Bani Amon dan Moab bergabung untuk menghancurkan Yehuda. Sebuah peperangan yang sangat tidak seimbang. Yehuda waktu itu gak punya tentara besar, kuda perang, maupun alat-alat perang. Dua bangsa yang bergabung ini sungguh mustahil untuk dikalahkan. Tapi hasil akhir perang ini sungguh aneh.
2Ch 20:25 Lalu Yosafat dan orang-orangnya turun untuk menjarah barang-barang mereka. Mereka menemukan banyak ternak, harta milik, pakaian dan barang-barang berharga. Yang mereka rampas itu lebih banyak dari pada yang dapat dibawa. Tiga hari lamanya mereka menjarah barang-barang itu, karena begitu banyaknya.
Bagaimana hal ini bisa terjadi? Yosafat punya senjata rahasia. Bayangkan saat dia melihat ke depan, ke padang gurun dimana tentara musuh yang demikian besar itu berkumpul. Dan dia melihat ke belakang, ke kotanya dimana rakyat yang tak mampu berperang berada. Sungguh memilukan. Dan diapun menengadah ke atas dan melihat .... Tuhan yang besar....!!!
Sering saya berada dalam situasi ini. Dan lupa untuk menengadah ke atas. Namun pagi ini saya renungkan betapa sesungguhnya ini adalah kunci setiap kemenangan. Yosafat melakukan sesuatu yang mungkin dianggap sebagai tindakan ironi yang gila. Dia menyanyikan puji-pujian kepada Allah. Apa isi pujiannya?
"Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!" (2Taw 20:21b)
Kadang saya melihat wajah-wajah cemberut di dalam gereja, dan tergoda untuk bertanya. "Ngapain kok cemberut? Ketawa donk!" Dan saya mendapat jawaban, "Wong lagi susah, kok disuruh ketawa!!" ... dan mendapatkan wajah yang semakin cemberut... hehe...
Tapi Yosafat punya senjata rahasia. Puji-pujian. Syukur. Tawa. Sorak-sorai. Dan ketika kita memuji Tuhan, Tuhan bekerja. Ayoooo.... beri puji-pujian kepada Tuhaaaaaann!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar