Halaman

Kamis, Desember 10, 2009

Faktor yang Memotivasi Karyawan

Kenneth A. Kovach, dalam jurnalnya yang berjudul "Why Motivational Theory Don't Work." (SAM Advance Management Journal, 1980, 54-59), mengungkapkan bahwa atasan dan bawahan selalu gak nyambung dalam persepsinya terhadap faktor yang memotivasi karyawan.

Menurut atasan, karyawan akan termotivasi bila faktor-faktor di bawah ini diperhatikan, sesuai urutannya yaitu :

  1. Gaji yang baik
  2. Keamanan pekerjaan
  3. Promosi dan pertumbuhan dalam organisasi
  4. Kondisi kerja yang baik
  5. Pekerjaan yang menarik
  6. Disiplin yang bijaksana
  7. Loyalitas pribadi pada pegawai
  8. apresiasi penuh atas pekerjaan
  9. Bantuan simpatik atas masalah pribadi
  10. Cocok dengan pekerjaan

Ehhh.... ternyata menurut karyawan nggak seperti itu. Menurut karyawan, mereka akan termotivasi kalau faktor yang diperhatikan adalah sesuai urutan sebagai berikut:

  1. Pekerjaan yang menarik
  2. apresiasi penuh atas pekerjaan
  3. Cocok dengan pekerjaan
  4. Keamanan pekerjaan
  5. Gaji yang baik
  6. Promosi dan pertumbuhan dalam organisasi
  7. Kondisi kerja yang baik
  8. Loyalitas pribadi pada pegawai
  9. Bantuan simpatik atas masalah pribadi
  10. Disiplin yang bijaksana

Jadi kalau menurut atasan, dengan dinaikkan gajinya, maka karyawan akan termotivasi. Sedangkan menurut karyawan itu hanya ada di urutan ke-5. Yang membuat karyawan termotivasi adalah pekerjaan yang menarik.

Pantesan, karyawan sering berantem sama atasan. Wong.. persepsinya aja beda banget. Karena itu perlu komunikasi yang efektif antara atasan dan bawahan. Tulll gak?? Ada tanggapan?


Sabtu, Oktober 03, 2009

Antivirus Smadav

Sorry menyimpang sedikit dari artikel biasanya. Saya ingin membagikan pengalaman dalam hal anti virus. Akhirnya berhentilah pencarian saya dalam hal mencari antivirus yang paling lengkap.

Antivirus satu ini bener2 buatan Indonesia. Makanya sesuai banget dengan kebutuhan kita. Tapi juga gak kalah dengan antivirus buatan luar. Teman-teman saya anjurkan untuk download antivirus ini. Keren banget.

Langsung aja ke www.smadav.net

God bless you all...

Selasa, September 08, 2009

Do the Right Thing

Do more than belong, PARTICIPATE

Do more than care, HELP

Do more than believe, PRACTICE

Do more than be fair, BE KIND

Do more than forgive, FORGET

Do more than dream, WORK

Kamis, Agustus 20, 2009

Di Puncak Bukit Bunga

Catatan: Teks di bawah ini saya ambil dari Cerpen karangan Suyono HR, yang ada dalam buku Kumpulan Cerpen "Sang Juara". Mengharukan sekali ceritanya. Semoga menjadi bahan refleksi bagi teman-teman semua. Bahagiakan orang tuamu selagi kamu masih sempat melakukannya, karena banyak orang yg tidak memiliki kesempatan itu, dan menyesalinya.

Dengan langkah kecil, Sarah digandeng ayahnya mendaki bukit "Bunga". Belum sampai dapat seperempat perjalanan, si kecil yang baru menginjak.umur empat tahun itu, telah merengek minta didukung.

Sarah kegirangan di atas dukungan ayahnya. Ia melonjak-lonjak sambil berteriak-teriak.

"Hai,. jangan begitu, Sarah!" larang ayahnya.

"Ha ha, Sarah naik kuda, Ayah!" jawab si kecil sambil terus melonjak-lonjak.

"Kita ke mana, Yah?"

"Ke tempat Ibu, Sarah!"

"Ibu rumahnya di mana, Ayah?"

"Di sana, di puncak bukit!" jawab ayahnya di sela napasnya yang terengah-engah. Setapak demi setapak, Pak Harja terus mendaki bukit itu sambil mendukung anaknya. Tanah agak becek dan licin karena hujan semalam.Udara pagi itu lembap. Langit berawan. Angin bertiup semilir dari arah utara. Sarah semakin keras berteriak-teriak ketika dilihatnya nenek dan kakeknya menyusul.

"Berhenti dulu, Yah. Berhenti! Kita sama-sama Kakek dan Nenek." teriak Sarah sambil terus turun dari, dukungan ayahnya.

Ketika yang ditunggu telah dekat, ia berteriak keras-keras, "Nenek ... Kakek ... !"

Kemudian Sarah minta didukung kakeknya.

"Sarah mau ke rumah Ibu, Kek!"

"Hem," sahut kakeknya singkat.

Betapa gembira hati Sarah ketika telah sampai di puncak bukit. Dijumpainya bunga-bunga yang beraneka warna bermekaran di sana-sini.

"Saya mau memetik bunga untuk Ibu, Kek," kata Sarah sambil turun dari dukungan kakeknya.

"Ibu pasti menggemari melati yang harum dan cantik ini, Ayah!"

"Ya, petiklah banyak-banyak!" sahut ayahnya.

"Juga mawar, Ayah?"

"Boleh!" jawab ayahnya sambil berdiri tertegun. Matanya tak berkedip memandang ke sebuah rumah kecil di sebelah sana.

"Sudah cukup banyak, Ayah. Ibu di mana, Ayah?"

"Ibu sedang tidur di rumah itu." jawab ayahnya sambil menggandengnya ke tempat tersebut.

"Nah, taburkanlah bunga-bungamu di sini!" kata ayahnya setelah sampai ke tempat yang dituju.

"Lalu bersihkanlah rumput-rumput di sekitar tempat tidur ibumu!"

"Ibu sedang tidur di sini, Ayah?" tanya Sarah sambil berpegangan pada batu nisan yang terbuat dari batu padas itu.

"Ya," jawab ayahnya perlahan.

Sarah menatap wajah ayahnya.

"Kapan Ibu bangun, Ayah?"

"Sssttt ..., kelak kalau Sarah sudah besar dan tidak nakal lagi," kakeknya menjawab.

"Saya mau makan banyak-banyak biar lekas besar ... Hihi ... mengapa Nenek menangis?"

Sejenak mereka tertegun tanpa bersuara.

Sarah dipeluk neneknya erat-erat."Sarah ... Sarah!" suara neneknya tersendat. "Empat tahun yang lalu, telah dikuburkan di tempat ini, ibumu yang meninggal dunia setelah melahirkan anak pertamanya engkau Sarah. Setengah jam kemudian, mereka meninggalkan kuburan di atas bukit yang terpelihara baik-baik itu.

"Ayah ... !" jerit Sarah terus disambung dengan tangisnya," Ibu ...! Ibu ...!"

Ia terus didukung ayahnya menuruni bukit itu.

"Ibu ...!Ibu ...!" teriak Sarah menyayat hati ayah; kakek dan neneknya. Mereka bergegas menuruni bukit itu. Gerimis telah mulai turun rintik-rintik.

Kamis, Agustus 06, 2009

We are different

Man and women are different. One of the differences is: man.. think too much, woman .. feel too much.

WIFE's DIARY (2 August 2009)

Sunday night - I thought he was acting weird. We had made plans to meet at a cafe to have some coffee. I was shopping with my friends all day long, so I thought he was upset at the fact that I was a bit late, but he made no comment.

Conversation wasn't flowing so I suggested that we go somewhere quiet so we could talk, he agreed but he kept quiet and absent. I asked him what was wrong - he said, "Nothing." I asked him if it was my fault that he was upset. He said it had nothing to do with me and not to worry.

On the way home I told him that I loved him, he simply smiled and kept driving. I can't explain his behavior; I don't know why he didn't say, "I love u, too." When we got home I felt as if I had lost him, as if he wanted nothing to do with me anymore. He just sat there and watched TV; he seemed distant and absent.

Finally I decided to go to bed. About 10 minutes later he came to bed. I decided that I could not take it anymore, so I decided to confront him with the situation but he had fallen asleep. I started crying and cried until I too fell asleep. I don't know what to do. I'm almost sure that his thoughts are with someone else.

My life is a disaster.

*********

HUSBAND's DIARY (2 August 2009)

Today Real Madrid lost the match. DAMN IT..!!

*********

......... you know... people almost get divorce because of these kinds of things...

Jumat, Juli 10, 2009

Take it Easy aja

Salah satu ajaran paling berat yang pernah diajarkan di muka bumi ini, adalah berbunyi demikian. Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Ajaran ini diajarkan Yesus pada awal karir pelayananNya. Yesus mengubah paradigma orang. Coba baca teks di bawah ini.

Mat 5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. 44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

Dan ajaran ini, Dia praktekkan. Ketika Ia disalib, Ia melepaskan kasih dan doaNya kepada orang-orang yang menganiaya Dia dan menganggap Dia musuh. Dia bilang, "Tuhan ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Luar biasa. Kalau Anda lihat penderitaan Yesus (baca di artikel saya sebelumnya http://www.donnihw.co.cc/2009/04/fakta-medis-penderitaan-yesus.html ), Anda akan tahu betapa sulitnya pengampunan itu diberikan. Namun Yesus melakukannya.
Petrus adalah orang yang juga mengalami anugerah pengampunan ini. 3 kali dia menyangkal Yesus, dan Tuhan tetap mengampuni Petrus. Bahkan Petruslah yang diutus untuk menjadi pelopor dalam penyebaran Injil di seluruh bumi.

Begitu pula, orang yang disalib di sebelah Yesus, bangsa Israel yang berkali-kali melanggar perintah Allah, murid-murid yang berlarian waktu Yesus ditangkap, yang meninggalkan Yesus sendirian, Daud yang berjinah, semuanya bersalah kepada Tuhan. Semuanya berdosa. Dan semuanya diampuni. Again and again. Luar biasa banget!

Saya sering denger orang bilang, "Kalau saja yang jadi Tuhan itu saya, pasti gak akan saya ampuni tu si Petrus, Daud, ... bla bla bla." Yah, betul... untung kita bukan Tuhan. Tapi sesungguhnya, Tuhan memerintahkan kita untuk bisa memiliki sifat pengampunan milik Tuhan itu. Coba perhatikan dialog di bawah ini.

Mat 18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" 22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

Dengan kata lain, Tuhan memerintahkan kita untuk SELALU mengampuni. Inilah ajaran paling sulit yang pernah ada. Bagaimana dengan orang yang kesalahannya sungguh besar sampai-sampai menyakiti, menghancurkan, dan dilakukan terus-menerus? Bacalah di Kitab Hosea. Di situ diceritakan, Hosea, seorang nabi disuruh Tuhan untuk menikahi seorang wanita pelacur. Haaahhh...?? Bener gak sih??? BENAR!! Tuhan menyuruh Hosea menikahi pelacur.

Hos 1:2 Ketika TUHAN mulai berbicara dengan perantaraan Hosea, berfirmanlah Ia kepada Hosea: "Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN."

Dan ternyata wanita itu menghianati Hosea berkali-kali. Dan Hosea harus terus-menerus mengampuninya. Tuhan mau mengajarkan kepada Hosea dan kita, itulah perasaan Tuhan ketika dikhianati oleh bangsa Israel, oleh kita juga. Bangsa ini dipilih Tuhan untuk menjadi umatNya, tapi justru bangsa ini yang berkali-kali menolak Allah. Berkali-kali mereka berpaling kepada allah lain. Berkali-kali juga kita jatuh dalam dosa. Bahkan Yesuspun disalibkan atas permintaan bangsa Israel. Dan tetap saja Tuhan mengampuni mereka. Ini contoh yang luar biasa.

Saya dibesarkan di keluarga broken home. Belasan tahun yang lalu, Ayah saya pergi dengan wanita lain. Meninggalkan kami. Dan kami harus survive dengan berbagai cara. Namun semua itu sudah berlalu. Ketika saya bertemu kembali dengan ayah saya sekarang, saya sudah mengampuni dia. Dengan sepenuhnya. Dan berdoa buat dia selalu. Kok bisa? Apakah saya nggak sakit hati? Nggak benci? Tentu saja sakit hati dan benci, tidak bisa diingkari. Tapi semua perasaan negatif itu, saya keluarkan dari hidup saya. Karena itu yang Tuhan mau. Itulah yang Tuhan ajarkan.

Dalam doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus sendiri, "Ampunilah kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami." Seberapa besar kita diampuni, tergantung dari seberapa besar Anda mengampuni. Itu tergantung Anda dan saya.

Pagi ini, saya mau mengajak saudara merenung. Adakah orang di sekitar saudara yang belum saudara ampuni dengan sepenuhnya? Mungkin ayahmu, ibumu, istrimu, suamimu, anakmu, mertuamu... Buka mata Anda sekarang. Bangun! Hiduplah dalam dunia nyata. Ampuni mereka! Gak ada gunanya menyimpan kesalahan orang lain, itu akan membusuk dalam hidup kita. Seperti sahabat terbaik saya pernah bilang, "Take it easy .. aja." Yuk, kita serahkan pada Tuhan, and live free... Amen!

Kamis, Juli 09, 2009

Masa sih?

Saya punya kebiasaan untuk ngomong apa adanya. Kalau ya, saya bilang ya. Kalau tidak saya bilang tidak. Kalau cantik bilang cantik, kalau jelek bilang jelek. Kalau bagus bilang bagus, kalau jelek bilang jelek. Kalau cerita-cerita juga begitu. Saya tidak mau membumbui cerita saya biar terlihat wah, luar biasa, atau lebih lucu dari kenyataannya. Apa adanya aja. Dan karena kebiasaan ini ada 2 kata yang kadang membuat saya jengkel. sebel. Dua kata ini menjadi "musuh" saya. Dua kata itu adalah "Masa Sih?".

Pernah gak Anda mengalaminya? Sudah bicara sejujur-jujurnya, tapi ternyata reaksi lawan bicara kita adalah kalimat, "Masa sih?" Nyebelin kan? Dan sayangnya, Yesus pun pernah mengalami kejadian semacam ini juga (Mat 13:54-58). Ceritanya begini.

Setelah Yesus pergi dan mengadakan mujizat di berbagai tempat, Dia pulang ke kampung halamanNya. Dan disana dia mengajar orang di rumah ibadat. Hasilnya? Mereka kagum dan takjub. Tapi, selanjutnya mereka mulai lihat bobot, bibit, bebet, dari Yesus. Hasilnya mereka menemukan bahwa, Yesus adalah anak tukang kayu, anak orang biasa, saudara-saudaraNya juga orang biasa, ibuNya juga orang biasa. Dan akibatnya penilaian mereka langsung berubah 180 derajat. Mereka kecewa dan menolak Dia. Mereka bilang dalam hati mereka tentang apapun yang dikatakan Yesus, "Masa sih?"

Dalam bahasa aslinya kata 'kecewa dan menolak Dia', lebih tepat diartikan sebagai 'memandang rendah', 'menyerang', 'menganggap hina'. Dan ketika orang memandang rendah perkataanNya, Tuhan tidak mau banyak-banyak melakukan mujizat. Catat ini. Bukan Tuhan TIDAK BISA melakukan mujizat di tengah ketidakpercayaan mereka, tetapi Ia TIDAK MAU.

Mat 13:58 And He did not do many mighty works there because of their unbelief.

Mungkin kita berkata, "Ah, saya percaya kok sama perkataanNya!" Tapi hati-hati! Apakah benar kita sudah percaya? Ada beberapa pribadi yang diletakkan dalam Alkitab sebagai saingan dari kepercayaan kita pada Tuhan.

Yang pertama adalah Iblis

Keluaran 34:14 Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena TUHAN, yang nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu.

Yang kedua adalah Cinta Uang

Mat 6:24 Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Yang ketiga adalah Diri Sendiri

Amsal 3:5 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.

Ketiga hal di atas, bila kita andalkan, otomatis akan membuat kita tidak mempercayai Tuhan. Membuat kita memandang rendah Firman Tuhan. Membuat kita mudah berkata, "Masa sih?" pada jalan-jalan Tuhan.

  • Kalau tidak ke dukun, "Masa sih?" saya bisa terpilih jadi anggota DPR?
  • Kalau tidak ada uang, "Masa sih?" Tuhan bisa membuat aku sembuh?
  • Kalau tidak mengandalkan pikiran saya dan kekuatan saya, "Masa sih?" saya bisa sukses? (jangan salah sangka, kita tetap harus berpikir dan bekerja keras, tapi yang kita andalkan adalah harus tetap Tuhan)

Sering tanpa kita sadar, kita mencibir. Kita nggak percaya bila ada orang bersaksi tentang kuasa Tuhan. Bila kita melihat Roh Kudus bekerja di gereja lain yang menjadi 'saingan' kita, kita menghina. Membuat daftar kesalahan mereka. Dan mencela karya Roh Kudus. Kalau melihat hamba Tuhan lain lebih sukses, menghina. Hati-hati! Mungkin Anda sedang berkata, "Masa sih?" kepada Tuhan. Bertobatlah!

Coba lihat tindakan Abram.

Kej 15:6 Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.

Ini contoh tindakan yang benar. Mari kita HANYA percaya kepada Tuhan. Apapun yang Tuhan ajarkan, kerjakan, rencanakan, kita percaya saja.

Seorang anak kecil, selalu percaya saja kepada ayahnya. Ia gak pernah mempertanyakan apakah ia akan dikasih makan besok, apakah bajunya akan dibelikan kalau sudah kekecilan, apakah sekolahnya dibayarin atau nggak? Seorang anak kecil punya mental 'percaya saja'. Ini yang harus kita miliki.

Sebaliknya, bagi seorang Ayah, akan sangat menyakitkan hati kalau punya anak kecil yang nggak percaya kepada dia. Bayangkan, seandainya Anda punya anak yang sukanya minta-minta makan ke tetangga, minta beliin ini-itu ke teman-temannya. Malu-maluin kan?

Andalkan Tuhan. Percaya saja pada Bapa kita di sorga. He will provide what we need. Amin.

Efesus 3:20 God can do anything, you know--far more than you could ever imagine or guess or request in your wildest dreams! He does it not by pushing us around but by working within us, his Spirit deeply and gently within us.

Sabtu, Juli 04, 2009

Maximum Blessing

Ternyata, kehadiran seseorang dalam hidup kita akan sangat mempengaruhi kesuksesan kita. Apabila kita salah meletakkan orang di samping kita, maka akan bahayalah hidup kita. Tuhan tahu itu. Dan Tuhan sudah merancangkan, orang-orang seperti apa yang seharusnya berada di sekitar kita. Masalahnya kita taat nggak?

Ada sebuah peristiwa yang menjadi contoh betapa ketaatan mutlak terhadap perintah Tuhan akan menentukan, apakah kita akan mendapatkan berkat yang maksimal atau tidak. Ayo kita baca kisah Abram berikut ini.

Kej 12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; 2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." 4 Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lotpun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.

Ada perintah kepada Abram untuk meninggalkan negerinya, sanak saudaranya, dan rumah bapanya. Setelah itu, baru Tuhan menjelaskan berkatnya. Ia akan membuat Abram menjadi sangat diberkati (ayat 2 dan 3). Namun di ayat ke 4, kita melihat sebuah masalah. Ternyata Lot (keponakannya) ikut bersama dengan dia.

Abraham melakukan perintah Tuhan, tapi tidak sepenuhnya. Ada saudaranya yang ikut bersama dia. Lot itu keponakan Abram, dan Abram membiarkan Lot mengikutinya. Di kemudian hari kita bisa lihat bahwa Abraham tidak mendapatkan berkat sepenuhnya karena adanya Lot. Dia harus membagi dengan Lot. Dia harus mendapat masalah karena keberadaan Lot. Bahkan dia harus berperang untuk membebaskan Lot. This man has cause Abram, a lot of problem.

Untungnya Abram sadar dengan hal ini. Ia menyadari kesalahannya dan memisahkan diri dengan Lot. Dan setelah itu, barulah Tuhan memberikan kemaksimalan dalam berkat Abram. Coba baca ayat di bawah ini:

Kej 13:14 Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, 15 sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya. 16 Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmupun akan dapat dihitung juga. 17 Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu."

Abram membereskan kesalahannya. Maka Tuhan senang. Proses berikutnya bisa bergulir. Tertulis dalam ayat 14, "Setelah Lot berpisah dari Abram". Berarti sebelum masalah Abram dan Lot ini selesai, Tuhan tidak akan menggulirkan rencanaNya kepada Abram.

Kita bisa belajar dari langkah Abram selanjutnya. Ada 3 hal yang harus dilakukan Abram.

Pertama, dia harus memandang. Pandanglah sekelilingmu (ay 14). Demikian pula kita. Pandang sekeliling kita, lihatlah peluang-peluang. Lihatlah kesempatan-kesempatan. Miliki visi. Seorang yang sukses akan punya visi. Apa yang akan dilakukan 10-20 tahun ke depan. Bagaimana dengan Anda? Milikilah visi.

Kedua, bersiaplah (ay 17). Artinya milikilah rencana. Buatlah action plan. Jangan cuma memandang dan punya visi. Orang yang punya visi tapi nggak punya rencana untuk mencapainya adalah hanya seorang pemimpi di siang bolong. Percuma. Mimpi besar doank, tapi gak punya rencana. Milikilah rencana. Investasikan segalanya pada rencana Anda.

Ketiga, jalanilah (ay 17). Artinya bergerak. Punya rencana tanpa menjalankannya sama juga dengan omong kosong. Maka jalani rencana Anda.

Ketika semua itu dilakukan Abram, maka apa yang akan terjadi? "sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu." Tuhan memberikan negeri itu kepada Abram. Kemana dia memandang, bagaimana dia bersiap, dan apa yang dia jalani, itu yang akan diberikan kepada Abram.

Janji Tuhan itu besar. Selalu maximal. Namun dari pihak kita, seberapa tahan kita melakukan perjuangan untuk menggapainya. Seberapa taat kita pada perintahnya. Itu yang akan menentukan kita apakah kita akan mendapatkan Maximum Blessing or Minimum Blessing. Taatlah! God bless you.

Jumat, Juli 03, 2009

Satu Jam Saja

Ada satu lagu cinta lama yang saya ingat. Judulnya: Satu Jam Saja. Dulu dinyanyikan oleh Asti Asmodiwati, baru-baru ini dinyanyikan lagi oleh Audy. Dua baris pertamanya begini:

Jangan berakhir aku tak ingin berakhir
satu jam saja kuingin diam berdua

Rupanya Tuhan Yesus, pernah "menyanyikan" syair di atas kepada Petrus dan kedua murid Yesus lain. "Masa kamu gak sanggup nemenin Aku satu jam saja?"

Mat 26:40 Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?

Kalau Anda punya kekasih dan sedang ngobrol dengannya, waktu satu jam itu sedikit sekali. Maunya seharian ngobrol terus. Bahkan terus-menerus. Jaman sekarang, Anda bahkan mungkin online terus-menerus dengan kekasih Anda. Bisa lewat program-program messenger, lewat facebook, friendster, email, sms, dll. Kalau ada provider phone atau internet yang promosi sms gratis atau telpon gratis, apalagi unlimited access, pasti segera diserbu pembeli. Mengapa? Karena mereka ingin connect terus dengan kekasih atau temannya.

Tapi sayangnya, banyak orang tidak melakukan ini kepada Tuhan. Tuhan itu pribadi. Dia bukan konsep atau legenda atau sebuah cerita. Dia adalah pribadi yang punya perasaan, keinginan, kerinduan, kesenangan. Jadi dia ingin mencurahkan kasihNya kepada kita. Dia ingin kita menanggapi dia. Ngobrol dengan dia. Dia berkata, "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?"

Sebuah lagu dari HPM (Harvest Praise Ministry) dalam album Abundant Grace, syairnya demikian:

  • Yesus, Kau yang termanis, Kau termulia bagiku. Yesus, tiada yang lain, hanya bersamaMu di hidupku.
  • Ku t'lah jatuh cinta, hanya kepadaMu, s'bab hanya Kau yang mampu, getarkan jiwaku. Sampai selamanya, Kau takkan tergantikan, hanya Engkau Yesus kekasih jiwaku.

Indah sekali. Bila Anda jatuh cinta kepada Tuhan Yesus, satu jam akan kurang bagi Anda. Anda akan menyerahkan seluruh waktu Anda untuk Dia. Anda akan, ingin sekali terus menerus connect dengan dia. Dia tidak akan bertepuk sebelah tangan dengan Anda. Cintanya akan Anda balas.

Sekarang banyak sekali orang bekerja dengan Yahoo Messenger, atau ebuddy di HP nya, atau facebook di laptopnya... online... all day long. Mereka bisa kerja dengan 'disambi' chatting. Tapi kalau ke Tuhan kita sering bilang, "Ah.. nanti malem aja, lagi sibuk kerja. Masak jam kerja kok doa! Mana bisa? ... dst.. dst.. "

Kenapa dengan manusia kita bisa online terus menerus, dengan Tuhan kita nggak bisa? Ayo... nyanyi kepada Tuhan Yesus, kekasih jiwa kita, " jangan berakhir ... aku tak ingin berakhir..." God... more than just one hour... I wanna give all my time to you... cause I need You, more than words can say... I love you, Lord...

Jumat, Juni 19, 2009

Jatuh Cinta

Kejadian 29:18 Yakub cinta kepada Rahel, sebab itu ia berkata: "Aku mau bekerja padamu tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel, anakmu yang lebih muda itu."

Orang tuh, kalau sudah jatuh cinta akan mau untuk melakukan apa saja. Walaupun itu berat dan menyusahkan.

Dulu, SMA, saya cuma punya sepeda. Rumah saya di Kalasan. Jogja bagian timur. Rumah cewek yang saya taksir, ada di Jogja bagian selatan, dekat terminal Umbulharjo. Sekitar 20 km dari rumah saya. Pulang sekolah saya kumpulkan tenaga untuk langsung apel ke rumahnya. Kadang sampai di rumahnya saya masih ngos-ngosan belum bisa ngomong. Jadi diem-dieman aja setengah jam... :-) Baru dilanjutkan ngobrol dan pulang. Pulangnya 20 km ditempuh dengan tanpa terasa. Karena sudah dibekali dengan sukacita ketemu dia (sekarang sudah jadi istri saya).

So much effort to go there. Begitu banyak usaha, tenaga, keringat yang diperas sekedar untuk bertemu dengan dia. Apa yang terjadi kalau sampai di rumahnya, dia nggak ada? Ingat jaman dulu (tahun 1990an) masih jarang sekali Handphone. Telpon rumah saja masih barang mewah. Kalau sampai rumahnya dan dia nggak ada... ya sudah. Pulang. Jadi perjalanan itu adalah perjalanan yang penuh resiko.

Bisa juga datang kesana, dia lagi di-apel-in banyak orang lain. Jadi ikut berdesak-desakan di ruang tamu, bersama laki-laki lain yang juga butuh perhatian dia. Rebutan ngomong. Bersaing merebut cintanya... (akhirnya terbukti bahwa saya yang menang hehe...). Repot juga. Bisa juga yang terjadi, ketika saya datang, dia lagi gak mood. Jadinya dia mondar-mandir ke dalam. Ditinggalin. Atau didiemin. Hahaha... yah resiko.

Saya jadi ingat cerita si Maria dan Martha kemarin. Maria 'menemani' Yesus, dan Marta mondar-mandir keluar masuk dapur mungkin. Beres-beres. Dan dia cemburu dengan kedekatan Maria - Yesus.

Masalahnya ada dimana? Mengapa Maria dan Marta bisa berbeda perilakunya? Maria memperlakukan Yesus sebagai kekasih. Sebagai orang yang dikagumi, diidolakan, layak mendapat perhatian penuh. Sedangkan Marta, memperlakukan Yesus sebagai tamu agung. Tamu yang layak untuk mendapat pelayanannya.

Marta tidak salah. Hanya level relationship-nya dengan Yesus, belum tinggi. Saya yakin, Maria pun dulu seperti itu. Tapi ketika hubungannya semakin intensif dan semakin erat, Maria sadar bahwa lebih baik dia duduk dekat-dekat saja sama Yesus. Dia memilih peran yang benar.

Luk 10:42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Di pihak lain, Yesus sudah melakukan banyak usaha untuk datang ke rumah itu. Kalau dulu, saya naik sepeda, Yesus tuh jalan kaki. Jadi yang Yesus senangi sebenarnya adalah bertemu dengan mereka. Ngobrol. Ditemani.

Seorang Bapak yang baru pulang dari luar negeri, sudah kangen sekali bertemu dan ngobrol dengan istri dan anak-anaknya. Ketika sampai di pintu rumahnya , ia membayangkan akan disambut dan 'ditemani' oleh anak istrinya. Ia sudah bawakan oleh-oleh. Ia mau cerita pengalaman-pengalamannya. Namun, ketika sampai di rumah, istrinya menyambut, membawakan kopernya, dan segera sibuk ke dapur untuk memasak makanan buatnya. Anaknya sibuk membuka oleh-oleh, mungkin segera mencucikan mobilnya, dan meninggalkannya sendirian.

Itu bagus, tapi bukan yang utama. Bukan yang paling penting. Satu hal saja yang penting... menemaninya.

Hari-hari ini, dalam saat teduh saya bersama Tuhan, saya anggap dia sebagai kekasih saya. Saya bisa diam dan menikmati kehadirannya lama sekali. Memuji Dia. Menyadari keindahan rencanaNya dan jalan-jalanNya. Saya tidak mau sibuk dengan daftar kebutuhan, yang bisa saja saya ajukan ke Tuhan. Tapi saya mau menjadi kekasihnya. Menemuinya. Itu saja. Bagaimana dengan Anda? Nikmati kebersamaan dengan Dia. Hanya satu saja yang perlu, kata Tuhan... Anggap Dia sebagai kekasih Anda.

Kamis, Juni 18, 2009

Every Word

Ada iklan di TV, judulnya "Think Black". Diceritakan ada cowok dan cewek yang berantem di meja makan. Terus si cewek menuliskan kalimat di tissue yang kira-kira berbunyi "Aku nggak cinta kamu , Aku nggak mau hidup bersama kamu". Kemudian oleh si cowok, tissue itu diambil dan tulisan "nggak"nya dihapus. Jadilah tulisannya "Aku cinta kamu, Aku mau hidup bersama kamu." Cewek itu tersenyum dan mereka berdamai.

Apa sih bedanya "Aku nggak cinta kamu" dengan "Aku cinta kamu"? Beda banget! Bertolak belakang artinya! Padalah cuma 1 kata yang dihilangkan. Ternyata 1 kata yang luput bisa mengubah arti. Pagi ini coba kita baca kisah Maria yang duduk di kaki Yesus.

Luk 10:39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,

Dalam versi The Message dikatakan:

Luk 10:39 She had a sister, Mary, who sat before the Master, hanging on every word he said. (Perempuan itu mempunyai saudara yang bernama Maria, yang duduk di hadapan Tuhan, dan berpegang pada "SETIAP" kata yang dikatakan Tuhan. )

Saya mau menekankan pada kata "SETIAP". Maria ini luar biasa. Dia bukan hanya mendekati Tuhan (bandingkan dengan Martha yang menjauhi Tuhan dengan menyibukkan dirinya). Namun Maria juga diam dan tidak kemana-mana. Luar biasanya dia tidak berhenti di tahap ini. Ia mendengarkan! Dan bukan hanya sekedar mendengarkan. Tapi Maria mendengarkan dengan lengkap. Setiap kata. Sampai-sampai Tuhan sendiri memuji dia, " Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Mari kita bahas satu persatu. Kita dapat melihat ada 4 tahap yang bisa kita lakukan untuk membuat Tuhan senang.

1. Tahap mendekati Tuhan. Dalam tahap ini saja kita masih sering gagal. Bukannya mengikuti pertemuan-pertemuan ibadah, tapi malah menjauhi pertemuan ibadah. Padahal sudah ada perintahnya dalam Alkitab.

Ibrani 10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Ayo kita maju... melangkah ke tahap selanjutnya.

2. Tahap duduk diam. Dan tidak kemana-mana. Ini menjelaskan tentang konsistensi. Berapa banyak orang Kristen tu maju-mundur, mood-gak mood, semangat-loyo, berubah-ubah dan tidak konsisten. Lihat Maria... dia duduk terus dan tidak kemana-mana.

Rom 12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

Ayo... konsisten... dan maju terus ke tahap selanjutnya.

3. Tahap mendengarkan. Mungkin kita sudah duduk. Hadir dalam gereja. Hadir dalam pertemuan ibadah. Tidak kemana-mana. Tapi hanya sekedar duduk. Hanya sekedar diam. Tidak mendengarkan. Pikirannya kemana-mana. Melamun. Maria bukan hanya duduk. Dia mendengarkan. Semakin kita terbiasa mendengarkan Tuhan, semakin lancar jalan hidup yang kita tempuh.

Yesaya 50:4 Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.

Dan masih ada tahap yang paling tinggi.

4. Tahap mendengarkan SETIAP perkataan. Mungkin kita sudah mendengar. Tapi sebagian saja. Maria mendengar SETIAP kata. SETIAP ucapan Yesus. Seperti anak sekolah yang mendengarkan gurunya. Itulah sebabnya Maria menjadi orang yang paling mengerti apa kesukaan Tuhan. Dia tahu selera Tuhan.

Dialah yang mengorbankan minyak narwastu yang mahal untuk mengurapi kaki Yesus. Dialah yang selalu hadir dalam setiap tahap kehidupan Yesus. Dia terlibat banyak dalam kehidupan Yesus. Karena Dia mengerti Yesus seperti apa dari percakapan mereka malam itu.

Ingat.... 1 kata yang hilang bisa mengubah arti. Bila kita luput mendengarkan suara Tuhan, 1 kata saja, kita bisa salah tafsir dan malah melakukan apa yang tidak berkenan. Inilah sebabnya, banyak orang mengaku, "Saya mendengar suara Tuhan berkata ..ini-itu.." Tapi yang dilakukannya ternyata salah. Itu mungkin karena ia memang mendengar suara Tuhan, tapi tidak lengkap. Maka yang dilakukan bisa sangat berbeda.

Mari kita mencoba mendengarkan SETIAP perkataan Tuhan. Selengkapnya. Supaya kita nggak salah jalan. Inilah tahap yang paling membuat Tuhan senang. Jangan hanya berhenti pada tahap 1 atau 2 atau 3. Mari, usahakan sampai ke tahap ini. Mau?

Jumat, Mei 29, 2009

Kapok Lombok

Mazmur 119:73 Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku, berilah aku pengertian, supaya aku dapat belajar perintah-perintah-Mu.

Pernah dengar tentang Billi Lim? Dia adalah orang yang sepanjang hidupnya selalu gagal. Banyak cerita-cerita kegagalannya yang sangat menarik dan bisa menginspirasi orang lain. Dia kumpulkan cerita kegagalannya. Dia tulis buku "Dare to Fail" dan langsung menjadi no 1 best seller. Sulit sekali mencari bukunya di Toko Buku langganan saya, selalu habis.

Dia sekarang dikenal sebagai failure guru. Seminarnya berharga jutaan. Kemarin (23 Mei 2009), dia adakan seminar di Jakarta. Tiketnya Rp. 2.500.00. Wuiih...

Dia berkata, "Kegagalan memang menyakitkan. Tak ada yang suka padanya. Tapi, kita harus mampu belajar darinya. Seringkali, setiap terjadi kegagalan kita hanya meratapinya. Solusinya adalah belajar dari kegagalan itu. Kegagalan mengajarkan kita :

  • rasa malu,
  • hati-hati dalam bertindak,
  • sabar
  • belas kasihan
  • kerendahan hati

Tapi karena sifat dasar kegagalan yang memalukan dan tidak menyenangkan emosi, maka kita cenderung berusaha melupakannya.

Di Napple, New York ada museum unik, namanya International Supermarket and Museum. Di sini disimpan tak kurang dari 60.000 jenis barang konsumen yang pernah gagal. Sebagai pembanding, dipajang juga produk-produk yang sukses. Cuma 15.000!

Motorola memiliki sebuah museum di Schaumburg, Illinois. Di situ dipajang juga produk-produk inovatif yang gagal. Ada macam-macam. Dan semua itu dipasang untuk pelajaran bagi generasi penerus untuk dipelajari.

Ada sebuah museum lagi di Michigan. Selama 30 tahun, dikumpulkan produk-produk yang sudah diciptakan dan gagal. Ada 110.000 barang. Dan hebatnya, tiket masuk museum ini tidaklah murah. Untuk masuk diperlukan $5000 (Rp. 50 jutaan). Itu tarif untuk 1 grup selama seminggu meneliti di museum itu. Dan museum ini laku keras, sampai-sampai pengunjung yang kebanyakan utusan dari perusahaan-perusahaan besar, dibatasi hanya maksimal 3 grup seminggu.

Mengapa trend ini begitu mengemuka sekarang? Orang mulai sadar, betapa pentingnya belajar dari kesalahan. Mereka bersedia bayar mahal untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Sudah begitu banyak terjadi kesalahan di dunia ini. Dan juga terjadi di hidup kita. Sayangnya kesalahan berkali-kali terjadi karena kita tidak "mengoleksi" kesalahan itu dalam hidup kita. Kita begitu mudah melupakannya.

Bahasa jawa yang sering dipakai adalah "kapok lombok". Kapok artinya menyesal, tidak mau mengulangi lagi. Lombok artinya cabai. Banyak orang ketika makan sambal dan kepedasan bilang, "Ah... pedes banget... besok gak mau lagi ah..!" Mungkin masih disambung maki-makian. Tapi tentu saja kita tahu bahwa, mereka akan tetap memakan sambal lagi.

Ada orang yang pernah kena penyakit kelamin karena berhubungan seks sembarangan. Bilang kapok. Tapi setelah sembuh, mengulangi lagi. Ada yang batuk parah karena merokok, dan dokter bilang, "Kalau kamu gak berhenti merokok kamu mati." Dan berhenti merokok. Tapi setelah agak sembuh merokok lagi.

Begitu pula dengan pola hidup konsumtif, pola hidup berbohong, selingkuh, berhutang, mencuri, dan lain-lain. Kapok Lombok terjadi karena kita begitu mudah melupakan kesulitan, ketidaknyamanan, kerugian, yang pernah kita alami sebelumnya. KOLEKSILAH kesalahanmu, dan ingat-ingat perasaan yang kau alami, supaya kesalahanmu tidak kau ulangi.

Dalam kegagalan pasti kita rasakan intimidasi. Rasa tertindas. Rasa putus asa, merasa sendirian, dan berbagai emosi negatif. Namun itu Tuhan beri, agar kita bisa belajar darinya. Daud mengalaminya dan mengungkapkannya dengan sangat indah.

Mazmur 119:71 Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.

Belajarlah dari kegagalan. Jangan diulangi. Dan dapatkan manfaat darinya. Alkitab berisi serangkaian contoh-contoh kehidupan juga. Disitu kita bisa belajar dari berbagai peristiwa, berbagai kesalahan yang terjadi. Dan GRATIS. Ayo... perbanyak baca Alkitab. Dengannya kita bisa menjadi lebih bijaksana, lebih bersyukur memandang hidup kita.

Mazmur 119:7 Aku akan bersyukur kepada-Mu dengan hati jujur, apabila aku belajar hukum-hukum-Mu yang adil.

Seburuk-buruknya kegagalan, kita tetap bisa belajar darinya. Seburuk apapun situasinya, kita masih bisa menyelamatkan perut. Kalau masak nasi, kebanyakan air, kita bisa menciptakan bubur, kalau hangus bisa dijemur jadi kerupuk. Jangan takut gagal. Jangan alergi dengan kesalahan. Learn from it... ini yang terus sedang saya lakukan.

Kamis, Mei 28, 2009

Absolute Power isn't always Corrupt

John Dalberg-Acton pernah berkata, "Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely." Menurut dia, Orang yang berkuasa cenderung untuk bertindak korup. Dan kekuasaan yang absolut pasti akan menyebabkan korupsi. Maka dalam pemerintahan dunia dibuat begitu banyak kontrol untuk membatasi kekuasaan.

Namun dalam Alkitab, ada contoh dimana teori diatas, bisa tidak terjadi. Dan kita wajib untuk meniru tokoh ini. Abraham memiliki seorang hamba. Dan begitu berharganya hamba ini di mata Abraham, sampai-sampai Abraham mempercayakan segalanya kepadanya.

Kej 24:1-9 Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya, serta diberkati TUHAN dalam segala hal. 2 Berkatalah Abraham kepada hambanya yang paling tua dalam rumahnya, yang menjadi kuasa atas segala kepunyaannya, katanya: "Baiklah letakkan tanganmu di bawah pangkal pahaku,

Hamba ini adalah orang yang sangat setia pada Abraham. Sejak masa-masa susah. Ketika Abraham belum punya anak. Dan sampai masa tua Abraham, dia tetap mengabdi. Dan sebenarnya, kalau saja Abraham tidak diberi anak oleh Tuhan, dia yang akan menjadi ahli waris.

Kej 15:3 Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku."

Suatu ketika, ia ditugasi Abraham untuk mencarikan jodoh buat anaknya. Ia harus mencari di tanah leluhur Abraham yang jauh. Nah, inilah kesempatan bagi hamba itu. Hamba ini akan punya banyak peluang untuk berbuat curang.

Perhatikan fakta berikut ini. Bosnya sangat kaya. Ia dipercaya penuh. Ia disuruh pergi untuk mencarikan jodoh buat anaknya. Ia bawa banyak harta. Abraham sudah tua 140 th , Sarah sudah meninggal 3 th sebelumnya. Dia pergi jauh ke tempat leluhur Abraham, dimana Abraham sudah berjanji untuk tidak menginjakkan kakinya lagi ke sana. Dan ia tidak mengijinkan anaknya ke sana.

Kalau hamba ini mau melarikan diri, dan tidak kembali, Abraham tidak mungkin mengejar. Abraham pun tidak akan merasa kehilangan dengan hilangnya harta sedemikian. Bagi Abraham tidak begitu berarti harta itu. Tapi bagi seorang hamba itu bisa membuatnya kaya. Namun semua itu tidak dilakukannya.

Banyak orang tidak berbuat jahat, hanya karena tidak ada peluang. Namun pikirannya penuh berisi pengandaian-pengandaian yang menginginkan perbuatan jahat, curang, jinah, dll. Begitu ada sedikit peluang saja, berlomba-lombalah orang melakukan kejahatan. Kalau orang tidak melakukan kejahatan karena tidak punya kesempatan, itu biasa. Tapi kalau ada orang yang tetap tidak berbuat kejahatan, walaupun kesempatan terbuka lebar. Itu baru luar biasa. Hamba ini berbeda, ia punya kualitas yang luar biasa.

Pertama, hamba ini tidak mau memanfaatkan kekuasaannya untuk kepentingannya sendiri. Ia jelas-jelas sudah tidak mungkin mendapat warisan dari tuannya. Tuannya sudah punya anak yang sekarang kepentingannya sedang dia usahakan. Ia bisa saja berbuat asal-asalan. Tidak ada yang mengawasi dia. Tapi dia melakukan yang terbaik. Semaksimal mungkin.

Kadang kita tidak mencapai kemaksimalan dalam karir kita, karena kita memang berbuat asal-asalan. Coba kita contoh orang ini. Ia doing the best saat tidak ada yang mengawasi.

Kedua, Hamba ini mengutamakan kepentingan tuannya, walaupun untuk itu ia sendiri harus berkorban.

33 Tetapi ketika dihidangkan makanan di depannya, berkatalah orang itu: "Aku tidak akan makan sebelum kusampaikan pesan yang kubawa ini." Jawab Laban: "Silakan!"

Hamba ini melakukan perjalanan jauh (350-400km). Pasti capek, lapar. Tapi dia tidak mau makan sebelum kepentingan tuannya selesai. Kebanyakan orang akan mengutamakan kepentingan dirinya sendiri dahulu. Tapi hamba ini tidak.

Sudahkah kita mengutamakan kepentingan bos kita? Kepentingan perusahaan? Kepentingan gereja? Kepentingan Tuhan? Atau hanya kepentingan diri sendiri terus?

Ketiga, hamba ini fokus pada tujuan.

56 Tetapi jawabnya kepada mereka: "Janganlah tahan aku, sedang TUHAN telah membuat perjalananku berhasil; lepaslah aku, supaya aku pulang kepada tuanku."

Hamba ini bisa saja, tinggal lebih lama. Menikmati previlege (hak istimewa) sebagai wakil tuannya. Abraham tidak akan tahu apakah ia langsung pulang atau nggak. Tidak ada juga perintah dari Abraham untuk langsung pulang, Tapi orang ini punya inisiatif untuk sesegera mungkin menyelesaikan tugasnya.

Penyakit abad ini adalah prokrastinasi (suka menunda-nunda). Di dunia psikologi barat, banyak sekali orang yang menerima terapi berbulan-bulan untuk menyembuhkan prokrastinasi. Seorang tokoh Kristen, Edmund Burke berkata, "Satu-satunya hal penting dalam kemenangan setan adalah orang-orang benar tidak melakukan apa-apa atau menunda melakukan sesuatu yang benar."

Luar biasa hamba ini. Bila kita terapkan kualitas hidupnya dalam hidup kita sekarang ini, maka pasti tuan kita akan bahagia. Baik tuan kita di bumi maupun di sorga. Dan hamba yang baik ini di akhir cerita bisa kita lihat, bahwa ia ikut menikmati kebahagiaan tuannya.

Di antara ketiga hal ini, mana yang menjadi penyakit kita? Suka memanfaatkan peluang untuk berbuat jahat? Atau mementingkan diri sendiri terus? Atau suka menunda-nunda? Mari kita introspeksi dan kita berantas. Be a good servant... Servant of God.

Rabu, Mei 27, 2009

Misteri Jalan Turun

Ada sebuah misteri yang saya temukan dalam Alkitab. Bermula dari ayat dalam Ulangan 28:13

Ul 28:13 TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia,

Terus terang, ayat di atas ini benar-benar membuat saya frustrasi. Bagaimana mungkin seseorang dapat tetap naik dan bukan turun dalam hidupnya. Bahkan ayat ini sering ditekankan dengan kalimat, "Engkau TIDAK AKAN PERNAH turun." Saya sendiri dalam hidup ini, dalam hal keuangan misalnya, menjalani grafik yang naik turun. Belum lagi dalam hal kesembuhan, ketaatan, kekudusan, bahkan hal-hal kerohanian. Adakah manusia di muka bumi ini yang benar-benar TIDAK PERNAH turun?

Memang ada syarat yang harus dipenuhi untuk ayat itu berlaku, yaitu "... apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia,". Itu bukan misteri. Yang menjadi misteri adalah bila syarat itu sudah dipenuhi. Tapi kenapa tetap mengalami turun?

Kenyataannya, tetap saja ada banyak orang benar, yang PERNAH mengalami penurunan. Apakah anda berani mengakui bahwa ANDA TIDAK PERNAH TURUN? Saya lihat di Alkitab. Idem ternyata. Tokoh-tokoh di Alkitab ternyata juga demikian. Tidak ada yang tidak pernah turun. Daud, Yusuf, Ayub, Musa (yang menulis ayat itu sendiri), Paulus, Petrus, dll. Bahkan Yesus sendiri harus "turun" ke alam maut, sebelum naik ke sorga.

Terus apa ayat itu salah? TIDAK! Alkitab tidak mungkin salah. Misteri mulai sedikit tersingkap ketika ayat itu saya lihat dalam versi bahasa Inggrisnya.

(MKJV) And Jehovah shall make you the head, and not the tail. And you shall be always above, and you shall not be beneath, if you listen to the commandments of Jehovah your God, which I command you today, to observe and to do them.

Above artinya di atas bukan naik, Beneath artinya di bawah bukan turun. Jadi janji itu sebenarnya berkata, "Engkau akan selalu berada di atas dan engkau tidak akan berada di bawah." Ini sesuatu yang berbeda. Penurunan jadi dimungkinkan terjadi.

Amsal 24:16 “Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.”

Jatuh kan artinya turun. Tapi beda orang benar dan orang fasik ada di kemampuan untuk bangkit kembali. Pada umumnya ada 3 teori tentang kehidupan.

  1. Hidup seperti roda. Kadang di atas kadang di bawah. -> Teori ini saya anggap salah.
    Ulangan 28:13 menjelaskan bahwa kita bukan ada di bawah.
  2. Hidup itu naik terus dan bukan turun. -> Teori ini juga tidak tepat. Kenyataannya selalu ada tahap penurunan sebelum naik lagi.
  3. Hidup itu seperti naik ke puncak gunung. Ada jalan berkelok-kelok, turun, ada yang naik, tapi selalu menuju ke puncak. Inilah jalan hidup kita.

Jalan menuju ke puncak gunung, dimanapun, tidak ada yang naik lurus tajam. Pasti berkelok, dan ada yang turun. Sadar nggak, ketika pergi ke puncak tidak semua jalan naik, tetapi ada jalan yang turun. Tetapi walaupun jalan itu turun, tujuan akhir tetap ke puncak.

Kenapa hidup seperti naik ke puncak gunung? Karena turun itu berguna. Dalam penurunan ada banyak hal yang bisa kita kerjakan.

1. Moment to find God more than ever (Saat untuk menemukan Tuhan lebih dari biasanya)

Saat anda sedang naik, banyak orang mau dekat dengan anda. Tapi pada saat turun, anda akan tahu mana teman yang sebenarnya. Roh Kudus sebagai penghibur. Jadi sadari, bahwa meskipun kita sedang turun, sebenarnya kita tetap sedang menuju ke puncak.

Ayub dalam masa paling bawahnya menemukan Tuhan dan bisa berkata, "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau." (Ayub 42:5)

2. Moment to Evaluate (Saat untuk evaluasi)

Pada waktu turun kita bisa melakukan evaluasi. Ada kesempatan untuk berhenti dan menata ulang organisasi kita supaya lain kali kita bisa lebih efisien, efektif. Pada saat naik, kita tidak pernah punya waktu untuk pikirkan itu semua.

Namun banyak orang panik pada saat turun. Aduh gimana nih penjualan turun bulan ini? Hey... santai dulu. Kamu tetap menuju puncak. Ini hanya waktu untuk evaluasi diri. Begitu kita sadari ini, maka dalam perjalanan menuju puncak, tidak peduli anda sedang di jalanan naik atau di jalanan turun, anda bisa menikmati perjalanan! Dalam waktu ini, belajarlah untuk jujur kepada Tuhan.

3. Moment to Rest and Gain more Strength (Saat untuk istirahat dan mengumpulkan kekuatan)

Sebuah mobil yang terus-menerus naik akan mengalami kerusakan. Diperlukan tenaga yang besar. Kerja keras, kuras tenaga, karakter yang kuat untuk bisa tahan itu semua.

Menjelang hari besar, supermarket pasti naik tinggi omsetnya. Pelayan supermarket harus bekerja lebih keras karena barang cepat terjual. Harus bolak balik gudang, ambil barang. Tidak bisa istirahat. Bahkan harus lembur. Tidak ada libur. Hari Minggu pun harus masuk.

Bayangkan kalau keadaan terus begitu dan terus naik tidak pernah turun. Kira-kira apa yang terjadi dengan karyawannya? Exhausted, sakit, bisa-bisa mati. Waktu kita on the way down, kita bisa istirahat sebentar untuk mengumpulkan tenaga kembali.

4. Moment to Purify (Saatnya pemurnian)

Ada pemurnian yang terjadi dalam masa penurunan. Kita akan diuji. Bagaimana kerendahan hari kita? Bagaimana sukacita kita? Bagaimana pencarian kita terhadap Allah? Reaksi kita pada waktu turun, akan menentukan cara anda naik ke posisi berikutnya. Kalau anda panik dan tidak menggunakan waktu anda dengan benar, maka anda tidak bisa naik ke posisi berikutnya.

Problems

Setelah tahu gunanya, kita perlu tahu, problem yang terjadi pada waktu turun. Pasti ada tekanan, stress, panik, takut, dan yang paling berbahaya adalah iri. Stress, panik, takut itu wajar, dikelola saja dan dihadapi. Seperti orang naik rollercoaster, kalau pas mau turun, kita teriak-teriak ketakutan. Itu masih wajar. Cukup pikirkan, bahwa ini sebenarnya sedang menuju puncak.

Tapi iri itu bahaya. Perhatikan, pada saat kita turun, kita sering kali berpapasan dengan orang yang tampaknya naik. Padahal mereka sedang turun gunung dan kita naik gunung. Kemudian kita iri. Kita protes ke Tuhan, " Kenapa saya turun, tapi orang yang jahat itu malah naik?" Hey... Ingat! Mereka sedang turun gunung.

Amsal 3:31 “Janganlah iri hati kepada orang yang melakukan kelaliman, dan janganlah memilih satupun dari jalannya”

Banyak orang tidak tahan dengan turunan, iri, dan mereka putar balik ikut jalan orang fasik. Memang tampaknya jadi naik. Kemudian mereka bisa bilang, “Ini baru berkat. Ini jalan yang benar!” Padahal itu jalan turun gunung. Sebaliknya kalau orang fasik bertobat dan putar balik, menuju puncak, akan sangat mungkin berkata, “Kok, ikut Tuhan jadi miskin? Turun berkatnya?” Tapi ingat sebenarnya dia sedang menuju puncak.

Tenang aja. Turun hanyalah sementara. Ini masa persiapan. Untuk naik ke tempat yang lebih tinggi dari tempat kemarin. Untuk menuju puncak. Jangan takut. So... the mystery is solved.

Sadrakh, Mesakh, Abednego's Lesson

Hidup ini rasanya kok makin sulit. Apa-apa mahal. Gaji nggak naik. Yang kuliah atau sekolah, mikirin ujian, kelulusan. Yang kos mikir kiriman uang. Masih ditambah lagi, masalah jodoh, dah makin tua masih gak ada yang naksir.... hehehe...

Nah, dalam Alkitab ada 3 orang yang mengalami masa sulit. Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Mereka dalam pembuangan. Dijajah, tanpa ada harapan kapan merdeka. Ini adalah sebuah kehidupan yang sulit. Namun mereka bisa bertahan. Bahkan di akhir cerita kita bisa lihat bahwa mereka dianugerahi kedudukan tinggi dan hidup mewah. Namun ada jalan turunan yang harus dilalui untuk mencapai puncak.

Apa sih yang mereka lakukan dalam hidup mereka?

1. Mereka tetap tidak tercemar

Ada hubungan yang signifikan antara hidup yang tidak tercemar dengan kesuksesan. Baca: Kitab 1-2Tawarikh & 1-2Raja-raja. Ada buktinya disana. Semua cerita tentang kejatuhan Israel dimulai dari kalimat 'mereka melakukan apa yang jahat di mata Tuhan'. Sebaliknya setiap kebangkitan Israel dimulai dari 'mereka melakukan apa yang benar di mata Tuhan.'

Dan 3:12 Ada beberapa orang Yahudi, yang kepada mereka telah tuanku berikan pemerintahan atas wilayah Babel, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, orang-orang ini tidak mengindahkan titah tuanku, ya raja: mereka tidak memuja dewa tuanku dan tidak menyembah patung emas yang telah tuanku dirikan."

Mari kita perhatikan arti nama-nama yang diberikan oleh Pemimpin pegawai istana kepada mereka:

Dan 1:7 Pemimpin pegawai istana itu memberi nama lain kepada mereka: Daniel dinamainya Beltsazar, Hananya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh dan Azarya dinamainya Abednego.

  • Hananya: Tuhan memberi segalanya kepadaku (Bergantung pada Tuhan)
    Sadrakh: Teman baik raja (Bergantung pada Raja).
  • Misael: Siapa yg seperti Tuhan? (Kekaguman kepada Tuhan).
    Mesakh: anak domba yang cantik (Kekaguman pada diri sendiri).
  • Azarya: Yang ditolong Tuhan (Hamba dari Tuhan),
    Abednego: Hamba dari Nego (salah satu dewa Babel)

Pemberian nama bertujuan agar mereka melupakan ke-israel-annya. Mereka diberi nama yang sangat bertentangan dengan keyakinan mereka. Tapi mereka tidak terpengaruh oleh nama-nama itu.

Sebenarnya dunia ini juga berusaha menempelkan capnya kepada kita. Ada banyak nilai-nilai dunia, musik dunia, tontonan sinetron, buku, novel, film, yang menanamkan sesuatu yang membuat kita melupakan ke-israel-an kita. Sayangnya, banyak dari kita mengadopsi cara hidup/cara pandang orang dunia dalam menjalani hidup ini. Alasannya agar bisa beradaptasi, gak fanatik, toleransi, dll. Tapi akibatnya kita menjalani hidup yang tercemar.

Demikian juga cara pandang kita. Kadang kita dipengaruhi oleh omongan orang, berita-berita dunia, atau analisis manusia. Namun sebagai orang percaya, kita harus memiliki keyakinan yang benar. Raja berusaha mempengaruhi Sadrakh, Mesakh, Abednego, namun mereka tetap tidak tercemar. Terbukti dengan mereka tetap menyembah Allah Israel.

2. Mereka punya iman yang tidak bersyarat.

16 Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. 17 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; 18 tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."

Ayat diatas kalau disingkat akan berbunyi kira-kira demikian, "Mau hidup kek, mau mati kek, aku tetap memuja Allahku." Sebuah kesetiaan yang tanpa syarat. Banyak orang memberi syarat kepada Tuhan. Tuhan aku mau ke gereja asal aku diperkaya. Asal aku sembuh. Asal aku gak dapet masalah. Sadrakh, Mesakh, dan Abednego adalah orang yang ikut Tuhan tanpa syarat.

3. Mereka menunjukkan kehadiran Tuhan melalui hidup mereka.

26 Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang bernyala-nyala itu; berkatalah ia: "Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba Allah yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah ke mari!" Lalu keluarlah Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari api itu.

Mereka menerima nama yang diberikan tanpa menjadi tercemar. Namun sekaligus mereka menunjukkan ke semua orang bahwa Allah mereka adalah Allah yang benar. Mereka hidup dengan benar, mereka mendemonstrasikan kuasa Allah dalam hidup mereka.

Dan EFEK YANG DAHSYAT DARI ke 3 hal tadi :

A. TUHAN melindungi mereka dari perapian.

B. Iman dan tindakan mereka mengubah raja!!

  1. Raja memuji Allah mereka.
    28 Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka.
  2. Raja mengubah undang-undangnya. Semua orang harus menyembah Allah Israel.
    29 Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa manapun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu."

C. Mereka mengalami kelimpahan.

30 Lalu raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego di wilayah Babel.

Sering kita mau ujungnya aja. Kelimpahan. Kemewahan. Tapi bisakah kita melakukan hal-hal seperti mereka? Mereka :

  1. Hidup benar di mata Tuhan
  2. Punya iman yang tidak bersyarat kepada Tuhan
  3. Memberitakan Tuhan melalui hidup

Jumat, Mei 22, 2009

Just Do It!

Ada saat dimana kita benar-benar membutuhkan mujizat, lebih dari waktu-waktu lain. Ada saat-saat, dimana HARUS terjadi mujizat. Kalau tidak celakalah kita. Daud pernah mengalami saat kritis dalam hidupnya. Ia tuangkan dalam kalimat-kalimat dramatis.

Mazmur 69:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Bunga bakung. Dari Daud. 2 Selamatkanlah aku, ya Allah, sebab air telah naik sampai ke leherku! 3 Aku tenggelam ke dalam rawa yang dalam, tidak ada tempat bertumpu; aku telah terperosok ke air yang dalam, gelombang pasang menghanyutkan aku.

Daud merasa, mau tidak mau harus ada mujizat. Air sudah sampai di leher. Kalau tidak ada mujizat, tenggelam. Harus ada terobosan yang terjadi. Saya berkali-kali mengalami hal ini. Dan peristiwa-peristiwa yang terjadi membuat saya menjadi semakin percaya dan menggantungkan diri kepada Allah. Namun ada syarat utama yang harus dilakukan.

Dalam peristiwa perkawinan di Kana, si penyelenggara pesta panik. Dia mengundang orang banyak, tapi kehabisan anggur. Bagi seorang penyelenggara pesta itu adalah aib. Bukan masalah hidup-mati sih... tapi masalah harga diri. Sebenarnya gak penting-penting amat. Kalau jaman sekarang bisa saja dia memberi alasan, "Wah, banyak orang yang gak diundang tapi ikut makan dan minum. Jadi kehabisan."

Tapi toh, dia membutuhkan pertolongan. Kemungkinan besar ini adalah perkawinan dari saudara Maria ibu Yesus. Terbukti dari keterlibatan Maria dalam peristiwa ini. Dia memiliki akses ke pelayan-pelayan, dan dia tahu bahwa mereka kehabisan anggur. Dan Maria pun melaporkan kepada Yesus. "Mereka kehabisan anggur." Dan walaupun Yesus tampak tak acuh, tapi Dia membuat mujizat juga.

Yang menarik, ada sebuah kunci yang ditunjukkan oleh Maria sebagai jalan untuk mengalami mujizat. "Whatever He says to you, do it!" ... APAPUN yang dikatakan kepadamu, BUATLAH ITU!...

Yoh 2:5 Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"

Ini kuncinya. Selama kita masih menimbang-nimbang perkataan Yesus, Firman Tuhan, isi Alkitab, mujizat akan sulit terjadi. Selama kita masih berlambat-lambat melakukannya, tidak akan terjadi apa-apa. Harus cepat! Harus dilakukan! Apapun yang YESUS katakan!

Suatu kali pernah, rasanya Tuhan berbicara dalam batin saya, "Sampaikan pesan ini ke orang itu!". Dan saya taat, saya berikan pesan itu kepadanya. Ternyata benar. Cocok sekali dengan yang dirasakan orang itu. Dia bersyukur dan berterima kasih,karena dia merasa dikuatkan dalam menjalani harinya. Secara manusia, saya tampak "sakti". Bisa tahu apa yang dia alami. Itulah mujizat. Tugas selanjutnya menyadarkan orang itu bahwa itu dari Tuhan. Dan akhirnya Tuhan yang harus dimuliakan.

Mujizat bisa terjadi karena ketaatan. Sekali lagi.... APAPUN yang dikatakan kepadamu, BUATLAH ITU!... Seperti semboyan dari perusahaan besar NIKE. Just do it!

Rabu, Mei 20, 2009

Diamlah

Beberapa hari terakhir ini saya agak gelisah. Ada beberapa masalah besar di kantor yang belum bisa terselesaikan. Masih ditambah akhir-akhir ini saya merasa sakit di bagian kepala dan perut, di lambung. Datangnya bisa bervariasi. Kalau perut lagi sakit, kepala tidak. Kalau kepala lagi sakit, perut tidak. Payahnya pernah juga kedua penyakit ini datang bersamaan. Wuiih... sakitnya.

Saya jadi bertanya kepada Tuhan. Kok gini Tuhan? Saya berusaha menyelesaikan. Juga berdoa dan tak henti-hentinya berseru kepada Tuhan. Tuhan, rasanya saya sudah bekerja untukMu, melayani, dan berusaha terus untuk hidup berkenan di hadapanMu. Tapi kok hidup ini makin sulit ya Tuhan? ...

Saya lihat-lihat di Alkitab. Siapa ya, yang pernah mengalami hal seperti ini? Pilihan saya jatuh ke tokoh Ayub. Ia orang benar yang mendapat musibah yang sangat besar. Anaknya mati semua. Hartanya habis semua. Bahkan dirinya digerogoti penyakit. Istrinya memberi kata-kata negatif (saya beruntung istri saya selalu menguatkan saya). Teman-temannya mencemooh. Dan pada akhirnya dia sendiri mulai mau menyerah.

Tapi Tuhan itu baik, tepat di saat Ayub mau menyerah. Tuhan menjawab. Tuhan tahu batas kekuatan Ayub. Dia tahu batas kekuatan Anda dan saya. Dia tidak akan membiarkan kita jatuh tergeletak. Dan Ia akan memberikan jalan keluar.

1Kor 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Perhatikan apa yang dikatakan Tuhan kepada Ayub. Ada 3 ayat yang berkata senada. Kata itu adalah "DIAMLAH".

Ayub 33:31 Perhatikanlah, hai Ayub, dengarkanlah aku, diamlah, akulah yang berbicara.

Ayub 33:33 Jikalau tidak, hendaklah engkau mendengarkan aku; diamlah, aku hendak mengajarkan hikmat kepadamu."

Ayub 37:14 Berilah telinga kepada semuanya itu, hai Ayub, diamlah, dan perhatikanlah keajaiban-keajaiban Allah.

Ada perintah untuk berdiam diri. Perintah untuk DIAM. Diikuti dengan perintah untuk mendengarkan Tuhan berbicara, mendengar Tuhan mengajar, dan memperhatikan keajaiban karya Allah.

Hmm... ayat-ayat di atas sungguh menenangkan saya. Saya sadari betapa sering saya bertindak macam-macam, grusa-grusu, lari kesana kemari, mencari solusi. Betapa sering pula saya berdoa, berteriak-teriak kepada Tuhan, berseru, dan tidak memberikan waktu kepada Tuhan untuk berbicara. Betapa sering saya TIDAK BISA DIAM. Dan ini menghalangi Tuhan untuk bekerja.

Hari ini saya mau diam. Saya mau membiarkan Tuhan berbicara. Saya mau diam dan Tuhan mengajarkan hikmat. Saya mau diam dan memperhatikan keajaiban Allah. And everything will be okay... Silent mode on

Selasa, Mei 19, 2009

The Fall of The Great Wall

The Great Wall of China dibangun lebih dari 2200 tahun lalu, oleh Qin Shi Huangdi, Kaisar pertama Cina pada tahun 221 SM - 206 SM. Panjangnya 5000 km. The Great Wall adalah konstruksi bangunan terbesar yang pernah dibangun di muka bumi ini. Melintasi pegunungan, gurun pasir, sampai ke tepi pantai di Cina. Terbuat seluruhnya dari batu. Ketebalannya bervariasi antara 4,5 - 9 meter, tingginya lebih dari 7,5 meter. Pada jaman Dinasti Ming (1368-1644), the Great Wall diperluas sampai 6,400 km. Direnovasi secara kontinyu selama 200 tahun, dan ditambah dengan menara pengintai beserta meriam.

Selama hampir 1800 tahun, bangsa-bangsa berusaha menerobos masuk ke Cina. Tidak ada yang berhasil menembus kehebatan tembok ini. Tombak, panah, meriam, sampai serbuan berbagai bangsa selama bertahun-tahun tidak bisa menembusnya. Bangsa Cina tetap aman berada dalam perlindungan tembok besar ini.

Akhirnya rekor itu pecah pada tahun 1644. Bangsa Manchuria yang dipimpin oleh Dorgon, berhasil menembus masuk ke wilayah Cina. Bagaimana caranya? Apakah dia menemukan bom hebat yang bisa menghancurkan tembok itu? Apakah dia memakai teknik Yosua yang mengelilingi tembok Yerikho? Wah... bisa bertahun-tahun mengelilingi tembok besar Cina. Apakah mereka terus menerus memukuli tembok sehingga sedikit demi sedikit hancur? Tidak!

Ada seorang jenderal Cina bernama Wu Sangui. Ia benci kepada Kaisar dari dinasti Ming yang saat itu memerintah. Ia berniat memberontak dengan mencari sekutu dari Li Zicheng, pemimpin gerilyawan pemberontak. Namun, tiba-tiba salah seorang selir dari Wu Sangui diculik oleh Li. Maka marahlah ia. Ia berpaling kepada Dorgon, dan bersekutu dengan Manchu.

Pada waktu yang telah disepakati, ia membantai penjaga pintu di Shan Hai Pass, dan membiarkan pasukan Manchu masuk ke wilayah Cina. Menurut legenda butuh 3 hari untuk seluruh pasukan Manchu yang luar biasa banyaknya masuk menyerbu lewat pintu itu. Maka jatuhlah kekaisaran Cina. Dinasti Ming takluk di tangan Manchu.

Tembok besar tetap kokoh berdiri. Namun musuh bisa menerobos. Bukan dengan menghancurkan temboknya. Cukup dengan bantuan seorang penghianat yang membuka pintu dari dalam. Wu Sangui, seorang yang membuka pintu, telah membuat kejatuhan dari seluruh kekaisaran Cina.

Mazmur 91:4 Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.

Hidup kita ini, orang-orang percaya, ibarat sebuah rumah. Punya perlindungan. Ada tembok yang mengelilingi kita. Mazmur 91 menceritakan bahwa Tuhan itu tempat kita berlindung. Kita tidak usah takut apapun, karena ia menudungi kita seperti pagar tembok.

Namun mengapa musuh sering bisa masuk ke dalam diri kita? Mengobrak-abrik hidup kita, menjarah berkat-berkat Allah dengan sakit penyakit, kerugian, kemiskinan, kantong yang bolong? Temboknya sudah kuat. Tak tertembus. Masalahnya ada di pintu gerbang kita. Mungkin kita sendiri yang membukakannya bagi iblis. Mungkin kita sendiri yang keluar dari area perlindungan Allah.

Waktu Yosua mengirim 2 pengintai untuk merebut Yerikho, didapati Rahab, perempuan yang menolong mereka. Dan oleh kedua pengintai ini dijanjikan, bahwa ia dan seisi rumahnya akan selamat. Syaratnya, memasang tanda kain merah di jendelanya, sebagai tanda bahwa rumah ini tidak boleh diserang. Dan syarat yang kedua, Rahab dan orang seisi rumahnya tidak boleh keluar rumah.

Yos 2:19 Setiap orang yang keluar nanti dari pintu rumahmu, harus sendiri menanggung akibatnya, kalau darahnya tertumpah, dan kami tidak bersalah; tetapi siapapun juga yang ada di dalam rumahmu, jika ada orang yang menciderainya, kamilah yang menanggung akibat pertumpahan darahnya.

Begitu juga pada saat tulah ke 10 dilakukan pada bangsa Mesir. Tuhan memerintahkan seluruh rumah orang Israel, dilumuri darah anak domba di pintunya. Sebagai tanda buat malaikat maut tidak menyentuh rumah itu. Namun syaratnya, jangan buka pintu dan keluar. Siapa yang melakukan itu akan ikut terkena tulah.

Kel 12:22 Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorangpun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi.

Bagaimana dengan pintu kita? Jangan buka pintumu kepada Iblis. Tapi buka pintumu kepada Tuhan. Tembok kita cukup untuk menahan semua serangan Iblis. Darah Anak Domba sudah melindungi kita. Namun bila kita sendiri yang membuka pintu, hancurlah rumah kita.

Ulangan 20:11 Apabila kota itu menerima tawaran perdamaian itu dan dibukanya pintu gerbang bagimu, maka haruslah semua orang yang terdapat di situ melakukan pekerjaan rodi bagimu dan menjadi hamba kepadamu.

Membuka pintu adalah tanda penaklukan. Ketika kita membuka pintu maka kita menaklukkan diri. Bersedia menjadi hamba. Masalahnya kepada siapa kita membuka pintu? Kepada Tuhan atau Iblis? Jangan sembarangan membuka pintu.

Wahyu 3:20 Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

Senin, Mei 18, 2009

Fading

Luk 11:35 Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan.

Kalau kita lihat matahari tenggelam, maka sedikit demi sedikit terang itu menghilang. Ketika matahari makin masuk ke balik horison, makin gelap, namun tetap jelas. Makin lama, makin gelap, dan akhirnya benar-benar gelap.

Kondisi ini berbeda dengan ketika matahari terbit. Kalau kita ada di puncak gunung, sebelum matahari terbit, semua gelap. Dan pelahan matahari naik ke atas dari balik cakrawala. Namun masih gelap. Dan secara tiba-tiba ... byaak... seperti orang menyalakan lampu di dalam kamar. Terang itu seketika memenuhi langit. Kegelapan langsung hilang.

Artinya ketika kegelapan itu mau menguasai langit, dia bergerak pelahan, makin lama makin gelap. Namun ketika terang mau memunculkan sinarnya, ia bekerja dengan cepat, dan kegelapan langsung sirna.

Begitu pula dengan keadaan hidup kita. Lukas 11:35 membuka mata kita, bahwa terang yang ada pada kita bisa berubah menjadi kegelapan. Bisa fades away. Menghilang perlahan-lahan. Berubah menjadi gelap. Fading.

Itulah yang terjadi pada banyak orang yang tadinya hebat. Dulunya pengkotbah, pendeta, sekarang jualan vcd porno. Dulunya tokoh terpandang, sekarang masuk penjara, ketahuan korupsi. Waktu mahasiswa, semangat, idealisme tinggi, mau memajukan bangsa. Setelah jadi pejabat, korupsi dan mikirin diri sendiri. Mengapa? Karena mengalami fading. Terangnya memudar. Menjadi gelap.

Saya punya teman semasa muda (semoga dia membaca ini dan kembali kepada Tuhan). Dia dulu menginjili saya. Mengajak saya ke gereja. Melarang saya merokok. Mengawasi hidup saya. Dia bagi saya adalah tokoh yang menjadi 'pengawas'. Saya tidak bisa 'berbuat macam-macam' kalau bersama dia. Eh... beberapa bulan yang lalu, saya dengar berita tentang dia setelah lama tidak bertemu. Dia sudah pindah agama. Dia dapat pacar yang tidak seiman, melawan orang tuanya, dan nekat menikah dengan pacarnya. Wuiih.. orang yang dulu membuat saya bertobat, sekarang seperti itu. Terangnya memudar...

Terang bisa memudar karena kita salah memasukkan orang dalam hidup kita. Salah pergaulan. Salah memilih teman. Salah memilih tokoh idola. Mengurangi waktu bersama Tuhan. Menyibukkan diri dengan hal-hal duniawi. Menonton sinetron-sinetron yang tidak bermutu (dan menurut saya pribadi sinetron yang tayang sekarang ini semuanya tidak bermutu). Banyak lagi. Cirinya: kita menjadi penggerutu, orang yang selalu tidak puas. Jarang berdoa, jarang beribadah, sulit bersyukur, gampang marah, dan menjauhi Tuhan dan hamba-hambaNya.

1Korintus 15:33 Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.

Saya juga pernah mengalami kondisi fading. Rasanya malas ke gereja. Malas melayani. Di pekerjaan saja banyak pikiran, masih mikirin pelayanan lagi. Belum di keluarga, rumah tangga, banyak yang harus dibereskan. Begitu pikir saya. Toh.. di gereja sudah ada orang yang dibayar untuk melayani, untuk mengurus segalanya.

Tapi, ketika saya berdoa, saya ditegur oleh Tuhan. Mengurangi kualitas dan kuantitas pelayanan adalah salah satu indikator dari terjadinya fading. Terang yang memudar. Apalagi mundur dari pelayanan di gereja. Apalagi tidak berangkat ke gereja. Fading perlahan-lahan akan menghilangkan terang. Semakin lama semakin banyak terang yang hilang. Dan tahu-tahu, tanpa kita sadari, hidup kita berubah menjadi gelap. Cegahlah fading selagi kita masih menyadarinya.

Bagaimana hidup saudara? Dulu mungkin terang benderang. Melihat wajah saudara aja orang bisa tutup mata ...(hehe...). Seperti Musa ketika baru turun dari gunung Tuhan. Tapi sekarang bagaimana? Selidiki hati saudara. Masih adakah terang? Atau ada tapi sedang memudar? Minta Tuhan hati dan roh yang baru setiap waktu.

Yehezkiel 36:26 Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.

Menurut Anda, apalagi yang menyebabkan fading? ...

Sabtu, Mei 16, 2009

Katarsis

Yunus 2:7 Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.

Pernah nggak, menulis komentar di artikel ini, atau kirim email, atau menulis artikel? Dan sesuatu terjadi. Sudah panjang-panjang, tiba-tiba koneksi internet terputus atau listrik mati, atau apapun lah... sehingga komentar itu hilang begitu saja. Huuuhhh... sebel banget kan?

Terus apa tindakan reflek kita? Bisa teriak, bisa menggebrak meja, bisa telpon PLN, bisa marah-marah ke siapa aja yang kebetulan ada di sekitar kita, bisa membanting laptop (... haaahhh... gak mungkin lah ya...), olah raga, naik motor, pergi mancing, atau sekedar menghela napas dan memaki dalam hati.

Tindakan pelampiasan itu dinamakan Katarsis. Katharsis (berasal dari bahasa Yunani) pertama kali diungkapkan oleh filsuf Yunani, yang merujuk pada upaya "pembersihan" atau "penyucian" diri, pembaruan rohani dan pelepasan diri dari ketegangan.

Perasaan sumpek yang dipendam dapat meledak sewaktu-waktu. Maka diperlukan tindakan katarsis. Katarsis ini dapat bermacam-macam. Mulai dari sekedar bercerita, menulis diary, tertawa keras, memeluk seseorang, memukul atau meninju sesuatu, pergi meninggalkan lokasi, bahkan sampai melakukan tindak kekerasan tertentu.

Dengan melakukan katarsis, perasaan negatif dapat tersalurkan dan emosi dapat kembali stabil. Dengan demikian individu yang bersangkutan dapat berpikir lebih tenang dan kembali ke aktifitasnya. Jika katarsis tertunda berbagai macam hal yang lebih buruk terhadap diri kita, dapat terjadi.

Petrus pernah mengalami stres berat. Yesus disalib dan mati. Ia lupa ajaran Yesus bahwa itu memang harus terjadi, dan Yesus akan bangkit. Ia down. What next? Ia sudah meninggalkan semuanya, investasikan segalanya, untuk ikut Yesus. Dan yang diikuti sudah tidak ada. Apa katarsisnya? Petrus pergi menarik diri, pulang kampung, dan kembali ke kehidupan lamanya. Mencari ikan. Hmm... relaxing activity juga sebenarnya. Makanya Tuhan Yesus membiarkan mereka, karena tindakan ini memang perlu.

Yoh 21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.

Tapi katarsis yang salah hanya akan membawa persoalan berikutnya. Mereka tambah stress. Sudah stress, cari ikan, nggak dapat-dapat lagi..!!?? Huuuh .... tambah stress (grmblll&!%!*%$Q*&Q*!!!!). Untung Yesus itu baik. Ia menemui mereka, memberi mereka solusi, dan mengembalikan mereka ke jalurnya kembali.

Contoh lain Elia. Elia habis terkuras energinya. Dia baru saja mengalahkan ratusan nabi Baal dalam pertandingan hidup dan mati di gunung Karmel. Tapi datanglah ancaman dari ratu negeri itu. Dan Elia ketakutan, lari. Dan Tuhan pun membiarkannya. Karena tindakan pergi ini memang perlu. Dan ketika dirasa Tuhan sudah cukup waktu, Tuhan menemuinya dan memberikan apa yang dia perlukan. Apa tuh? Roti bakar dan air. Hahaha... God is so good. Dia kenal kesukaan kita lho...

1Raja 19:4 Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."

Dalam kedua contoh di atas, mereka melakukan katarsis dengan menarik diri sejenak. Dan Tuhan menemui mereka. Ketika Tuhan menemui mereka, Petrus dan Elia mendapat kekuatan baru. Mereka mendapatkan apa yang mereka perlukan. Petrus mendapat ikan, Elia mendapat makanan. Dan ada kuasa baru mengalir, sekaligus perintah untuk KEMBALI menghadapi persoalan mereka.

Jadi PERLU DIINGAT, katarsis hanya bersifat sementara. Ketika kita melakukan katarsis, kita HARUS KEMBALI untuk menghadapi persoalan. Katarsis yang benar tu, seperti apa? Sudah ada panduannya lho di Alkitab.

Mat 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Daud sering mengalami tekanan-tekanan berat. Dan dia punya kunci untuk mengatasinya. Ini katarsisnya Daud.

Mazmur 37:3 Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia,

Ia melakukan 4 hal:

  • Percaya kepada Tuhan
  • Melakukan yang baik
  • Diam di negeri
  • Berlaku setia

Coba renungkan sungguh-sungguh masalahmu, dan terapkan poin-poin Daud ini. Terapkan dalam menghadapi persoalan di kantormu, di sekolahmu, di gerejamu.... Cocok kan?

Jumat, Mei 15, 2009

Pengaruh Positif

Pernah dengar nama Romo Mangun? Pasti pernah. Romo Mangun (Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, Pr.) adalah seorang rohaniawan, budayawan, arsitek, penulis, aktivis dan pembela wong cilik. Dalam bidang arsitektur, beliau juga kerap dijuluki sebagai bapak arsitektur modern Indonesia.

Salah satu warisan dari karyanya adalah pemukiman di tepi kali code. Satu-satunya tempat hunian unik artistik yang terletak bukan di kawasan elit, akan tetapi di bantaran sebuah sungai kumuh yang membelah Jogja. Pada mulanya, tanah di bawah jembatan Gondolayu ini tidak bertuan. Gelandangan yang menempatinya. Sampai terbentuk kampung yang diberi nama kampung Girli Code (Pinggir Kali Code). Dulu, warga kampung Girli Code itu berprofesi mulai dari penjual koran, pengamen, atau penarik becak. Bahkan ada yang terpaksa menjadi perampok dan pelacur. Di bawah dekade 80-an kondisi masyarakat Kali Code sama sekali bukan daya tarik, bahkan dihindari.

Kondisi sosial itulah yang kemudian mengundang perhatian Romo Mangun. Sebagai arsitek jebolan Aachen, Jerman, secara suka rela dia membangun pemukiman pinggir kali agar layak untuk ditempati dan tidak mudah menjadi korban banjir. Dia pun rela tinggal disitu, membaur, dan membina masyarakat disitu melalui keteladanannya, tanpa berusaha mengubah agama mereka. Hasil dari karya Romo Mangun itu ternyata memukau publik. Dan entah bagaimana, komunitas itu pun berubah melalui pengaruh kehadiran Romo Mangun yang juga memiliki rumah di pemukiman itu.

Melanjutkan tulisan kemarin, saya ingin juga memberikan sebuah wawasan bahwa, 1 orang bisa membawa perubahan positif. One can make difference. Romo Mangun mampu mengubah kawasan yang dulu citranya kampung kriminal menjadi kawasan wisata. Dalam Alkitab ada banyak contoh.

Misalnya Daud. Dia suatu waktu, mendapatkan limpahan orang-orang kriminal. 400 orang jumlahnya. Dan dengan kepemimpinannya, dengan pengaruhnya, Daud bisa mengubah orang-orang ini menjadi tim inti dari pasukannya. Orang-orang buangan ini menemukan arti hidupnya. Dan mereka berjuang bersama Daud. Memandang Daud dengan penuh respect. Daud membawa pengaruh positif bagi mereka.

1Samuel 22:1 Lalu Daud pergi dari sana dan melarikan diri ke gua Adulam. Ketika saudara-saudaranya dan seluruh keluarganya mendengar hal itu, pergilah mereka ke sana mendapatkan dia. 2 Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang.

Ada lagi contoh, Yusuf. Dimanapun Yusuf berada, siapapun yang membukakan pintu rumah mereka bagi Yusuf, pasti akan 'kecipratan' hasil dari berkat yang didapat Yusuf. Salah satu contohnya saja adalah Potifar. Dengan adanya Yusuf, Potifar berhasil. Yusuf membawa pengaruh positif dalam usaha Potifar.

Kejadian 39:5 Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.

Masih ada lagi contoh, Paulus. Ketika kapalnya terancam oleh badai, seluruh penumpang nyaris menjadi korban. Namun karena keberadaan Paulus di kapal itu, seluruh kapal diselamatkan. Ini kebalikan dari cerita Yunus kemarin. Bila karena Yunus, seluruh penumpang terancam kematian, maka karena Paulus seluruh penumpang selamat.

Kisah Para Rasul 27:24 dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau.

Nah, jelas sekali ada 2 kategori manusia di muka bumi ini.

  • Orang-orang yang membawa pengaruh negatif, yang berbahaya bagi keselamatan komunitasnya.
  • Orang-orang yang membawa pengaruh positif, yang justru menjadi penyebab terjadinya keselamatan bagi komunitasnya.

Saatnya introspeksi lagi hari ini. Siapakah kita ini? Siapakah yang berada di sekitar kita? Apa pengaruh yang kita bawa buat orang lain? Bencana atau keselamatan? Apa yang orang nilai tentang kita, di kantor, di gereja, di rumah?

Seorang bijak pernah berkata, Hanya orang yang benar yang akan memiliki kuasa, dan hanya orang yang memiliki kuasa yang akan mempengaruhi lingkungannya. So.. JADILAH ORANG BENAR dulu .... baru bisa jadi pengaruh yang positif.

Kamis, Mei 14, 2009

Pengaruh Negatif

Selama 2008, penyebab kebakaran di Jakarta Pusat didominasi oleh korsleting listrik dan ledakan kompor gas. Berdasarkan data yang dirilis Suku Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Jakpus, sebanyak 73 kasus atau 69 persen kebakaran disebabkan hubungan singkat arus listrik dan 12 kasus disebabkan kompor gas konversi yang meledak (Koran Republika). Dan rata-rata kebakaran itu menyebar dan menyebabkan kerugian besar di komunitasnya.

Banyak contoh di Alkitab, tentang bagaimana seseorang itu mempengaruhi sebuah komunitas. Ketika sebuah pelanggaran dilakukan oleh seseorang, maka komunitasnyalah yang menanggung akibatnya.

Dalam kapal yang dinaiki oleh Yunus, seluruh kapal terancam keselamatannya. Orang yang tidak tahu apa-apa, hampir saja ikut menanggung akibat dari pelanggaran Yunus terhadap perintah Allah. Setelah Yunus 'dikeluarkan' dari kapal itu, selamatlah kapalnya.

Yunus 1:12 Sahutnya kepada mereka: "Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu."

Dalam kasus lain, Akhan bin Zerah juga melakukan pelanggaran. Ia mengambil barang-barang yang dikhususkan bagi Tuhan. Waktu bangsa Israel menghancurkan Yerikho, Yosua sudah memperingatkan tidak boleh ada emas, perak, tembaga, besi yang dijarah orang Israel. Itu semua dikhususkan bagi Tuhan. Tapi Akhan mengambilnya dan menyimpan di rumahnya. Maka dalam pertempuran selanjutnya di kota kecil Ai, Israel kalah besar. Dan ketika Yosua bertanya kepada Tuhan, Tuhan menjawab, "Kamu kalah, karena pelanggaran Akhan!" Begitu kira-kira.

Jos 22:20 Ketika Akhan bin Zerah berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan, bukankah segenap umat Israel kena murka? Bukan orang itu saja yang mati karena dosanya."

Setiap orang yang melanggar akan mempengaruhi komunitasnya. Ini jelas menjadi perhatian Tuhan. Maka, Tuhan memberikan sebuah peringatan keras. Jangan dekat-dekat dengan orang yang melakukan pelanggaran. Lenyapkan orang itu dari tengah-tengahmu. Dari kehidupanmu.

Lev 18:29 Karena setiap orang yang melakukan sesuatupun dari segala kekejian itu, orang itu harus dilenyapkan dari tengah-tengah bangsanya.

Renungan kita hari ini ada dua hal.

  • Apakah kita adalah orang yang sedang berada di sekitar orang yang suka melakukan pelanggaran? Jauhkan dirimu darinya. Keluarkan dia dari hidupmu. Keluarkan pengaruhnya dari keputusan-keputusanmu. Pelanggaran dia bisa membuat situasimu jadi buruk. Alkitab memberi contoh demikian.
  • Sebaliknya, bila Anda sadari bahwa Anda adalah orang yang suka atau sedang melanggar perintah Tuhan, melawan rencanaNya, menolak jalanNya, hati-hati! Disamping Anda sendiri sedang terancam bahaya, orang-orang di sekitar Anda juga akan mengalami ancaman.

Coba renungkan ini. Ini berlaku dalam bisnis, studi, rumah tangga, dan pelayanan kita. Are you the solution? or Are you the problem?

Rabu, Mei 13, 2009

Undangan

Joh 15:16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.

Minggu kemarin saya menerima undangan pernikahan dari keluarga. Dan waktu menerimanya, pikiran saya kembali melayang ke saat dimana saya masih kerja di percetakan.

Untuk bisa sebuah undangan itu sampai ke tangan kita, perlu proses yang panjang dan tidak sederhana. Dimulai dari pemilihan design. Dalam proses awal ini saja, dulu saya sering menjumpai pasangan yang pada awalnya mesra saat datang, bergandengan tangan, pulang dengan saling cemberut. Marah-marahan. Mengapa? Karena mereka baru temukan bahwa, selera mereka berbeda... hehe...

Setelah itu ada proses setting. Data-data dimasukkan ke dalam design. Pemasukan data ini sering juga menjadi celah dimana kesalahan itu masuk. Salah ketik, salah nama orang tua, salah nama mempelai, salah gelar, salah jam, dst. Ini tahap paling penting. Kesalahan di tahap ini menyebabkan semua proses selanjutnya tak berguna. Jadi koreksi berulang-ulang di tahap ini.

Setelah itu mulailah proses pencetakan. Buat filmnya, koreksi lagi, cetak 1, koreksi lagi, baru cetak masal. Masih ada proses pemotongan, pelipatan, memasukkan ke dalam amplop, dan pengiriman.

Ada satu proses yang mau saya tekankan dalam pembuatan undangan. Yaitu proses pencantuman nama orang yang akan diundang. Bila seseorang mau menikah, ia akan memikirkan siapa saja yang akan diundang. Ia akan memilih. Dari sekian banyak orang yang dia tahu, dia akan sortir. Orang tuanya pun demikian, calon pasangannya pun demikian. Maka ketika kita menerima sebuah undangan, sesungguhnya itu sebuah kehormatan karena KITA DIPILIH.

Maka sungguh sebuah tindakan yang tidak baik sebenarnya, bila kita diundang dan malas datang. Itu menyia-nyiakan 'anugerah'. Mengapa sih kita dijadikan undangan dalam sebuah pesta? Jelas untuk ikut menikmati kebahagiaan bersama yang mengundang. Dan sebenarnya itu adalah pengakuan bahwa kita adalah "sekelas" dengan yang mengundang.

Coba terapkan tulisan di atas ini dalam konteks hubungan kita dengan Tuhan. Tuhan itu yang memilih kita.

Gal 1:15 Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya,

Eph 1:4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.

Beruntung sekali kita, dipilih. Diundang dalam perjamuan bersama Tuhan. Dengan tujuan, supaya kita kudus dan tak bercacat. Kita dikuduskan. Kita dijadikan "sekelas" dengan Dia. Ada lagi tujuannya, kita harus berbuah. Dan kalau sudah berbuah, hadiahnya, apa yang kita minta dari Tuhan akan diberikan. Wuiiihhh... senangnya. Tinggal kitanya nih, mau dateng gak? Mau terima undanganNya nggak?