berhasil. Malahan merugikan dia. Alkitab berkata bahwa dia sudah mendengar tentang Yesus. Tapi dia tetap melakukan berbagai upaya lain. Dan akhirnya 'ultimatum remedium' nya adalah Yesus.

Markus 5:27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. 28 Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."

Jalan terakhir wanita ini adalah Yesus. Bagaimana menurut Anda? Bagus juga sih, tapi menurut saya akan lebih baik dan sangat baik bila ia melakukan upaya pertamanya dengan mencari Yesus. Ia tidak perlu kehilangan berbagai hal. Ia tidak akan rugi.

Namun, setelah saya selidiki lebih lanjut, ada ayat yang menjadi perhatian saya.

Mar 5:33 Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya.

Mengapa dia takut dan gemetar? Menurut saya, karena dia tidak menyangka hasilnya adalah 'kesembuhan'. Ia sudah terlalu terbiasa dengan mencoba-coba. Coba ini coba itu. kalau gagal coba yang lain. Jadi memilih Yesus pun bukan menjadi upaya terakhirnya. Itu hanya salah satu dari upayanya, yang kebetulan berhasil. Untung Tuhan Yesus itu maha kasih. Ia mengampuni dan menganugerahi kesembuhan yang permanen.

Mar 5:34 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"

Sayangnya, tanpa kita sadari kita sering melakukan hal ini. Yesus menjadi ultimatum remedium kita. Yesus menjadi upaya terakhir kita. Padahal itu merugikan kita. Wanita itu kehabisan semuanya dulu baru sembuh. Kita sering habis-habisan dulu baru cari Yesus. Rugi.

Makanya, coba yukk.. mulai sekarang, jadikan Yesus sebagai upaya pertama kita...

Minggu, April 05, 2009

Wife...

Semoga tidak terjadi...

Eph 5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,

Husband ...

Ck..ck..ck.. The best wife and the worst husband...



Eph 5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya

Sabtu, April 04, 2009

Menerobos Samaria

Joh 4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)

Jaman itu, orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria. Dan orang Samaria menyadari itu. Mereka benar-benar saling menghindari. Sampai-sampai, bila ada orang Yahudi yang bepergian dan kebetulan harus melewati wilayah Samaria, mereka akan memilih memutari wilayah itu. Hmmm.... bikin susah sendiri aja...

Tapi Tuhan mengasihi semua bangsa. Dan Yesus sendiri memerintahkan murid-muridNya untuk menjangkau semua bangsa termasuk Samaria.

Act 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Namun setelah kira-kira 8 tahun setelah peristiwa ini, Murid-murid belum ke Samaria. Mereka hanya menyebar di wilayah Yudea. Puji Tuhan, akhirnya Filipus mau menerobos wilayah Samaria, sehingga tergenapilah ayat di atas.

Act 8:5 Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ.

Hasil dari pelayanan Filipus, ada jemaat yang kuat berdiri di Samaria. Dan Samaria tidak lagi dianggap hina. Mereka hidup dalam kesatuan Tuhan.

Act 9:31 Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.

Siapakah Samaria kita? Siapakah orang-orang yang kita hindari selama ini? Mungkin kita alergi pada anak-anak jalanan, narapidana, orang jompo, anak panti asuhan. Mungkin kita menghindari mereka. Atau lebih halus lagi, kita menghindari teman kuliah yang merokok, yang suka mabuk, yang beda keyakinan. Dalam konteks pergaulan itu benar, bila kita erat bergaul dengan mereka kebiasaan baik kita akan hilang .

1Co 15:33 Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.

Tapi dalam konteks menjadi saksi Tuhan itu salah. Kita harus menjadi saksi kepada semua orang. Hidup kita harus kita bagi dengan mereka. Biarkan mereka melihat hidup kita, menilai kita, dan bertanya kepada kita, 'bagaimana cara hidup yang benar.' Kita harus menjadi teladan bagi mereka.

Isa 2:3 dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

Saya punya kakak yang belum mengenal Yesus (i hope he's reading this..), dan mungkin dia adalah 'Samaria' saya. Saya menghindari percakapan tentang Yesus. Padahal mungkin dia merindukan kepenuhan dari kekosongan hatinya, yang hanya bisa diisi oleh Yesus. Hari ini saya mengerti bahwa saya pun harus menjadi saksi Tuhan bagi dia. Memberitakan Injil Keselamatan bagi dia.

Selidiki sekitar kita yuk, jangan-jangan Samaria kita ada di dekat kita.

Jumat, April 03, 2009

Kurang Puas Nih...

Kejadian 3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

Salah satu tipuan Iblis adalah menekankan kepada kita bahwa di antara banyak hal yang diberikan Tuhan, ada sesuatu yang kurang. Dia tekankan betapa Tuhan itu tidak adil karena tidak memberikan sesuatu kepada kita. Masih kurang. Tuhan pelit. Itu tipuan tercerdik iblis.

Adam dan Hawa memiliki segala hal. Mereka boleh memakan semua buah. Mereka punya hak memerintah binatang. Tapi Tuhan mengecualikan 1 hal saja. Dan itulah yang menjadi senjata iblis.

Betapa sering kita melihat teman kita dan berkata, "Enaknya punya HP kayak dia!", "Seandainya saya punya laptop seperti itu!", atau iri terhadap uangnya, mobilnya, motornya, pacarnya yang cantik atau ganteng, dll.

Atau mungkin kita sering pergi ke mall, melihat-lihat berbagai barang dan berpikir, "Seandainya saja saya punya itu dan itu dan itu!" Maka seluruh pikiran kita akan tertuju pada nafsu itu. Dan mudahlah bagi iblis untuk meneruskan strateginya. Terbukti pada Hawa.

Hawa digugah oleh iblis untuk merasakan rasa tidak puas atas apa yang sudah dimiliki. Hawa digoda untuk menginginkan apa yang tidak dia miliki. Dan itulah pemberontakan manusia pertama.

Pernah main kartu? Main kartu apapun, remi, minuman, bridge, poker, dll, selalu kita menerima kartu yang dibagi oleh salah seorang yang mengocok kartu. Setelah kartu kita dapatkan kita harus memainkannya. Mengintip kartu orang lain akan membawa masalah. Apalagi menginginkan kartu orang lain untuk ditukar dengan kartu milik kita, itu curang.

Ulangan 5:21 Jangan mengingini isteri sesamamu, dan jangan menghasratkan rumahnya, atau ladangnya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.

Hidup juga seperti permainan kartu. Tuhan sudah membagikan kartu ke masing-masing pemainnya. Mari kita mainkan kartu-kartu kita. Itu pasti yang terbaik bagimu. Kartu yang ada di tanganmu itu pasti lebih bermanfaat untukmu daripada di tangan orang lain. Begitu pula sebaliknya. Karena Tuhan tahu yang terbaik.

Mazmur 81:17 Tetapi umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik dan dengan madu dari gunung batu Aku akan mengenyangkannya."

Kamis, April 02, 2009

Siapa yang di Depan?

Exo 13:21 TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam.

Masa itu adalah masa anugerah besar bagi manusia. Tuhan Allah benar-benar menyatakan dirinya memimpin di depan dan memberi pengaruh nyata dalam kehidupan bangsa Israel. Tuhan berjalan di depan mereka. Dan ternyata Yesus pun punya pola yang sama. Ia mengatakan perumpamaan tentang gembala yang berjalan di depan domba-dombanya.

Joh 10:4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

Gembala domba di Israel berbeda kebiasaannya dengan 'angon wedus' di Jawa. Di Israel, gembala akan berjalan di depan, menghalau musuh-musuh, mencarikan jalan ke tempat air yang tenang, dan domba-domba mengikuti. Di Jawa, gembala berjalan di belakang.

Namun ternyata di Israel pun ada domba-domba yang 'maunya' berjalan di depan.

Mat 21:9 Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!"

Orang-orang ini berjalan di depan Yesus dan merasa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Mereka menyambut kedatangan Yesus sebagai kepala pemberontak yang akan membebaskan mereka dari kekuasaan Romawi. Namun Yesus bukan seperti itu, dan mereka kecewa. Seminggu kemudian, orang-orang ini kembali berteriak. Namun teriakannya berbeda, "Salibkan Dia! Salibkan Dia!"

Tahukah Anda beda dari angka 1.000.000 dengan 0.000001? Bedanya sangat jauh. Nilainya sangat bertolak belakang. Semua diakibatkan dari letak angka 1. Yang pertama angka 1 di depan, yang kedua angka 1 di belakang.

Bila Yesus kita letakkan di depan kita, Ia akan memimpin kita menuju kemenangan besar. Tapi bila kita letakkan Yesus di belakang kita, dan kita 'sok' memimpin Tuhan, maka bencana yang akan menimpa kita.

Tuhan Yesus... berjalanlah di depanku mulai sekarang. Amin.

Rabu, April 01, 2009

Hitam vs Cantik (2)

Eph 2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Pernahkah saudara perhatikan bahwa banci2 memiliki wajah yang nyaris seragam? Mereka biasanya sama di bagian hidung. Mengapa? Karena mereka menyuntik hidung mereka dengan silikon agar lebih mancung. Namun akhirnya terlihat sama semua.

Michael Jackson adalah contoh orang yang tidak puas dengan dirinya sendiri. Dilahirkan sebagai orang hitam keriting. Namun dengan keuangannya yang luar biasa ia berusaha mengubah dirinya. Akhirnya menjelmalah ia sebagai seorang yang putih, berambut lurus, berhidung lancip, berdagu belah, dan aneh seperti monster... (sorry Mike..)

Semua itu disebabkan oleh tidak puas dengan keunikan diri sendiri. Padahal dalam Efesus 2:10 dikatakan bahwa kita adalah, 'buatan Allah.' Bagaimana mungkin kita tidak puas dengan buatan Allah? Mengapa kita ingin menjadi seperti orang lain?

John L. Mason dalam bukunya 'An Enemy Called Average', mengatakan bahwa "Orang-orang dilahirkan orisinil, namun banyak yang mati sebagai salinan."

Anda dilahirkan unik. Jangan hidup dan mati sebagai copy-an. Dalam hal apapun! Michael Jackson punya kemampuan suara yang luar biasa. Tapi ia lebih fokus pada kekurangannya. Don't be like that!

Psa 139:13 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.

Tuhan itu Maha Segalanya. Jadi Dia tahu apa yang terbaik buat kita. Waktu Ia menenun saya dan saudara, Ia pasti melakukan yang terbaik. Tidak ada produk gagal dalam ciptaan Tuhan. Semua ada maksudnya dan semua itu yang terbaik. Terimalah dirimu dan sesamamu apa adanya.